Imunisasi BCG atau
Bacillus Calmette Guerin sampai saat ini masih merupakan satu-satunya
cara untuk pencegahan penyakit TBC (Tuberculosis).Vaksin BCG itu sendiri
merupakan kuman TB hidup yang sudah dilemahkan dan diharapkan ini dapat
menciptakan antibodi pada tubuh bayi untuk melawan penyakit TBC.
Penyuntikan BCG ini dilakukan saat bayi berumur 1-3 bulan, akan
tetapi bisa lebih cepat diberikan jika kondisi lingkungannnya beresiko
untuk penularan penyakit TBC.
Suntik BCG
yang dianjurkan oleh WHO diberikan di lengan kanan atas dan bukan di
bagian paha, karena di bagian paha banyak terdapat lemak dan ini
menyulitkan untuk ditembus oleh vaksin itu sendiri. Akan tetapi masih
banyak juga yang memberikannya di paha karena alasan estetika.
Sebenarnya bekas parutan (benjolan ) yang ditimbulkan setelah
imunisasi BCG itu tidak perlu dirisaukan, karena akan hilang dengan
sendirinya seiring dengan bertambahnya usia.
Benjolan yang timbul di lengan kanan atas bayi setelah disuntik BCG
itu merupakan salah satu indikator keberhasilan dari imunisasinya.
Bisul ini awalnya berupa bentol besar yang kemudian berbentuk bisul
kecil yang mengeluarkan nanah. Bisul kecil yang bernanah ini tidak boleh
dipencet karena dikhawatirkan akan menimbulkan infeksi atau luka baru,
lebih baik dibiarkan saja pecah sendiri. Setelah itu akan muncul tanda
keberhasilan imunisasi yaitu berupa benjolan kecil atauseperti digigit
nyamuk.
Keberhasilan imunisasi BCG ini akan terlihat paling lambat 3 bulan atau paling cepat 1 bulan setelah imunisasi.
Jika tanda ini tidak muncul, ada beberapa kemungkinan penyebabnya,
- Tehnik penyuntikan yang salah
- Dosis vaksinnya terlalu sedikit
- Penyimpanan vaksin yang kurang baik sehingga kualitasnya tidak prima
- Daya tahan bayi yang menurun
- Kadar antibodi yang dihasilkan tubuh bayi kecil
Jika imunisasi ini tidak berhasil (tanda benjolan tidak muncul) tidak
perlu diulang pemberiannya, karena antibodi tubuh telah terbentuk
terhadap kuman TB hanya saja kadarnya rendah.