Ads

Showing posts with label Penyakit Anak. Show all posts
Showing posts with label Penyakit Anak. Show all posts

Saturday, July 30, 2016

Penyebab diare pada bayi yang perlu Anda tau

Bayi yang baru lahir sering membuang kotoran bahkan hampir terjadi setiap setalah makan atau menyusui, kotoran bayi biasanya sangat lembut terutama jika bayi disusui ASI.  Selain itu, kotoran bayi Anda dapat berubah tergantung apa yang telah Anda makan, jika dia menyusui. Begitu bayi Anda mulai makan makanan padat, Anda akan menemukan bahwa feces bayi Anda agak berubah dan memadat, tetapi tergantung juga pada pola makannya.

Semua itu membuat sulit untuk menjelaskan dan mengetahui apakah bayi menderita diare. Intinya: Jika buang air besar bayi Anda berubah dalam janngka waktu yang agak lama, Anda tidak perlu khawatir. Tetapi jika bayi Anda fecesnya tiba-tiba berubah, Anda patut curiga apakah bayi Anda menderita diare atau tidak.
Sebagian besar kasus diare yang relatif ringan dan tidak menimbulkan ancaman kesehatan serius selama bayi Anda tidak mengalami dehidrasi. Tapi jika bayi Anda dehidrasi bisa sangat serius, bahkan bisa berakibat fatal pada bayi, jadi sangat penting memastikan bahwa bayi Anda mendapatkan cairan yang cukup.

Apakah Anda yang menyebabkan diare?
Ada sangat banyak kemungkinan. Diare pada bayi bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Mungkin juga dari parasit, antibiotik  atau dari sesuatu yang bayi makan. Berikut kemungkinan penyebab diare pada bayi yang bisa menjadi perhatian Anda dan bisa mencegahnya:

1. Diare pada bayi karena infeksi bakteri
Bakteri seperti salmonella, shigella, staphylococcus, campylobacter atau E. Coli  juga dapat menyebabkan diare pada bayi Anda. Jika bayi Anda mengalami infeksi bakteri  ia mungkin akan mengalami diare berat disertai dengan kram darah dalam tinja dan demam. Beberapa bayi mungkin muntah tetapi bisa juga tidak muntah.

Beberapa infeksi bakteri seperti itu dari E. coli dapat ditemukan di daging matang dan sumber makanan lainnya yang  bisa saja  menjadi sangat serius. Jadi jika bayi Anda memiliki gejala-gejala tersebut membawanya ke dokter adalah pilihan terbaik. Dokter akan memeriksanya dan mungkin mengevaluasi apakah tinja menunjukkan tanda dari infeksi bakteri.

2. Diare pada bayi dari infeksi virus
Beberapa virus seperti rotovirus, adenovirus, calicivirus, astrovirus dan influenza dapat menyebabkan diare serta muntah serta nyeri perut, demam, menggigil, dan sakit lainnya.

3. Diare pada bayi karena infeksi telinga
Dalam beberapa kasus, infeksi telinga yang mungkin di sebabkan karena bakteri atau virus dapat menjadi penyebab diare bayi. Jika hal ini terjadi, Anda juga dapat melihat bahwa bayi Anda rewel dan akan menarik-narik telinganya. Si kecil juga mungkin muntah dan memiliki nafsu makan yang buruk dan bayi Anda kemungkinan juga akan sangat kedinginan.

4. Diare pada bayi karena parasit
Infeksi parasit juga dapat menyebabkan diare. Giardiasis misalnya, disebabkan oleh parasit mikroskopis yang hidup dalam usus. Gejalnya sering buang angin, kembung, diare dan tinja berminyak. Jenis infeksi ini mudah menyebar dalam situasi di kelompok perawatan seperti penitipan bayi dan pengobatan bisa di lakukan dengan obat khusus sehingga bayi Anda seharunya di bawa ke dokter spesialis.

5. Diare pada bayi karena terlalu banyak minum jus
Terlalu banyak jus terutama jus buah yang mengandung kadar sorbitol dan tinggi fruktosa atau terlalu banyak minuman manis dapat mengganggu perut bayi dan menyebabkan si kecil sakit perut. Mengurangi jumlah asupan adalah bisa mengatasi masalah dalam seminggu atau lebih. Beberapa dokter merekomendasikan Anda tidak memberikan jus buah kepada bayi sebelum usia 6 bulan. Setelah enam bulan bisa di berikan dengan porsi yang tidak terlalu banyak.

6. Diare bayi karena antibiotik
Jika bayi Anda mengalami diare selama konsumsi atau setelah minum antibiotik, mungkin berhubungan dengan obat-obatan yang membunuh bakteri baik di usus. Berkonsultasikan dengan dokter tentang alternatif dan solusi tapi jangan berhenti memberinya obat dari dokter sampai diare bayi Anda sembuh.

7. Diare pada bayi karena alergi makanan
Perhatian: Hubungi dokter secepatnya jika bayi Anda mengalami kesulitan bernapas atau telah mengalami pembengkakan wajah atau bibir.
Protein susu adalah alergen makanan yang paling umum pada bayi. Bayi Anda tidak harus minum susu sapi sampai setelah satu tahun, formula yang dibuat dengan susu sapi atau makanan yang dibuat dengan produk susu setelah bayi makan makanan padat dapat menyebabkan reaksi pada perut, bisa juga terjadi alergi pada bayi Anda.

8. Diare pada bayi karena keracunan
Jika bayi Anda mengalami diare dan muntah-muntah dan Anda pikir dia mungkin telah menelan beberapa macam barang bukan makanan seperti obat, segera hubungi rumah sakit atau dokter secepatnya.

9. Diare pada bayi karena makanan
Tidak seperti lain, alergi makanan kadang-kadang disebut sensitivitas makanan adalah suatu reaksi abnormal yang tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh. Salah satu contoh dari sensitivitas makanan adalah intoleransi laktosa.

Intoleransi laktosa sangat tidak biasa pada bayi, tetapi jika bayi Anda adalah laktosa tidak toleran itu berarti tubuhnya tidak cukup menghasilkan laktase yaitu enzim yang diperlukan mencerna laktosa, gula dalam susu sapi dan produk susu lainnya. Ketika laktosa tercerna tetap dalam usus, dapat menyebabkan gejala seperti diare, kram perut, kembung dan gas perut. Gejala biasanya mulai dari setengah jam sampai dua jam setelah mengkonsumsi produk susu.

Bagaimana saya mengobati diare pada bayi saya?
  • Meskipun tidak akan menjadi masalah serius jika diobati dengan benar, diare pada bayi dapat menyebabkan bayi Anda di rujuk ke rumah sakit jika ia menjadi dehidrasi, sehingga perhatian pertama Anda harus memberinya cairan yang cukup. Jika bayi Anda tidak juga muntah, teruslah memberinya air susu ibu atau susu formula.
  • Jika bayi Anda tidak bisa meminum ASI atau susu formula kami sarankan segera hubungi dokter, yang sangat mungkin Dokter akan memberinya larutan elektrolit pediatrik.
  • Hindari minuman seperti soda manis termasuk jahe, minuman atletik seperti Gatorade, air gula dan jus buah murni. Semua itu mengandung gula dan kandungan air yang bisa menarik ke dalam usus dan membuat diare lebih buruk.
  • Dokter biasanya menyarankan  memberi makan makanan padat untuk bayi dengan diare yang sudah hampir sembuh. Dan tidak ada salahnya selama menyusui bayi Anda diet menghindari makanan seperti pisang, nasi, saus apel dan roti kering. Sedangkan karbohidrat kompleks seperti roti, sereal, daging tanpa lemak, yoghurt, buah-buahan dan sayuran adalah aman dikonsumsi.
  • Jika bayi Anda sementara tidak mau makan, jangan khawatir. Selama ia tetap terhidrasi nafsu makannya seharusnya akan kembali dalam satu atau dua hari.
Apakah saya tetap bisa memberikan bayi saya obat anti  diare dewasa ?
Tidak, jangan berikan bayi Anda obat kecuali yang diresepkan oleh Dokter. Obat dewasa bisa berbahaya bagi bayi dan anak-anak.
Kapan saya harus menghubungi dokter?
Hubungi dokter segera jika bayi Anda berusia 3 bulan atau lebih muda dan dia menderita diare. Jika dia lebih dari 3 bulan, hubungi dokter jika bayi menderita diare dan tampaknya tidak akan membaik setelah 24 jam.

