Ads

Tuesday, June 16, 2015

Kenali Kejang Pada Bayi

Kejang  dapat terjadi sebagai akibat dari adanya kontraksi otot yang berlebihan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dan di luar kendali. Tingginya suhu tubuh pada anak merupakan salah satu penyebab terjadinya kejang demam, istilahnya kejang deman (convalsio febrilis) atau stuip/step.

Seringkali terjadi kejang pada bayi dan membuat orang tua sangat khawatir. Apa sih sebenarnya yang menyebabkan kejang pada bayi? Kejang demam atau kejang yang menyertai demam umumnya terjadi karena sang bayi memang mengidap suatu penyakit. Seperti misalnya pada bayi yang mengalami infeksi pada saluran cerna, radang pada telinga, infeksi paru dan infeksi lainnya yang kemudian menyebabkan bayi demam dan akhirnya kejang.

Jika Ibu sang bayi mengidap penyakit diabetes mellitus, hal ini juga dapat menjadi penyebab bayi kejang. Ibu yang mengidap penyakit gula ini dapatmenyebabkan bayi mengalami kekurangan kadar gula darah. Bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4 kg beresiko terkena kejang hingga hari ke 28 sejak dia dilahirkan. Kejang yang timbul akibat kedua hal tersebut tidak di sertai demam.
Kejang yang terjadi tanpa demam juga dapat terjadi karena adanya kelainan pada otak.  Beberapa penyakit yang mengakibatkan terganggunya fungsi otak dapat membangkitkan kejang pada bayi. Misalnya tumor , radang dan perdarahan pada otak sang bayi.

Kondisi Ibu pada saat hamil juga dapat menyebabkan terjadinya kejang pada bayi, contohnya jika Ibu ternyata terinfeksi salah satu visrus TORCH. Di samping itu proses persalinan juga dapat mempengaruhi terjadinya kejang pada bayi. Misalnya saat menjelang kelahiran bayi mengalami infeksi atau cedera, kelahiran bayi yang sulit, bayi lahir kuning, hal ini membuat asupan oksigen ke otak sang bayi terganggu/berkurang yang dapat mengakibatkan kejang pada bayi. Begitu banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya kejang pada bayi, yang paling sering di temui adalah karena bayi mengalami peningkatan suhu tubuh yang tinggi.

Hal-hal yang dapat dilakukan pada saat bayi kejang Antara lain:

  • Baringkan bayi pada tempat yang luas, hindari memeluk atau mengerubunginya agar sang bayi dapat menghirup oksigen semaksimal mungkin.
  • Miringkan tubuh sang bayi agar air liur dapat keluar dengan lancar.
  • Masukkan sendok yang sudah di lapisi kain lembut agar lidah dan gusi sang bayi tidak tergigit atau giginya patah akibat gigitan yang sangat keras. Dengan begini kita juga tahu apakah sang bayi masih kejang atau tidak.
  • Setelah bayi tenang, segera bawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Hal penting yang harus diingat orang tua adalah, saat bayi anda kejang janganlah panik, berusaha agar tetap tenang sehingga Anda dapat berpikir dengan jernih dan mengetahui apa yang harus Anda lakukan.
Semoga informasi ini bermanfaat dan semoga semua sehat.



Tanda-Tanda Pertumbuhan Gigi Bayi

Pertumbuhan gigi bayi memiliki masa yang berbeda-beda. Biasanya pertumbuhan gigi bayi dimulai saat usia 4 bulan – 6 bulan. Namun tidak menutup kemungkinan jika kurang dari usia tersebut, atau melebihi usia tersebut. Setiap orang tua tidak bisa memprediksi pertumbuhan gigi bayinya.

Tetapi para orang tua bisa melihat beberapa tanda pada bayi jika giginya mulai tumbuh. Sebagian bayi akan merasa sangat tidak nyaman saat pertumbuhan giginya, dan dampak yang ditimbulkan sang bayi akan lebih sering menangis. Tapi ada juga yang mengalami proses pertumbuhan gigi bayinya dengan cepat, tanpa merasa terganggu sama sekali.

