Kejang
dapat terjadi sebagai akibat dari adanya kontraksi otot yang berlebihan
yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dan di luar kendali.
Tingginya suhu tubuh pada anak merupakan salah satu penyebab terjadinya
kejang demam, istilahnya kejang deman (convalsio febrilis) atau
stuip/step.
Seringkali terjadi kejang pada bayi
dan membuat orang tua sangat khawatir. Apa sih sebenarnya yang
menyebabkan kejang pada bayi? Kejang demam atau kejang yang menyertai
demam umumnya terjadi karena sang bayi memang mengidap suatu penyakit.
Seperti misalnya pada bayi yang mengalami infeksi pada saluran cerna,
radang pada telinga, infeksi paru dan infeksi lainnya yang kemudian
menyebabkan bayi demam dan akhirnya kejang.
Jika
Ibu sang bayi mengidap penyakit diabetes mellitus, hal ini juga dapat
menjadi penyebab bayi kejang. Ibu yang mengidap penyakit gula ini
dapatmenyebabkan bayi mengalami kekurangan kadar gula darah. Bayi yang
lahir dengan berat badan lebih dari 4 kg beresiko terkena kejang hingga
hari ke 28 sejak dia dilahirkan. Kejang yang timbul akibat kedua hal
tersebut tidak di sertai demam.
Kejang
yang terjadi tanpa demam juga dapat terjadi karena adanya kelainan pada
otak. Beberapa penyakit yang mengakibatkan terganggunya fungsi otak
dapat membangkitkan kejang pada bayi. Misalnya tumor , radang dan
perdarahan pada otak sang bayi.
Kondisi
Ibu pada saat hamil juga dapat menyebabkan terjadinya kejang pada bayi,
contohnya jika Ibu ternyata terinfeksi salah satu visrus TORCH. Di
samping itu proses persalinan juga dapat mempengaruhi terjadinya kejang
pada bayi. Misalnya saat menjelang kelahiran bayi mengalami infeksi atau
cedera, kelahiran bayi yang sulit, bayi lahir kuning, hal ini membuat
asupan oksigen ke otak sang bayi terganggu/berkurang yang dapat
mengakibatkan kejang pada bayi. Begitu banyak hal yang dapat menyebabkan
terjadinya kejang pada bayi, yang paling sering di temui adalah karena
bayi mengalami peningkatan suhu tubuh yang tinggi.
Hal-hal yang dapat dilakukan pada saat bayi kejang Antara lain:
- Baringkan bayi pada tempat yang luas, hindari memeluk atau mengerubunginya agar sang bayi dapat menghirup oksigen semaksimal mungkin.
- Miringkan tubuh sang bayi agar air liur dapat keluar dengan lancar.
- Masukkan sendok yang sudah di lapisi kain lembut agar lidah dan gusi sang bayi tidak tergigit atau giginya patah akibat gigitan yang sangat keras. Dengan begini kita juga tahu apakah sang bayi masih kejang atau tidak.
- Setelah bayi tenang, segera bawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Hal
penting yang harus diingat orang tua adalah, saat bayi anda kejang
janganlah panik, berusaha agar tetap tenang sehingga Anda dapat berpikir
dengan jernih dan mengetahui apa yang harus Anda lakukan.
Semoga informasi ini bermanfaat dan semoga semua sehat.
Comments
Post a Comment