Jika Mencret Pada Bayi

Mencret adalah salah satu penyakit yang sering dialami oleh banyak bayi dirumah, karena bayi masih sangat rentan untuk terkena dengan segala bentuk virus dari luar dan juga sitem kekebalan tubuh yang belum sempurna apalagi hal ini menjadi pendukung pertama bagaimana penyakit ini dapat dengan mudah menyerang si anak bayi.
Anda harus fokus terhadap kesehatan bayi anda terutama pada saat bayi anda terkena mencret, karena mencret adalah penyakit yang dapat juga berkembang menjadi penyakit diare yang sangat berbahaya bila tidak segera ditangani khusus oleh para ahlinya akan berdampak buruk. Untuk itu disini kita akan membahas penyebab dan factor mencret pada bayi untuk mencegah buah hati anda dari serangan penyakit satu ini.

Penyebab dan factor mencret pada bayi adalah sebagai berikut:

Hal yang sangat mudah dengan mengetahui penyakit itu dapat dialami oleh si buah hati yaitu anda harus memikirkan apa yang anda makan, setelah anda tahu apa yang menyebabkan sakit pada si buah hati anda. Anda harus lebih selective untuk memilih asupan bagi anak anda karena sari-sari makanan yang ada pada makanana akan di cerna oleh si buah hati anda.

Ketika sari-sari makanan itu tidak cocok maka otomatis bayi tersebut merasakan hal yang buruk dan mempengaruhi sistem pencernaan mereka dan akhirnya mereka terkena mencret.
Faktor selanjutnya adalah lingkungan. Lingkungan menjadi salah satu faktor yang sangat penting menyakut kesehatan si buah hati anda di rumah. Kenapa begitu? Karena faktor lingkunganlah yang menentukan seseorang tersebut dikatakan sehat atau tidak dan faktor lingkungan adalah salah satu penyebab utama mengapa mencret pada bayi.
Lingkungan yang kotor akan menimbulkan banyak sekali penyakit untuk berkembang seperti virus dan bakteri. Seperti contoh kondisi lingkungan rumah terutama kamar si buah hati haruslah terjamin kebersihannya. Begitu pula makanan yang akan di konsumsi haruslah higinis dan juga harus selalu menggunakan air bersih untuk membersihan segala benda yang menyangkut untuk si buah hati anda.



Sunday, January 10, 2016

Bayi Anda Alergi Susu Sapi?

Siapa saja bisa memilikialergi susu sapi, dimana alergi susu sapi ini merupakan kelainan yang umum dijumpai pada bayi. Dalam tubuh kita terdapat sistem kekebalan tubuh yang melindungi kita dari adanya bahaya infeksi dengan menyerang virus-virus dan bakteri yang dapat membuat kita jatuh sakit.
Sistem kekebalan tubuh (immune system) yang salah membedakan antara protein susu dengan virus dan bakteri menyebabkan bayi tidak dapat menerima rantai protein kompleks dan memicu adanya reaksi alergi yang menyebabkan bayi menjadi rewel, gelisah dan memicu timbulnya gejala alergi lainnya seperti ruam atau bercak pada kulit.

Kelainan Pada Alergi Susu Sapi

Umumnya hampir seluruh bayi yang memiliki alergi susu sapi juga memiliki alergi terhadap susu kambing dan domba, dan ada juga yang ternyata alergi terhadap susu kedelai. Para ahli mempercayai bahwa kelainan alergi susu sapi berkaitan dengan keturunan dan akan menghilang seiring bertambahnya usia. Dalam banyak kasus menunjukkan bahwa bayi yang menerima ASI ekslusif memiliki resiko alergi susu sapi lebih rendah dibandingkan dengan yang mengkonsumsisusu formula.
Gejala alergi susu sapi umumnya mulai muncul pada usia beberapa bulan pertama si bayi. Gejalanya dapat timbul langsung setelah mengkonsumsi susu sapi atau pun setelah beberapa hari. Gajalanya seperti diare di sertai darah, muntah, gelisah, gatal-gatal ataupun ruam merah pada kulit. Segera hubungi dokter anda apabila Anda mencurigai adanya gejala alergi susu sapi pada bayi Anda agar dapat dilakukan pemeriksaan.
Apabila bayi Anda memang alergi susu sapi, segeralah mengambil tindakan tepat untuk menghindari konsumsi makanan yang terbuat dari susu sapi, karena protein susu sapi dapat tersalurkan melalui ASI Anda. Jika bayi anda mengkonsumsi susu formula, sebaiknya anda beralih ke susu formula hipalergenik yang proteinnya telah diurai menjadi partikel-partikel sehingga tidak lagi menimbulkan alergi .


Gejala Flu Pada Anak-Anak

Flu merupakan penyakit yang ditularkan lewat virus yang mudah menyebar, dan rentan dialami anak-anak. Apa sajagejala flu pada anak?
Musim penghujan identik dengan musim penyakit. Terutama, penyakit menular, salah satunya flu. Penyakit yang ditularkan lewat virus ini mudah menyebar, dan rentan dialami oleh anak-anak.
Meski banyak orangtua memberikan suplemen agar tubuh si kecil kebal dari serangan flu, namun karena penyakit ini bermutasi, terkadang anak tetap saja bisa tertular, entah itu dari orangtua, teman disekitar rumah maupun dari teman sekolahnya.
Jika si kecil sudah terserang flu, biasanya virus ini bisa mengganggu aktivitas anak selama sepekan atau lebih. Agar flu tidak makin parah, sebaiknya orangtua mendeteksi gejala-gejala flu, sehingga bisa segera bertindak.

Apa saja gejala Flu tersebut?

Demam tinggi

Anda bisa menggunakan acetaminophen anak-anak atau ibuprofen untuk mengurangi demam, tetapi pastikan untuk memberikan dosis tepat, berdasarkan usia dan berat badan anak Anda.

Sakit kepala

Kemungkinan besar, anak akan merasakan sakit kepala jika dia sedang menderita flu. Ini akan disertai rasa nyeri di sekujur tubuhnya.

Sakit tenggorokan

Bila anak mengalami radang tenggorokan segera bawa ke dokter. Karena, jika flu disertai radang tenggorokan, umumnya anak perlu mengonsumsi antiobiotik agar penyakit tidak makin parah.

Batuk

Apakah anak mengalami batuk kering? Jika iya, segeralah diobati dengan obat batuk anak khusus batuk kering. Jika tak juga sembuh sebaiknya bawa ke dokter, karena jika kondisi ini berlangsung lama bisa menyebabkan masalah pernapasan yang cukup serius.

Tubuh lemas

Seiring dengan rasa nyeri otot, si kecil mungkin akan tampak lemah dan tidak berdaya. Anak yang sedang terkena flu mungkin tidak merespon saat Anda berbicara dengannya atau memeluknya. Dia hanya dapat melihat Anda dengan tatapan kosong. Perbanyak minum air putih, agar tubuhnya tidak dehidrasi.