Pertumbuhan gigi bayi secara umum bisa dilihat dari beberapa tanda berikut ini:

  • Sering mengeluarkan air liur

Pertumbuhan gigi bayi merangsang air liur, dan biasanya mulai terlihat lebih sering mengeluarkan air liur mulai usia 10 minggu.
  • Muncul ruam dibeberapa bagian badan

Karna sering mengeluarkan air liur, dan seringnya kontak air liur dengan beberapa bagian badan bayi, antara lain, wajah, leher, area mulut dll. Hal tersebut menyebabkan ruam yang mengganggu bagi si bayi. Mengusap air liurnya dengan sapu tangan sangat membantu. Atau berikan krim kulit khusus bayi ini juga sangat membantu.
  • Bayi sering menggigit

Jangan marah bila bayi anda mulai menggigit putting anda saat menyusui, ini memandakan bahwa sang bayi sedang mengalami tekanan pada gigi yang akan keluar, dan menyebabkan gatal pada gusi yang dilampiaskan melalui gigitan.
  • Rasa sakit

Beberapa melewati pertumbuhan gigi bayi dengan rasa sakit yang disebabkan peradangan yang terjadi pada jaringan lunak, terutama saat gigi graham pertama mereka tumbuh.
  • Batuk

Batuk disebabkan karna intensitas air liur yang lebih banyak dan menyebabkan bayi tersedak atau batuk.
  • Menolak untuk makan

Karna beberapa rasa sakit yang dialami sang bayi, sebagian menolak makan, bahkan menolak menyusui karna peradangan gusinya. Meski demikian usahakan bayi tetap diberi asi.
  • Demam rendah

Biasanya muncul disebabkan karna imunitas bayi sedang rendah saat pertumbuhan gigi bayinya muncul. Jika demam lebih dari 3 hari konsultasikan dengan dokter.
  • Tarikan telinga atau menggosok pipi

Hal ini terjadi disebabkan sang bayi kesal karna gatal yang disebabkan pertumbuhan gigi bayinya.
  • Hematosa gusi

Terlihat beberapa gusi memerah seperti bengkak, bisa diatasi dengan bantuan kompres dingin.


Detil info baca disini: http://duniaanak.org/kesehatan-anak/tanda-tanda-pertumbuhan-gigi-bayi.html

Gejala Flu Pada Anak-Anak

Flu merupakan penyakit yang ditularkan lewat virus yang mudah menyebar, dan rentan dialami anak-anak. Apa saja gejala flu pada anak?
Musim penghujan identik dengan musim penyakit. Terutama, penyakit menular, salah satunya flu. Penyakit yang ditularkan lewat virus ini mudah menyebar, dan rentan dialami oleh anak-anak.

Meski banyak orangtua memberikan suplemen agar tubuh si kecil kebal dari serangan flu, namun karena penyakit ini bermutasi, terkadang anak tetap saja bisa tertular, entah itu dari orangtua, teman disekitar rumah maupun dari teman sekolahnya.

Jika si kecil sudah terserang flu, biasanya virus ini bisa mengganggu aktivitas anak selama sepekan atau lebih. Agar flu tidak makin parah, sebaiknya orangtua mendeteksi gejala-gejala flu, sehingga bisa segera bertindak.

Apa saja gejala Flu tersebut?

Demam tinggi

Anda bisa menggunakan acetaminophen anak-anak atau ibuprofen untuk mengurangi demam, tetapi pastikan untuk memberikan dosis tepat, berdasarkan usia dan berat badan anak Anda.

Sakit kepala

Kemungkinan besar, anak akan merasakan sakit kepala jika dia sedang menderita flu. Ini akan disertai rasa nyeri di sekujur tubuhnya.

Sakit tenggorokan

Bila anak mengalami radang tenggorokan segera bawa ke dokter. Karena, jika flu disertai radang tenggorokan, umumnya anak perlu mengonsumsi antiobiotik agar penyakit tidak makin parah.

Batuk

Apakah anak mengalami batuk kering? Jika iya, segeralah diobati dengan obat batuk anak khusus batuk kering. Jika tak juga sembuh sebaiknya bawa ke dokter, karena jika kondisi ini berlangsung lama bisa menyebabkan masalah pernapasan yang cukup serius.

Tubuh lemas

Seiring dengan rasa nyeri otot, si kecil mungkin akan tampak lemah dan tidak berdaya. Anak yang sedang terkena flu mungkin tidak merespon saat Anda berbicara dengannya atau memeluknya. Dia hanya dapat melihat Anda dengan tatapan kosong. Perbanyak minum air putih, agar tubuhnya tidak dehidrasi.

Gangguan perut

Anak Anda mungkin mengalami muntah atau diare. Mungkin juga dia merasakan sedikit sakit perut. Jika hal ini terjadi, dia perlu mendapatkan cairan tambahan, kalau tidak, dia akan mengalami dehidrasi.



Penyakit Diare Pada Balita

Penyakit diare, penyakit yang satu ini tidak hanya menyerang orang dewasa, penyakit yang di sebabkan oleh bakteri ini juga dapat menyerang balita anda di rumah. Penyakit yang tergolong tidak terlalu berbahaya ini mungkin juga akan memberikan dapat yang lebih buruk jika dibiarkan begitu saja.

