Menjalani peran baru tidaklah mudah. Ada saja hal-hal yang semestinya
tak dilakukan tapi terjadi. Menjadi orang tua amat membahagiakan
sekaligus membuat Anda gugup. Dibalik rasa bahagia, berputaran
pertanyaan-pertanyaan seperti, “Bagaimana saya menjalani peran baru ini?
Apa yang harus saya lakukan dalam merawat si kecil?”.
Sebagai ibu baru, Anda tentu ingin melakukan yang terbaik buat si
buah hati. Namun, secara tak sadar, Anda kerap melakukan hal-hal yang
mestinya bisa Anda hindari. Berikut inisembilan hal yang biasa dilakukan
ibu baru. Jangan tiru, hindarilah!
1. Terlalu mendengar nasihat orang lain
Dalam minggu-minggu pertama sebagai ibu baru, Anda merasa gugup. Anda
memerlukan betul masukan dari orang-orang di sekitar yang Anda kenal
baik. Orang-orang di sekitar Anda pun cenderung memberi nasihat kepada
orang tua baru seperti Anda. Ibu mertua, wah ini dia, mungkin menasihati
agar Anda sebaiknya tidur dengan bayi Anda. Sebaliknya, kakak kandung
Anda melarangnya. Anda pun bingung dibuatnya.
Alvin Rosenfels , M.D ., psikiater anak dan penulis buku
Hyper-Parenting mengatakan, “Jika mengikuti setiap nasihat orang lain,
Anda menghilangkan semua daya kreativitas Anda.” Ingatlah, intuisi
sebagai orang tua adalah petunjuk terbaik bagi langkah yang akan Anda
ambil.
2. Mengharap pasangan mengerti kelelahan Anda
Setelah hari yang panjang dalam merawat anak (menyusui, menggendong,
mengganti popok dan sebagainya), Anda merasa semestinya pasangan
mengerti kelelahan Anda. Anda tampaknya perlu sepakat dengan pasangan
untuk berbagi tugas dalam mengurus si kecil. Jangan pula lupa
menyempatkan pergi berdua untuk lebih mendekatkan hubungan Anda dan
pasangan.
3. Berkorban tiada batas
Menyediakan waktu untuk diri sendiri perlu bagi ketenangan jiwa.
Memang, Anda wajib merawat si kecil yang masih amat tergantung pada
Anda. Tapi bukan berarti Anda tak boleh melakukan hal lain yang
menyenangkan. Misalnya, menelepon teman lama atau keluar rumah untuk
berbelanja atau berolahraga.
Elizabeth Silk , psikoterapis asal New York, Amerika Serikat, berkata
“Jika jiwa gembira, Anda akan menjadi orang tua yang lebih baik.”
Walaupun Anda merasa nyaris tak ada waktu untuk diri sendiri, curilah
waktu barang satu-dua jam untuk melakukan hobi yang Anda senangi.
Mendengarkan musik, misalnya.
4. Tidak percaya pasangan dapat merawat anak
Melihat suami memandikan si kecil, mungkin terbersit rasa khawatir,
“Bisa enggak sih dia mandiin Dino?” Anda merasa lebih punya hak dan
lebih terampil dalam mengasuh anak. Daripada memberi kritik, memberi
perintah atau mendekat setiap kali suami merawat anak, lebih baik
biarkan pasangan melakukannya sendiri. Mengasuh si kecil berdua tentu
lebih menguntungkan daripada sendiri.
5. Cepat cemas
Wajar saja jika si kecil kadangkala tertular penyakit ringan seperti
batuk, diare, dan demam. Hal ini tak perlu membuat Anda cemas
berlebihan, seakan ia terserang penyakit yang tak dapat disembuhkan.
Sebaiknya, sadari bahwa orang tua tidak dapat mengontrol semua kehidupan
anak. Ia sakit bukan berarti Anda lalai mengurusnya. Yang penting
dilakukan, belajarlah dari setiap kondisi yang Anda hadapi, jangan
panik, santai saja.
6. Membandingkan anak Anda dengan anak lain
Ingatlah bahwa setiap anak berbeda. Sebaiknya jangan pernah
membanding-bandingkan kecerdasan atau pertumbuhan anak Anda dengan anak
orang lain. Masing-masing bayi berkembang sesuai kematangannya.
Sepanjang pertumbuhannya masih berada di skala normal (yang bisa dilihat
di Kartu Menuju Sehat), Anda tak perlu cemas.
7. Tidak tidur siang
Mungkin Anda sering mendengar nasihat ini: tidur siang saat si kecil
juga tidur. Ini benar! James Maas, Ph.D , penulis Power Sleep ,
menyebutkan bahwa orang tua baru kehilangan waktu tidurnya sebanyak 400 –
750 jam dalam 1 tahun pertama usia anaknya. Istirahat yang cukup
membuat jiwa dan pikiran lebih tenang. Ini pun dapat membuat Anda lebih
santai mengasuh si kecil.
8. Membuang uang untuk keperluan anak
Melihat lucunya si kecil, rasanya Anda ingin mendandaninya setiap
waktu. Tak sadar, Anda menghabiskan uang untuk membeli keperluan anak
seperti baju, sepatu, dan topi. Jika ingin belanja keperluan bayi, lebih
baik Anda bertanya pada orang tua lain yang lebih berpengalaman. Mereka
bisa memberitahu, misalnya, jangan terlalu banyak membeli baju karena
badan si kecil toh bertumbuh terus.
9. Kehilangan waktu berharga
Di tahap awal kelahiran anak, Anda mungkin berpikir, “Saya tak
mungkin melupakan saat-saat membahagiakan ini.” Ternyata, begitu
disibukkan oleh segala urusan perawatan si kecil, Anda seperti lupa
waktu. Hari-hari berlalu begitu cepatnya. Tiba-tiba anak sudah mau masuk
sekolah. Anda menyesal, mengapa tak menyimpan memorabilia? Karena
itulah, Anda harus membuat jurnal perkembangan si kecil. Atau juga
menyimpan foto-fotonya dalam album, menyimpan potongan rambutnya, dan
sebagainya. Dengan begitu, kenangan mengenai perkembangan dan
pertumbuhan si kecil dapat Anda buka kembali suatu hari kelak dengan
penuh kebahagiaan.