Gangguan perut

Anak Anda mungkin mengalami muntah atau diare. Mungkin juga dia merasakan sedikit sakit perut. Jika hal ini terjadi, dia perlu mendapatkan cairan tambahan, kalau tidak, dia akan mengalami dehidrasi.


Cara Mengatasi Demam Pada Balita

Demam pada balitasering terjadi. Demam bukanlah sejenis penyakit, tapi demam adalah tanda sistem pertahanan tubuhnya sedang aktif bekerja. Tidak jarang tubuh balita terasa hangat dan jika diukur hanya naik 0,5 derajat dibandingkan suhu tubuh normal, 36 derajat Celsius. Jika balita panas lebih dari 37 derajat Celcius, maka balita dikatakan demam.
Penyebab umumnya adalah adanya infeksi, terutama infeksi virus. Bila tubuhnya mampu mengatasi infeksi tersebut, suhu tubuhnya akan kembali normal dengan sendirinya. Ibu tetap bisa tenang, apalagi jika saat demam pada balita mereda. anak relatif masih aktif atau mau main, dan tampak riang.

Bila temperatur tubuh balita semakin tinggi, segera lakukan ini:

  • Ukur suhu tubuhnya. Lakukan melalui ketiak, telinga atau anus. Jangan mengukur suhu tubuh balita sehabis mandi, karena suhu yang terukur lebih rendah dari sushu sebenarnya.
  • Bila demam pada balita tidak terlalu tinggi (kurang dari 37,5 derajat celcius), tidak perlu dikompres. Susui saja atau berikan minum sesering mungkin untuk mencegah terjadinya dehidarasi atau kekurangan cairan.
  • Bila demam pada balita tinggi (lebih dari 38 derajat Celsius) atau ia gelisah, hindari memberinya obat penurun panas sebelum Anda mengonsultasikannya dengan dokter. Buat ia nyaman dengan mengompresnya dengan air hangat di bagian ketiak dan lipatan pahanya.
  • Pakaikan baju yang tipis, hindari membedong atau membungkusnya dengan selimut. Usahakan agarbayiberada di ruangan yang nyaman, sirkulasi udaranya baik dan suhunya tidak pengap atau suhu ruang panas.

Segera ke dokter jika:

  • Suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius, untuk bayi di bawah 1 bulan suhu tubuhnya lebih dari 37,5 derajat celcius.Tidak mau menyusu atau sudah mengalami dehidrasi dengan gejala frekuensi buang air kecilnya berkurang dan berwarna pekat.
  • Rewel atau menangis terus menerus, tidak dapat ditenangkan.
  • Lemas, tidur terus menerus dan sulit dibangunkan.
  • Sesak napas.
  • Muntah atau diare terus menerus.


Tips Jitu Hindari Obesitas Pada Anak

Obesitas pada anakmerupakan salah satu kekhawatiran yang dirasakan oleh banyak orang tua saat ini. Menutur laporan dari US Centers for Disease Control and Prevention, seoranganakyang terserang obesitas cenderung rawan terkena resiko diabetes, penyakit jantung serta kanker.
Hal tersebut biasa menjangkiti anak-anak pada rekapan usia antara 6 hingga 11 tahun. Pada usia ini, biasanya anak-anak cenderung sedang dalam tahap hiperaktif dan sulit untuk di kontrol aktifitasnya, terutama berkaitan dengan pola makan, aktifits keseharian dan ritunitas olah raga. Namun, sebenarnya obesitas dapat dicegah sejak dini, dan itu tentu saja menuntut peranan serta  dukungan ekstra dari orang tua.

Berikut ini adalah beberapa tips jitu yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk menghindari terjadinya Obesitas Pada Anak

Perhatikanlah pola makan anak

Obesitas banyak menjangkiti sebagian besar  anak yang cenderung tidak terkontrol dengan baik pola makannya. Terutama jenis makanan yang banyak mengandung bahan pengawet, minuman yang bersoda, makanan cepat saji dan makanan sereal.  Jenis makanan tersebut biasanya menjadi menu favorit anak-anak. Maka dari itu, orang tua harus rutin mengawasi anak mengenai jenis makanan atau jajanan ringan yang di konsumsi. Kalau bisa, latihlah anak untuk menyukai buah-buahan dan sayur mayur sejak dini, hal ini akan sangat membantu dalam menyeimbangkan berat badan serta  baik untuk menunjang kesehatan dan  pertumbuhan.

Latihlah anak untuk membiasakan sejak dini gaya hidup yang seimbang

Mayoritas anak-anak, mereka sangat menyukai jenis kegiatan seperti bermain game, nonton video dan nonton tv. Padahal, kebiasaan tersebut merupakan faktor yang signifikan dalam meningkatkan kelebihan berat badan. Jadi, sebisa mungkin bagi orang tua untuk mengarahkan pada anak supaya tidak terlalu banyak menghabiskan waktu menekuni rutinitas  tersebut.

Latihlah anak untuk mencintai olah raga

Kebiasaan oleh raga yang teratur sejak dini bukan hanya baik untuk kesehatan anak, namun juga sangat penting dalam mengontrol keseimbangan hormon yang dapat menyeimbangkan antara pertumbuhan dan berat badan, sehingga terhindar dari obesitas.

Kenali jenis menu died yang sehat untuk anak

Orang tua harus mengetahui bahwa menu died sehat untuk anak-anak berbeda dengan menu died  untuk orang tua. Jika perlu, bertanyalah pada ahli kesehatan mengenai menu yang cocok dan tepat untuk anak sesuai dengan tingkat usia.

Biasakan mengajak anak untuk berkumpul bersama keluarga

Ajarkanlah pada anak untuk terbiasa berkumpul dengan keluarga, terutama saat makan malam. Dalam kondisi ini, biasanya seorang anak cenderung lebih tenang dan terbuka pada orang tuanya. Jadi, di sini orang tua memiliki kesempatan yang luas untuk memberikan arahan pada anak dengan cara yang santai dan menyenangkan.


Kenali Penyebab Bayi Kuning

Bayi kuning? pasti anda pernah mendengarnya atau bahkan pernah terjadi pada bayi Anda.
Kuning pada bayi baru lahir adalah munculnya warna kuning pada kulit dan jaringan tubuh bayi yang lainnya.
Umumnya kuning terjadi 2-4 hari setelah bayi lahir.

Ada beberapa penyebab bayi kuning antara lain:

  1. Pada awal kelahiran sel darah merah mulai diuraikan untuk kemudian diganti dengan sel darah merah yang baru. Hal ini akan mengakibatkan kadar bilirubin meningkat, namun akan menurun dalam dua minggu sampai sebulan kemudian.
  2. Bayi yang lahir lebih awal atau prematur.  Jika kuning padabayi prematurlebih dari 10 mg/dL, bayi harus segera mendapat penanganan untuk menghindari timbulnya komplikasi.
  3. Kuning juga dapat terjadi akibat masalah dalam pemberian ASI, misalnya produksi ASI yang kurang di awal kelahiran sehingga bayi hanya mendapat sedikit ASI.
  4. ASI juga dapat sebagaipenyebab bayi kuning(breastmilk jaundice). Jika terdapat kandungan hormon progesteron dalam ASI hal ini dapat  mengakibatkan terganggunya proses penguraian bilirubin.
  5. Adanya kandungan enzim liprotein lipase pada ASI juga dapat membuat kadar bilirubin meningkat. Jika ini terjadi, ASI tetap dapat di berikan, namun jika kenaikan bilirubin terjadi terlalu cepat, hentikan pemberian ASI untuk sementara waktu.
  6. Penyebab bayi kuning lainnya adalah perbedaan golongan darah ibu dan bayi.
Sekitar 60% kuning terjadi pada bayi sehat, Anda tidak perlu terlalu khawatir, namun demikian sebagai orangtua Anda harus tetap memantau kondisi bayi.
Jika kuning terjadi pada hari pertama kelahiran, makin lama kuning makin nyata, bayi menjadi lemah disertai demam, maka segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut.