Diare yang menyerang balita anda mungkin masih normal namun ketika diare yang dialaminya telanjur terus menerus juga akan buruk bagi kesehatan organ organ lainnya. Diare adalah penyakit yang gejalanya dapat dilihat. karena diare adalah sebuah penyakit yang menyerang saluran pencernaan.

Dan pada balita diare sangat dimungkinkan terjangkiti atau dialami mengingat balita masih belum lengkap pertumbuhan oragannya dan juga pengetahuan akan kesehatan masilah minim. Diare biasanya terjadi yaitu ketika anak mengeluarkan fases atau buang air besar lebih dari 4 kali dalam sehari.
Dan ketika anda sebagai orang tua yang mengetahui gejala ini berarti anak anda mengalami diare . untuk itulah penegtahuan pagi para ibu mengenai penyebab diare sanagtlah dierlukan dan di sini akan membahas mengenai sebab kenapa seorang anak dapaat terkena penyakit diare.

Diare pada balita, seperti diuraikan diatas kemungkinan besar akan terkena diare sangatlah besar di saat masa masa anak itu sedang balita. Kenapa karena balita sangat sedikit mengetahui mengenai kesehatan. Mereka sangat penuh dengan rasa ingin tahu meskipun yang mereka ingin tahu adalah sesuatu yang tidak baik seperti kotor dan lain lain.

Anak anak balita yang dunianya hanya bermain maka mereka akan bermain main dengan benda benda yang mereka sukai terutama benda yang berasal dari lingkungan yang kotor. Dan mereka sengaja atau tidak sengaja ketika bermain mereka terkena terinfeksi bacteri E coli. Bakteri ini adalah bakteri yang memnyebabkan terjadinya penyakit diare.

Bakteri ini akan menyerang sistem pecernaan yang mengakibabtan proses pecernaan terganggu degan terlihat seringnya buang air besar.

Diare pada Balita, sangatlah berbahaya, untuk itulah sebagai orang tua harus selalu memperhatikan dimana anak bermain dan bergaul karena setiap saat bakteri virus siap menyerang anak anda di rumah.



Tips Mencegah Sariawan Pada Bayi

Sariawan bukan hanya dialami orang dewasa saja, ternyata anak-anak juga bisa mengalaminya.. Menjaga kebersihan mulut dan gigi anak. Pasti menyedihkan melihat sang buah hati anda mengalami sariawan dan sulit makan bukan, bunda. Pada dasarnya sariawan pada bayi bisa terjadi karena beberapa faktor salah satunya adalah asupan makanan sang bayi sehingga muncul berbagai bakteri pemicu sariawan.

Nah, kali ini kami membagi bebrapa tips untuk mencegah sariawan pada bayi anda. seperti kata pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati. Jadi alangkah lebih baik mencegah sariawan pada bayi daripada menyaksikan buah hati anda mengalaminya sendiri bukan.

Pada dasarnya ada beberapa tips untuk mencegah sariawan pada bayi anda seperti yang dijabarkan dibawah ini.

1. Asupan makanan dan minuman yang sehat dan bergizi

Saat si Kecil sedang menderita sariawan, Ibu harus tetap memastikan bahwa si Kecil mendapatkan asupan cairan yang cukup karena pada umumnya anak anda akan mengalami penurunan nafsu makannya ketika sariawan mendera. Bila kebutuhan cairan si Kecil terpenuhi, ini akan menghindarkan si kecil dari risiko dehidrasi.
Ibu juga bisa memberikan si kecil minuman dan makanan yang mengandung tinggi vitamin B, C, dan zat besi untuk membantu mempercepat proses penyembuhan sariawan pada bayi anda , contoh makanan bergizi seperti, apel, jeruk, tomat, dan sayuran yang dapat diolah dalam bentuk jus, sehingga mudah untuk dikonsumsi dan tidak akan menyebabkan rasa sakit. Selain itu, vitamin B, C, dan zat besi pun bisa diperoleh dari susu.

2. Suapi si Kecil perlahan-lahan

Ketika si Kecil sariawan, sebaiknya Ibu tetap menyuapinya tapi dengan perlahan-lahan supaya buah hati anda tidak kekurangan nutrisi sekaligus sariawannya tidak tersentuh oleh sendok yang digunakan untuk makan. Ajarkan pada si Kecil untuk makan perlahan-lahan agar makanan yang di kunyah tidak mengenai mulutnya karena sariawan.

