Dilihat dari kemampuan berbahasa, usia batita mencatat perkembangan yang
luar biasa. Suatu hasil penelitian yang dilansir dari
www.whattoexpect.com/toddler menyebutkan, di usia batita, dalam satu
hari anak bisa menghasilkan hingga 12 ribu kata. Dengan catatan,
kemampuan berbahasa pada setiap anak tentunya berbeda karena berbagai
macam faktor.
Kemampuan berbahasa batita sudah berkembang dari yang
tadinya sebatas private speech atau berbicara sendiri yang tak dipahami
menjadi sosial speech atau tuturan yang ditujukan kepada orang
lain.“Anak-anak biasanya mulai bertanya ‘mengapa’ sekitar usia 2 tahun,”
kata Dr. Iman Sharif, dokter dan profesor di The Children’s Hospital,
Montefiore, Bronx, New York seperti dikutip dari surat kabar New York
Times.
Pada usia ini, kata Sharif, kemampuan bahasa anak telah
berkembang dengan pesat dan mereka penuh dengan ide-ide untuk
mengekspresikan kata-kata yang telah mereka pelajari. Ditambah lagi,
“Anak-anak pada usia ini secara alami bersifat egosentris--dunia
benar-benar berputar di sekitar mereka- mereka menginginkan apa pun di
atas kendali mereka,” kata Sharif lagi.Batita mulai senang bertanya
karena kemampuan bernalar mereka tengah berkembang pesat. Banyak atau
tidaknya anak bertanya tergantung pada kemampuan anak dalam proses
penyerapan kata-kata dan penyimpanan dalam memorinya. Sebagian anak
dapat menyerap kata-kata dengan cepat (fastmapping).
Misalnya, orangtua
pernah mengucapkan kata “helikopter” sambil menunjukkan gambarnya
kepada anak. Saat itu juga, si kecil mengingat kata “helipkopter” dan
bentuknya yang khas. Umumnya, anak yang dapat menyerap kata-kata dengan
cepat memiliki kosakata yang lebih banyak. Hal ini juga memegaruhi
kemampuan anak untuk bertanya.Hal lain yang memengaruhi adalah berbagai
stimulasi yang didapat anak. Juga, ada atau tidak faktor gangguan yang
menjadi penghambat. Penentu berikutnya adalah modalitas belajar si anak.
Ada anak yang lebih banyak menggunakan kemampuan visualnya dalam
belajar. Ia lebih cepat dan lebih banyak menyerap informasi yang
tertangkap oleh indra visual (tipe visual), seperti gambar, foto, film,
atau kejadian yang berlangsung di hadapannya.
Modalitas belajar lainnya
adalah kecenderungan menyerap informasi lebih banyak melalui apa yang
didengar (tipe auditori). Anak dengan tipe belajar auditori cenderung
banyak bertanya karena ia menyukai penjelasan yang disampaikan secara
lisan. Modalitas belajar yang ketiga adalah kecenderungan belajar sambil
melakukan gerak seperti belajar sambil praktik atau belajar sambil
melakukan gerakan tertentu untuk mempertahankan konsentrasi.
No comments:
Post a Comment