Saturday, November 14, 2015

Demam Berdarah : Kok bisa sangat Berbahaya?

Demam berdarah merupakan salah satu penyakit infeksi tropis dengan angka kematian cukup tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dengue, bukan oleh nyamuk. Nyamuk aedes berperan sebagai media untuk memasukkan virus dengue dari tubuh orang sakit ke tubuh orang sehat (vektor).
Infeksi virus dengue mempunyai spektrum yang sangat luas, mulai dari tidak bergejala hingga menyebabkan perdarahan luas di berbagai organ tubuh. Infeksi virus dengue yang memberikan gejala klinis, tidak melulu bersifat fatal. Meskipun disebabkan oleh virus yang sama, infeksi dengue dapat berupa demam dengue yang akan sembuh sendiri (self limiting disease), atau berupa demam berdarah dengue (DBD). Hingga saat ini belum diketahui pasti faktor yang mempengaruhi perbedaan manifestasi klinis ini. Salah satu teori menyebutkan demam berdarah dengue terjadi pada orang yang terinfeksi virus dengue untuk kali kedua dan seterusnya, walaupun infeksi pertama tidak memberikan gejala sama sekali.

Penyakit DBD dibedakan atas 4 stadium, stadium 1-4. Pada DBD terjadi kebocoran cairan darah (plasma) ke rongga tubuh lain, seperti rongga selaput paru-paru, rongga perut, dan jaringan kulit longgar (plasma leakage). Darah yang kehilangan cairan ini akan menjadi kental sehingga menyulitkan pemompaan oleh jantung. Kekentalan darah ini dapat dinilai melalui pemeriksaan profil darah tepi berupa hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht) yang meningkat. Infeksi virus dengue yang berbahaya adalah yang bermanifestasi klinis sebagai DBD stadium 3 dan 4. Pada stadium ini terjadi kegagalan jantung memompakan darah untuk menyampaikan oksigen dengan jumlah yang cukup ke berbagai organ tubuh (kondisi ini dikenal sebagai ‘syok’). Apabila pertolongan berupa pemberian cairan infus sebagai pengganti cairan darah terlambat diberikan maka penderita dapat meninggal dalam waktu singkat. Selain itu, perdarahan spontan juga dapat terjadi di berbagai organ tubuh disebabkan jumlah trombosit yang terus berkurang.

Manifestasi klinis infeksi dengue yang khas berupa demam tinggi selama 3 hari, diikuti penurunan suhu pada hari ke 4-5, namun pada saat inilah terjadi kebocoran cairan plasma (plasma leakage). Hingga saat ini belum ditemukan pemeriksaan yang dapat membedakan demam dengue dengan DBD pada awal masa sakit. Karena itulah diperlukan pemeriksaan darah secara berkala terutama pada 5-6 hari pertama anak sakit, untuk menilai kadar Hb, Ht, selain trombosit. Keterlambatan mendiagnosis DBD dan memberikan resusitasi cairan pada saat kritislah yang menyebabkan angka kematian tinggi pada DBD.

Saturday, October 24, 2015

Sekilas tentang Cacar Air

Varicella atau yang biasa dikenal dengan cacar air atau Chickenpox merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Varicella-zoster virus. Penyakit cacar air umumnya tidak berbahaya jika terkena pada anak-anak, namun penyakit ini sangat menular dari anak yang satu ke anak lainnya. Cara penularan cacar air adalah melalui droplets dan kontak langsung dari lesi penderita. Anak tidak boleh sekolah, karena dapat menyebabkan penularan pada teman-teman di sekolahnya.

Penyakit cacar air hanya akan terkena 1x selama hidup anak, dan juga dapat menularkan pada orang dewasa. Namun penyakit ini bila mengenai orang dewasa gejalanya akan menjadi lebih hebat dan berbahaya.

Penyakit ini dimulai dengan munculnya vesikel pada kulit di daerah badan yang dapat disertai demam ringan atau pun tanpa demam. Munculnya vesikel ini kemudian akan menyebar di badan, muka, dan ekstremitas. Selanjutnya vesikel akan mongering dan setelah itu menghilang. Seringkali munculnya vesikel juga disertai dengan rasa gatal. Vesikel-vesikel muncul ini tidak seragam, sebagian baru muncul dan sebagian lagi sudah mengering.

Pengobatan cacar air adalah dengan obat minum asiklovir jika anak berusia diatas 2 tahun dan obat-obatan untuk mengurangi gejala yang muncul seperti obat demam boleh diberikan bila terdapat demam. Selain itu, anak harus dijaga kebersihannya. Anak harus tetap mandi 2x/hari dengan air bersih atau dapat ditambahkan dengan desinfeksi pada air mandinya. Sebisa mungkin dijaga agar anak tidak menggaruk vesikel-vesikel tersebut agar tidak meninggalkan bekas.

Saat ini vaksinasi untuk penyakit cacar air sudah tersedia. Vaksinasi varicella diberikan sebanyak 1x pada usia 12 bulan keatas. Pada sebagian anak vaksinasi ini berhasil mencegah anak sehingga tidak terinfeksi penyakit cacar air, dan pada sebagian anak lainnya anak tetap tertular namun gejalanya menjadi sangat ringan. Jika anak mengalami cacar air, maka keluarga yang belum pernah menderita cacar air jika berkontak selama kurang dari 72 jam dapat mendapatkan vaksinasi varicella untuk mencegah atau mengurangi gejala dan keparahan yang muncul.

Sunday, October 4, 2015

Tips Mencegah Sariawan Pada Bayi

Sariawan bukan hanya dialami orang dewasa saja, ternyata anak-anak juga bisa mengalaminya.. Menjaga kebersihan mulut dan gigi anak. Pasti menyedihkan melihat sang buah hati anda mengalami sariawan dan sulit makan bukan, bunda. Pada dasarnya sariawan pada bayi bisa terjadi karena beberapa faktor salah satunya adalah asupan makanan sang bayi sehingga muncul berbagai bakteri pemicu sariawan.

Nah, kali ini kami membagi bebrapa tips untuk mencegah sariawan pada bayi anda. seperti kata pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati. Jadi alangkah lebih baik mencegah sariawan pada bayi daripada menyaksikan buah hati anda mengalaminya sendiri bukan.

Pada dasarnya ada beberapa tips untuk mencegah sariawan pada bayi anda seperti yang dijabarkan dibawah ini.

1. Asupan makanan dan minuman yang sehat dan bergizi

Saat si Kecil sedang menderita sariawan, Ibu harus tetap memastikan bahwa si Kecil mendapatkan asupan cairan yang cukup karena pada umumnya anak anda akan mengalami penurunan nafsu makannya ketika sariawan mendera. Bila kebutuhan cairan si Kecil terpenuhi, ini akan menghindarkan si kecil dari risiko dehidrasi.
Ibu juga bisa memberikan si kecil minuman dan makanan yang mengandung tinggi vitamin B, C, dan zat besi untuk membantu mempercepat proses penyembuhan sariawan pada bayi anda , contoh makanan bergizi seperti, apel, jeruk, tomat, dan sayuran yang dapat diolah dalam bentuk jus, sehingga mudah untuk dikonsumsi dan tidak akan menyebabkan rasa sakit. Selain itu, vitamin B, C, dan zat besi pun bisa diperoleh dari susu.

