Bayi hingga usia enam bulan tercukupi kebutuhan gizinya hanya dengan
menyusu ASI. Mulai enam bulan, meski ASI tetap diberikan hingga anak
berusia dua tahun, si kecil perlu mengenal makanan pendamping ASI
(MPASI). Secara bertahap, anak kemudian mulai mengonsumsi makanan pokok.
Lalu, bagaimana jika di atas usia dua tahun, anak masih menyusu ASI?
Tidak
ada salahnya memberikan ASI di atas usia dua tahun. Namun, akan lebih
baik jika anak mulai belajar mengonsumsi makanan pokok untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya.
Menyapih anak di atas usia dua tahun
kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Menurut Sugeng Eko
Irianto, MPS, PhD, ahli nutrisi dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO,
memberikan makanan pokok pada batita dapat menjadi salah satu metode
penyapihan.
"ASI setelah anak berusia di atas dua tahun mulai
berkurang. Pada waktu inilah makanan pokok anak semestinya mulai
dipenuhi. ASI setelah usia dua tahun sebagai pelengkap. Anak boleh saja
menyusu, namun makanan pokoknya harus cukup. Makanan pokok juga bisa
menjadi metode penyapihan bagi anak di atas usia dua tahun yang masih
menyusu," ungkapnya di Jakarta.
Sugeng
memaparkan, ASI yang semakin berkurang jumlahnya saat anak berusia di
atas dua tahun, juga mengurangi kandungan gizi. Karenanya anak
memerlukan makanan pokok untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Masalahnya,
orangtua kerap khawatir anak kurang nutrisinya karena makanan yang
dikonsumsi minim nilai gizi. Alhasil, orangtua mengandalkan susu atau
bahkan masih memberikan ASI kepada anak di atas dua tahun.
Kekhawatiran
akan minimnya kandungan gizi pada makanan, justru semakin bertambah
terkait faktor lingkungan seperti bahan makanan yang tercemar pestisida
misalnya. Berbagai kekhawatiran akan kualitas makanan ini, jika tak
segera disikapi dengan baik, dapat menyulitkan pemberian makanan pokok
pada anak.
Padahal, menurut Sugeng, yang terpenting bagi balita adalah terpenuhi kebutuhan nutrisinya dari makanan pokok yang diasupnya.
Melatih anak makan sejak enam bulan
Pemberian makanan pokok pada balita sebaiknya juga dilakukan bertahap. MPASI sejak usia anak enam bulan menjadi tahapan awalnya.
"Dulu,
MPASI diberikan pada anak usia empat bulan. Hasil penelitian kemudian
menunjukkan MPASI sebaiknya diberikan mulai enam bulan. Empat bulan
masih terlalu dini, bahkan anak bisa kekurangan gizi jika MPASI
diberikan sejak empat bulan karena pada masa ini ASI masih sumber
nutrisi yang sempurna," jelas Sugeng.
Memberikan MPASI pada usia
empat bulan terlalu dini karena sistem pencernaan bayi belum sempurna.
Jika tetap diberikan, risikonya bayi menderita diare dan konstipasi.
Pemberian MPASI pada bayi enam bulan juga sebaiknya dilakukan bertahap. Sesuaikan tahapan makan bayi dengan kemampuan cerna.
"Mulai
dengan makanan yang encer terlebih dahulu. Boleh juga mencampur buah
dengan ASI, atau membuat bubur susu dengan ASI sebagai campurannya,"
ungkapnya.
Saat mengenalkan makanan pada bayi enam bulan, Sugeng juga menyarankan orangtua memberikan variasi makanan.
"Jangan
monoton, semakin bervariasi jenis makanannya, anak semakin mengenal
berbagai jenis, rasa, tekstur makanan. Memori bayi sangat tinggi pada
masa ini. Jadi anak belajar mengenal berbagai jenis makanan pertamanya,"
tuturnya.
Dengan memberikan MPASI secara bervariasi, kebutuhan gizi bayi juga terpenuhi lebih baik.