2. Suapi si Kecil perlahan-lahan

Ketika si Kecil sariawan, sebaiknya Ibu tetap menyuapinya tapi dengan perlahan-lahan supaya buah hati anda tidak kekurangan nutrisi sekaligus sariawannya tidak tersentuh oleh sendok yang digunakan untuk makan. Ajarkan pada si Kecil untuk makan perlahan-lahan agar makanan yang di kunyah tidak mengenai mulutnya karena sariawan.

3. Gunakan gelas untuk minum si Kecil

Ketika anak sariawan, sebaiknya jangan menggunakan botol saat Ibu ingin memberikan minuman untuk si Kecil. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya kontak langsung dengan sariawan, karena hal ini bisa membuat dia semakin nyeri atau sakit terhadap makanan atau minuman yang ia makan. Kalau gejala sariawan tidak kunjung sembuh dalam beberapa hari atau bahkan minggu, maka sebaiknya Ibu berkonsultasi dengan dokter.


l

Bayi Anda Alergi Susu Sapi?

Add caption
Siapa saja bisa memiliki alergi susu sapi, dimana alergi susu sapi ini merupakan kelainan yang umum dijumpai pada bayi. Dalam tubuh kita terdapat sistem kekebalan tubuh yang melindungi kita dari adanya bahaya infeksi dengan menyerang virus-virus dan bakteri yang dapat membuat kita jatuh sakit.

Sistem kekebalan tubuh (immune system) yang salah membedakan antara protein susu dengan virus dan bakteri menyebabkan bayi tidak dapat menerima rantai protein kompleks dan memicu adanya reaksi alergi yang menyebabkan bayi menjadi rewel, gelisah dan memicu timbulnya gejala alergi lainnya seperti ruam atau bercak pada kulit.

Kelainan Pada Alergi Susu Sapi

Umumnya hampir seluruh bayi yang memiliki alergi susu sapi juga memiliki alergi terhadap susu kambing dan domba, dan ada juga yang ternyata alergi terhadap susu kedelai. Para ahli mempercayai bahwa kelainan alergi susu sapi berkaitan dengan keturunan dan akan menghilang seiring bertambahnya usia. Dalam banyak kasus menunjukkan bahwa bayi yang menerima ASI ekslusif memiliki resiko alergi susu sapi lebih rendah dibandingkan dengan yang mengkonsumsi susu formula.

Gejala alergi susu sapi umumnya mulai muncul pada usia beberapa bulan pertama si bayi. Gejalanya dapat timbul langsung setelah mengkonsumsi susu sapi atau pun setelah beberapa hari. Gajalanya seperti diare di sertai darah, muntah, gelisah, gatal-gatal ataupun ruam merah pada kulit. Segera hubungi dokter anda apabila Anda mencurigai adanya gejala alergi susu sapi pada bayi Anda agar dapat dilakukan pemeriksaan.

Apabila bayi Anda memang alergi susu sapi, segeralah mengambil tindakan tepat untuk menghindari konsumsi makanan yang terbuat dari susu sapi, karena protein susu sapi dapat tersalurkan melalui ASI Anda. Jika bayi anda mengkonsumsi susu formula, sebaiknya anda beralih ke susu formula hipalergenik yang proteinnya telah diurai menjadi partikel-partikel sehingga tidak lagi menimbulkan alergi .



Gejala Flu Pada Anak-Anak

Flu merupakan penyakit yang ditularkan lewat virus yang mudah menyebar, dan rentan dialami anak-anak. Apa saja gejala flu pada anak?
Musim penghujan identik dengan musim penyakit. Terutama, penyakit menular, salah satunya flu. Penyakit yang ditularkan lewat virus ini mudah menyebar, dan rentan dialami oleh anak-anak.
Meski banyak orangtua memberikan suplemen agar tubuh si kecil kebal dari serangan flu, namun karena penyakit ini bermutasi, terkadang anak tetap saja bisa tertular, entah itu dari orangtua, teman disekitar rumah maupun dari teman sekolahnya.

Jika si kecil sudah terserang flu, biasanya virus ini bisa mengganggu aktivitas anak selama sepekan atau lebih. Agar flu tidak makin parah, sebaiknya orangtua mendeteksi gejala-gejala flu, sehingga bisa segera bertindak.

Apa saja gejala Flu tersebut?

Demam tinggi

Anda bisa menggunakan acetaminophen anak-anak atau ibuprofen untuk mengurangi demam, tetapi pastikan untuk memberikan dosis tepat, berdasarkan usia dan berat badan anak Anda.

Sakit kepala

Kemungkinan besar, anak akan merasakan sakit kepala jika dia sedang menderita flu. Ini akan disertai rasa nyeri di sekujur tubuhnya.

Sakit tenggorokan

Bila anak mengalami radang tenggorokan segera bawa ke dokter. Karena, jika flu disertai radang tenggorokan, umumnya anak perlu mengonsumsi antiobiotik agar penyakit tidak makin parah.

Batuk

Apakah anak mengalami batuk kering? Jika iya, segeralah diobati dengan obat batuk anak khusus batuk kering. Jika tak juga sembuh sebaiknya bawa ke dokter, karena jika kondisi ini berlangsung lama bisa menyebabkan masalah pernapasan yang cukup serius.

Tubuh lemas

Seiring dengan rasa nyeri otot, si kecil mungkin akan tampak lemah dan tidak berdaya. Anak yang sedang terkena flu mungkin tidak merespon saat Anda berbicara dengannya atau memeluknya. Dia hanya dapat melihat Anda dengan tatapan kosong. Perbanyak minum air putih, agar tubuhnya tidak dehidrasi.

Gangguan perut

Anak Anda mungkin mengalami muntah atau diare. Mungkin juga dia merasakan sedikit sakit perut. Jika hal ini terjadi, dia perlu mendapatkan cairan tambahan, kalau tidak, dia akan mengalami dehidrasi.



Cara Mengatasi Demam Pada Balita

Demam pada balita sering terjadi. Demam bukanlah sejenis penyakit, tapi demam adalah tanda sistem pertahanan tubuhnya sedang aktif bekerja. Tidak jarang tubuh balita terasa hangat dan jika diukur hanya naik 0,5 derajat dibandingkan suhu tubuh normal, 36 derajat Celsius. Jika balita panas lebih dari 37 derajat Celcius, maka balita dikatakan demam.

Penyebab umumnya adalah adanya infeksi, terutama infeksi virus. Bila tubuhnya mampu mengatasi infeksi tersebut, suhu tubuhnya akan kembali normal dengan sendirinya. Ibu tetap bisa tenang, apalagi jika saat demam pada balita mereda. anak relatif masih aktif atau mau main, dan tampak riang.

Bila temperatur tubuh balita semakin tinggi, segera lakukan ini:

  • Ukur suhu tubuhnya. Lakukan melalui ketiak, telinga atau anus. Jangan mengukur suhu tubuh balita sehabis mandi, karena suhu yang terukur lebih rendah dari sushu sebenarnya.
  • Bila demam pada balita tidak terlalu tinggi (kurang dari 37,5 derajat celcius), tidak perlu dikompres. Susui saja atau berikan minum sesering mungkin untuk mencegah terjadinya dehidarasi atau kekurangan cairan.
  • Bila demam pada balita tinggi (lebih dari 38 derajat Celsius) atau ia gelisah, hindari memberinya obat penurun panas sebelum Anda mengonsultasikannya dengan dokter. Buat ia nyaman dengan mengompresnya dengan air hangat di bagian ketiak dan lipatan pahanya.
  • Pakaikan baju yang tipis, hindari membedong atau membungkusnya dengan selimut. Usahakan agar bayi berada di ruangan yang nyaman, sirkulasi udaranya baik dan suhunya tidak pengap atau suhu ruang panas.

Segera ke dokter jika:

  • Suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius, untuk bayi di bawah 1 bulan suhu tubuhnya lebih dari 37,5 derajat celcius.Tidak mau menyusu atau sudah mengalami dehidrasi dengan gejala frekuensi buang air kecilnya berkurang dan berwarna pekat.
  • Rewel atau menangis terus menerus, tidak dapat ditenangkan.
  • Lemas, tidur terus menerus dan sulit dibangunkan.
  • Sesak napas.
  • Muntah atau diare terus menerus.
Demikianlah cara mengatasi demam pada balita. Semoga bisa membantu para ibu.



Kenali Penyebab Bayi Kuning

Bayi kuning? pasti anda pernah mendengarnya atau bahkan pernah terjadi pada bayi Anda.
Kuning pada bayi baru lahir adalah munculnya warna kuning pada kulit dan jaringan tubuh bayi yang lainnya.
Umumnya kuning terjadi 2-4 hari setelah bayi lahir.

Ada beberapa penyebab bayi kuning antara lain:

  1. Pada awal kelahiran sel darah merah mulai diuraikan untuk kemudian diganti dengan sel darah merah yang baru. Hal ini akan mengakibatkan kadar bilirubin meningkat, namun akan menurun dalam dua minggu sampai sebulan kemudian.
  2. Bayi yang lahir lebih awal atau prematur.  Jika kuning pada bayi prematur lebih dari 10 mg/dL, bayi harus segera mendapat penanganan untuk menghindari timbulnya komplikasi.
  3. Kuning juga dapat terjadi akibat masalah dalam pemberian ASI, misalnya produksi ASI yang kurang di awal kelahiran sehingga bayi hanya mendapat sedikit ASI.
  4. ASI juga dapat sebagai penyebab bayi kuning (breastmilk jaundice). Jika terdapat kandungan hormon progesteron dalam ASI hal ini dapat  mengakibatkan terganggunya proses penguraian bilirubin.
  5. Adanya kandungan enzim liprotein lipase pada ASI juga dapat membuat kadar bilirubin meningkat. Jika ini terjadi, ASI tetap dapat di berikan, namun jika kenaikan bilirubin terjadi terlalu cepat, hentikan pemberian ASI untuk sementara waktu.
  6. Penyebab bayi kuning lainnya adalah perbedaan golongan darah ibu dan bayi.
Sekitar 60% kuning terjadi pada bayi sehat, Anda tidak perlu terlalu khawatir, namun demikian sebagai orangtua Anda harus tetap memantau kondisi bayi.
Jika kuning terjadi pada hari pertama kelahiran, makin lama kuning makin nyata, bayi menjadi lemah disertai demam, maka segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut.



Monday, August 24, 2015

Jangan Sembarangan Memberikan Obat Masuk Angin Pada Anak

Di musim pancaroba, salah satu penyakit yang sering dialami banyak orang adalah masuk angin. Sebenarnya, istilah masuk angin tidak dikenal di dunia medis, namun sebagian besar orang Indonesia sering menyebutnya demikian. Munculnya istilah ‘masuk angin’ untuk merujuk suatu kondisi tubuh yang mengalami berbagai gejala-gejala seperti pusing, demam, mual, kembung, dan bahkan muntah. Sejatinya, masuk angin merupakan suatu gejala awal akibat infeksi virus.

Jangan Berikan Obat Masuk Angin Berbahan Kimia Pada Anak

Setiap orang bisa mengalami yang namanya masuk angin. Masuk angin tidak hanya dialami orang dewasa, melainkan juga anak-anak. Bagi orang dewasa, mungkin sudah biasa mengalaminya sehingga mudah untuk mengatasinya. Sebagian besar orang dewasa mengobatinya dengan cara ‘kerokan’, minum air jahe hangat atau teh manis hangat, serta obat masuk angin yang berbahan kimia maupun herbal. Cara ini memang terbukti ampuh. Namun demikian, hal ini tidak serta merta bisa diterapkan pada anak-anak yang mengalami kondisi serupa.

Apabila anak mengalami masuk angin, umumnya ibu-ibu mudah panik. Tidak jarang mereka memberikan obat flu untuk dewasa kepada anaknya, berharap buah hatinya cepat sembuh.
Dikutip dari MetroTVNews, menurut seorang dokter spesialis anak dari RS Siloam Lippo Village Karawaci, Dr S Djokomuljanto, MMed SpA, orangtua sebaiknya hati-hati untuk memberikan obat masuk angin kepada anaknya, tidak boleh serampangan. Memberikan obat secara sembarangan kepada anak bisa-bisa tidak membuatnya sembuh, malah memicu timbulnya penyakit lain.

Dokter Djoko menjelaskan bahwa anak rentan mengalami efek samping dari obat masuk angin berbahan kimia. Efek samping tersebut bisa berupa gangguan pencernaan atau rasa mual. Rasa mual yang terjadi bisa disebabkan oleh berbagai kemungkinan, seperti sensitif terhadap bahan kimia obat, bahan pengawet pada obat, atau kehigienisan obat. Risiko adanya efek samping obat pada anak cenderung lebih tinggi daripada orang dewasa. Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh anak belum terbentuk secara sempurna.

Gunakan Ramuan Herbal
Untuk mengobati masuk angin pada anak, tidak harus menggunakan obat berbahan kimia. Cukup dengan pengobatan herbal yang sederhana dan murah, yakni memanfaatkan bahan-bahan yang ada di dapur kita.

Djoko memberikan contoh, untuk anak di bawah umur 6 bulan, pengobatannya cukup mudah. Tubuh anak cukup diolesi minyak telon pada bagian perut dan punggungnya. Pengolesan minyak sebaiknya disertai dengan pijatan-pijatan yang lembut agar aliran darah kembali lancar. Sedangkan pengobatan untuk anak di atas umur 6 bulan bisa dilakukan dengan cara menggosokkan bahan-bahan alami seperti bawang merah, minyak kayu putih, ataupun minyak kelapa.

Alih-alih menggunakan obat-obatan berbahan kimia, orangtua bisa mencoba ramuan herbal yang sudah banyak dijual di pasaran dalam bentuk kemasan obat-obatan alami. Obat herbal cenderung sangat rendah efek sampingnya. Apabila gejala masuk angin terus berlanjut, segera bawa anak anda ke dokter.

Anak Yang Jarang Keluar Rumah Berisiko Alami Gangguan Mata

Artikel ini bukan membahas masalah menonton televisi atau main game di komputer terlalu lama. Kedua aktivitas itu memang memberikan dampak negatif bagi kesehatan, terutama mata.  Di sisi lain, terdapat temuan baru dari sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa terlalu lama di dalam rumah ternyata juga memberikan efek negatif pada kesehatan mata anak anda.

Anak Yang Kurang Terkena Paparan Sinar Matahari Berisiko Mengalami Rabun Jauh

Penelitian yang berlangsung selama lima tahun ini, dilakukan oleh para peneliti dari Sidney University. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak-anak yang berusia di bawah enam tahun sebaiknya menghabiskan waktu setidaknya 10 jam dalam seminggu di luar rumah atau ruangan terbuka agar terkena paparan sinar matahari. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko penglihatan yang buruk atau bahkan rabun.
Profesor Orthoptics,  Kathryn Rose, kepala penelitian, menjelaskan bahwa paparan sinar matahari secara langsung pada usia muda dapat membantu mencegah bola mata tumbuh terlalu cepat dan menjadi oval atau berbentuk telur bukannya bulat, News.com.au melaporkan.
 
Para peneliti mengatakan bahwa pencegahan miopi (myopia) atau rabun jauh pada anak sangat penting untuk kesehatan matanya di masa depan. Hal ini dikarenakan masalah kesehatan mata yang sering dianggap remeh pun, ternyata juga bisa memicu terjadinya gangguan kesehatan mata ke arah yang lebih besar seperti katarak atau glaukoma saat mereka dewasa.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Ophthalmology Amerika, juga menemukan bahwa ada “epidemi miopia yang modern” di negara-negara di mana terdapat tuntutan keberhasilan akademis di usia dini, dengan tingkat miopi pada anak sekolah seperti di Singapura, Taiwan dan Korea adalah antara 80 dan 90 persen. Untuk hal ini, Prof Rose menyarankan bahwa pihak sekolah sebaiknya menyediakan hari untuk mengadakan proses belajar mengajar di luar ruangan (selain pelajaran olahraga) untuk memastikan anak-anak terkena paparan sinar matahari.

Temuan ini juga bisa menjadi wacana terhadap para orang tua yang over-protective kepada anaknya, di mana si anak jarang sekali dibolehkan untuk berada di luar rumah. Semoga artikel ini bermanfaat.

Sunday, July 26, 2015

10 Penyakit Pertama Pada Bayi


MENJADI orang tua baru tentu membahagiakan. Namun, kebahagiaan terkadang berubah menjadi kepanikan tatkala si kecil mendadak sakit. Nah, ada baiknya Anda mengenali 10 penyakit pertama bayi, seperti dipaparkan

1. BATUK-PILEK - Batuk-pilek pada bayi bisa karena banyak faktor. "Sebagian besar penyebabnya virus, yang jenisnya ada ratusan banyaknya. Biasanya sembuh sendiri, kok. Gejalanya, hidung berair, kadang tersumbat, lalu diikuti batuk dan demam." Selain virus, batuk-pilek juga bisa karena bakteri. Biasanya disertai panas dan gejalanya lebih berat, yaitu tenggorokan berwarna merah. Harus diberi antibiotik. Jika terus berlanjut, bisa berakibat komplikasi radang telinga tengah. "Namun, sakit telinga tak selalu terjadi pada batuk pilek.
"Jika cairan atau lendir banyak keluar dari hidung bayi dan membuat napas tersumbat, beri obat tetes hidung atau sedot cairan hidung dengan alat khusus. "Yang penting, penyebabnya dulu yang diobati. Karena virus belum ada obatnya, maka pertahanan tubuh si bayi-lah yang harus ditingkatkan." Biasanya, batuk-pilek pada bayi terjadi sekitar lima hari. Jika panas tubuh bayi tak turun-turun hingga 2 - 3 hari, segera bawa ke dokter. "Orang tua tak perlu cemas jika bayi batuk-pilek. Jika disertai panas, beri obat panas. Jangan lupa, beri nutrisi yang baik, terutama yang mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan atau jus, minum yang banyak, terutama ASI."

2. INFEKSI TELINGA - Infeksi telinga dapat disebabkan batuk-pilek oleh virus yang terus-menerus, sehingga virus masuk ke dalam saluran telinga. "Bisa juga karena telinga kemasukan air yang mengandung kuman, sehingga mengakibatkan peradangan saluran telinga tengah." Gejalanya, sakit pada telinga dan panas yang tidak turun-turun selama 2 - 3 hari. "Harus segera dibawa ke dokter. Kalau tidak segera ditangani, gendang telinga bayi bisa meradang dan pecah."
Jika tak diobati, lama-lama radang telinga akan makin parah dan dapat menimbulkan nanah. "Jika nanah pecah, cairan itu akan keluar dari telinga dengan bau yang tidak enak. Efek jangka panjangnya, sistem pendengaran rusak."

3. DIARE - Seperti halnya batuk-pilek, diare pada bayi juga bisa karena bermacam faktor, dari makanan yang tercemar kuman atau virus, keracunan makanan, sampai alergi susu. Diare pada bayi umumnya dapat dilihat dari jumlah cairan yang keluar melalui buang air besar (BAB) yang lebih banyak dari cairan yang masuk. Frekuensi BAB-nya lebih dari tiga kali sehari. Jadi, harus diberi banyak cairan supaya tidak terjadi dehidrasi.
Pencegahannya, beri bayi minum, misalnya oralit, minuman yang mengandung ion, atau minuman yang mengandung probiotik, seperti yoghurt untuk membantu keseimbangan kuman dalam perut. "Bayi enam bulan sudah boleh, kok, diberi minuman mengandung ion atau probiotik." Kusnandi juga menegaskan, obat diare yang paling ampuh bagi bayi sebenarnya ASI, karena mengandung obat anti-virus atau kuman yang dapat mencegah dan mengurangi lamanya penyakit bersarang di dalam tubuh bayi.
Diare yang disertai demam, lanjut Kusnandi, paling sering disebabkan oleh virus. "Semua penyakit karena virus, tidak ada obatnya. Yang penting, meningkatkan daya tahan tubuh dan mengatasi kehilangan cairan tubuh dengan banyak-banyak minum, terutama ASI."
Sementara diare disertai muntah, biasanya disebabkan karena rangsangan ke dalam saluran pencernaan. "Rangsangan itu bisa macam-macam, bisa oleh kuman atau racun zat kimia. Sekali lagi, yang penting adalah memberi minum yang banyak. Bisa juga diberi obat anti muntah oleh dokter," kata Kusnandi seraya mengingatkan agar orang tua tidak memberi bayi obat pemampat feses atau tinja. "Jika tinja mampat, kuman enggak mati, malah berkumpul di dalam usus. Lebih baik kuman dikeluarkan dulu melalui BAB. Setelah kuman habis, otomatis diare akan berhenti dengan sendirinya," kata Kusnandi mengingatkan.

4. BATUK PLUS SESAK NAPAS - Pada bayi yang memiliki potensi alergi atau asma, batuk pilek lama-lama bisa menimbulkan sesak napas. "Batuk-pilek ini terjadi akibat kuman yang lama-lama menyebar ke paru-paru. Bisa mengakibatkan gejala radang paru-paru, yaitu sesak napas," ujar Kusnandi.
Jika sudah menyerang paru-paru, berarti sudah masuk ke tahap serius dan harus betul-betul diobati. "Tanda-tanda sesak napas ini dapat dilihat secara fisik, antara lain bayi bernapas lewat hidung, sehingga cuping hidung kembang-kempis, napasnya cepat, setiap bernapas seperti ada yang menariknya hingga dadanya cekung." Penanganan gejala-gejala serius ini harus lebih teliti. Bila perlu dirawat di RS untuk diberi oksigen. "Jika sudah sampai ke tahap serius, tak bisa lagi hanya diberi perawatan di rumah. Bisa bahaya dan harus segera ditolong dokter," tegas Kusnandi.

5. SAKIT TENGGOROKAN - Sakit tenggorokan pada bayi bisa karena kuman atau virus yang menyerang tenggorokan. "Tanda-tanda fisiknya, tenggorokan berwarna merah, yang dapat terlihat di bagian leher. Bayi juga terlihat seperti kesakitan, rewel, dan biasanya sulit menelan."
Jika disebabkan virus, biasanya dokter akan memberi obat pengurang rasa sakit, vitamin, dan dianjurkan diberi makan yang banyak, terutama jus buah, sayur bening, dan ASI, agar tubuhnya kembali kuat. Namun jika penyebabnya kuman, dokter akan memberi antibiotik. "Bisa berupa sirup atau puyer. Puyer lebih ekonomis dan dosisnya bisa lebih tepat, karena dihitung per kilogram berat badan bayi. Efektivitasnya, sih, sebenarnya sama saja dengan sirup."

Atasi Bayi Pilek

SI KECIL masih bayi tapi sudah pilek, gimana ya cara mengatasinya???....penyakit Flu adalah penyakit yang disebabkan infeksi virus yang menyerang saluran napas atas(hidung dan tenggorokan) memang mudah menular, lewat udara juga bisa, namun anda bisa koq mencegahnya yaitu dengan memakai masker saat mengendong atau berdekatan dengan bayi termasuk pada saat menyusuinya. Aturan yang sama juga berlaku bagi ayah ataupun siapapun yang berinteraksi dengannya.

Namun bila sudah terlanjur tertular dengan gejala lesu, demam di atas 38`C, batuk-batuk serta rewel karena rasa nyeri dikepala dan tubuhnya, berikut tips yang dapat anda lakukan :
  • Biarkan banyak beristirahat untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.
  • Tetap susui ASI. ASI membantu kekurangan cairan yang mungkin terjadi akibat demam.
  • Pantau suhu tubuhnya. Setiap 3-4 jam sekali. Untuk menentukan perlu tidaknya diberi penurun panas.
  • Perhatikan sirkulasi udara di kamar bayi mengalir dengan baik. Ruangan yang pengap akan memperparah penyakitnya.
Sebenarnya penyakit flu akan sembuh sendiri tanpa pemberian obat-obatan, bila si kecil ditangani dengan baik ia akan sembuh dalam 4-5 hari. Namun bisa jadi selama rentang waktu tersebut bisa saja si  kecil rewel karena hidungnya penuh lendir. Untuk itu ada beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam pengeluaran lendir:
  • Gunakan pipet khusus untuk menyedot lendir bayi. Pastikan anda mematuhi cara kerjanya.
  • Jika ingin mengoleskan balsem oles saja di bagian baju depan dada bayi jangan di kulitnya karena bisa saja terjadi iritasi pada kulit.
  • Tetesi obat tetes hidung yang kandungannya hanya garam. Obat ini mengencerkan lendir sehingga lebih mudah ditelan bayi dan merangsang bersin, sehingga lendir mudah keluar.
  • Kalau lendirnya terlalu banyak segera bawa ke dokter anak anda, lendir akan dihisap alat yang bernama suction (bentuknya selang kecil dan dihubungkan ke sebuah mesin).
  • Jangan sedot lendir dihidung bayi dengan mulut karena bisa menyebabkan dia tertular penyakit jika anda menderita sakit tertentu.
  • Jangan ganjal kepala bayi dengan tumpukan bantal. Otot-otot leher bayi relatif masih lemah dan pendek tumpukan bantal hanya akan membuat leher lebih menekuk sehingga membuatnya sulit bernafa

Wednesday, June 24, 2015

Anak Alergi Makanan?


Alergi merupakan reaksi yang timbul karena terjadinya reaksi yang berlebihan di dalam tubuh, alergi pada satu atau beberapa jenis makanan dan minuman dapat terjadi sejak bayi yang umumnya disebabkan oleh faktor keturunan ataupun karena kandungan suatu zat tertentu pada makanan atau minuman. Pada bayi yang baru dikenalkan makanan padat, sebaiknya berikan 1 jenis makanan selama 3-5 hari supaya orangtua dapat menentukan apakah anak alergi atau tidak terhadap jenis makanan tsb.

Adapun tanda-tanda anak yang alergi makanan, yaitu:
  1. Batuk dan muntah yang berulang kali
  2. Bibir bengkak serta sesak nafas
  3. Merah-merah pada kulit anak dan cenderung gatal
  4. Perut kembung, sering buang air besar dimana pup anak lembek/cair
Reaksi ini biasanya akan timbul beberapa jam setelah anak mengosumsi makanan atau minuman, reaksi yang timbulpun akan berbeda. Sebaiknya segera bawa anak ke dokter jika alergi terjadi untuk menghindari munculnya masalah baru.

Beberapa makanan yang biasanya menimbulkan alergi pada anak, antara lain :
  1. Susu sapi, sebagian anak tidak cocok dengan susu sapi dan dapat di ganti dengan susu kedelai atau jenis susu lain. Alergi susu sapi bukan hanya pada susu murni biasanya juga dengan makanan olahan yang mengandung susu di dalamnya seperti permen dan ice cream.
  2. Telur, anak yang alergi terhadap telur belum tidak berarti alaergi terhadap daging ayam.
  3. Makanan  laut seperti udang, ikan, lobster dan cumi. Kandungan protein pada makanan laut yang sangat tinggi dapat menyebabkan alergi jika di konsumsi terlalu banyak.
  4. Kacang-kacangan, beberapa buah dan jenis sayuran
Untuk beberapa kasus, alergi pada anak dapat sembuh dengan sendirinya seiring dengan pertumbuhan usia anak karena antibodi pada tubuh anak sudah lebih siap untuk mengelola penyebab terjadinya alergi. Sebaliknya, pada sebagian anak alergi akan terbawa terus sehingga harus rutin melakukan kontrol ke dokter untuk mengatasi alergi tersebut.

Tuesday, June 16, 2015

Bayi Anda Alergi Susu Sapi?

Siapa saja bisa memiliki alergi susu sapi, dimana alergi susu sapi ini merupakan kelainan yang umum dijumpai pada bayi. Dalam tubuh kita terdapat sistem kekebalan tubuh yang melindungi kita dari adanya bahaya infeksi dengan menyerang virus-virus dan bakteri yang dapat membuat kita jatuh sakit.

Sistem kekebalan tubuh (immune system) yang salah membedakan antara protein susu dengan virus dan bakteri menyebabkan bayi tidak dapat menerima rantai protein kompleks dan memicu adanya reaksi alergi yang menyebabkan bayi menjadi rewel, gelisah dan memicu timbulnya gejala alergi lainnya seperti ruam atau bercak pada kulit.

Kelainan Pada Alergi Susu Sapi

Umumnya hampir seluruh bayi yang memiliki alergi susu sapi juga memiliki alergi terhadap susu kambing dan domba, dan ada juga yang ternyata alergi terhadap susu kedelai. Para ahli mempercayai bahwa kelainan alergi susu sapi berkaitan dengan keturunan dan akan menghilang seiring bertambahnya usia. Dalam banyak kasus menunjukkan bahwa bayi yang menerima ASI ekslusif memiliki resiko alergi susu sapi lebih rendah dibandingkan dengan yang mengkonsumsi susu formula.

Gejala alergi susu sapi umumnya mulai muncul pada usia beberapa bulan pertama si bayi. Gejalanya dapat timbul langsung setelah mengkonsumsi susu sapi atau pun setelah beberapa hari. Gajalanya seperti diare di sertai darah, muntah, gelisah, gatal-gatal ataupun ruam merah pada kulit. Segera hubungi dokter anda apabila Anda mencurigai adanya gejala alergi susu sapi pada bayi Anda agar dapat dilakukan pemeriksaan.

Apabila bayi Anda memang alergi susu sapi, segeralah mengambil tindakan tepat untuk menghindari konsumsi makanan yang terbuat dari susu sapi, karena protein susu sapi dapat tersalurkan melalui ASI Anda. Jika bayi anda mengkonsumsi susu formula, sebaiknya anda beralih ke susu formula hipalergenik yang proteinnya telah diurai menjadi partikel-partikel sehingga tidak lagi menimbulkan alergi .