3. Gunakan gelas untuk minum si Kecil

Ketika anak sariawan, sebaiknya jangan menggunakan botol saat Ibu ingin memberikan minuman untuk si Kecil. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya kontak langsung dengan sariawan, karena hal ini bisa membuat dia semakin nyeri atau sakit terhadap makanan atau minuman yang ia makan. Kalau gejala sariawan tidak kunjung sembuh dalam beberapa hari atau bahkan minggu, maka sebaiknya Ibu berkonsultasi dengan dokter.




Bila Bayi Panas

Dengan kondisi si kecil yang masih sangat rentan terhadap berbegai serangan berbagai virus dan bakteri membuat banyak orang tua harus ekstra keras menjaga si kecil agar terhindar dari kondisi yang tidak di inginkan. Kondisi seperti ini tidak bisa anda anggap remeh karena akan membuat pertumbuhan si kecil terhambat.

Dengan kondisi seperti ini ada baiknya anda dapat mejaga si kecil dengan lebih baik. Namun jika saat ini si kecil telah terkena berbegai macam serangan tersbut seperti demam, flu, bahkan mengalami kondisi tubuh bayi panas yang membuat bayi anda rewel dan susah makan. Dengan kondisi seperti ini anda tidak bisa menganggap remeh bahkan membiarkannya.

Kondisi tubuh yang tidak stabil mengakibatkan tubuh bayi panas yang di sebabkan banyak hal mulai dari makanan hingga kondisi lingkungan yang tidak sehat. Kondisi yang sudah biasa di alami pada bayi sebaiknya dapat di tangani dengan baik dan cepat.

Namun, jika penangana yang kurang baik dan lamban malah akan membuat berbagai masalah juga akan timbul seperti gangguan metabolism pada tubuh si kecil, proses pertumbuhan yang terhambat, gangguan yang bisa mengakibatkan kebutaan hingga kematian. Pastinya anda tidak ingin buah hati anda mengalami hal seperti ini bukan??

Namun, bagaiman jika si kecil sudah terlanjur terkena demam?? Anda tidak perlu bingung atau khawatir karena anda bisa menggunakan cara- cara yang mudah dan dapat anda lakukan sendiri di rumah. Dengan mengompres si kecil dengan air matang, memberikan obat turun panas akan membuat kondisi tubuh si kecil kembali pada kondisi normal.
Tapi jika kondisi si kecil masih mengalami bayi panas anda bisa langsung berkonsultasi dengan dokter yang anda percaya untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut. Dengan penanganan yang tepat dan benar akan membuat si kecil lebih cepat sembuh dan kondisi si kecil kembali sehat dan normal. Untuk itu, dapat mencegah si kecil terkena demam dan panas sebaiknya dapat anda lakukan dengan memperhatikan lingkungan serta asupan gizi si kecil.



Mencegah Terjadinya Obesitas Pada Anak

Obesitas pada anak tentu saja bisa terjadi. Obesita tidakhanya terjadi pada orang dewasa saja, namun anak anak pun dapat mengalaminya, terlebih pola hidupnya tidak terjaga. Untuk mengatasinya memang cukup sulit, karena anak anak masih di bilang sulit jika di minta untuk berdiet, amun hal tersebut mau tidak mau harus di lakukan untuk mengatasinya.

Terjadinya obesitas dapat juga di karenakan oleh faktor hormone yang di turukan oleh orang tuanya, sehingga ketika orang tuanya mengalami obesitas maka anaknyapun memiliki kemungkinan besar untuk menderita obesitas juga. Hal ke dua yang dapat menimbulkan terjadinya obesitas adalah karena pola makan yang idak sehat, dimana seorang anak biasa memakan makanan yang cukup banyak tanpa batasan dan juga mengkonsumsi makanan makanan yang tidak sehat.

Makanan makanan siap saji tentu saja berpengaruh pada bobot tubuh seseorang, sama halnya dengan mengkonsumsi makanan kaleng. Ke dua makanan tersebut memiliki kandugan yang berbahaya untuk kesehatan tubuh, dimana tubuh bisa menjadi cepat gemuk dan memiliki bobot tubuh yang berlebihan, dan akibatnya obesitas pada anak terjadi untuk anda para orang tua yang tidak ingin memiliki anak mengalami obesitas, maka anda harus benar benar menjaga pola hidupnya. Ajarkan pola hidup sehat, dengan memberikannya makanan makanan sehat seperti sayur sayuran, buah buahan, dan makanan bergizi lainnya yang di butuhkan oleh tubuh.

Selain memilih jenis jenis makanan sehat untuk anak anak anda, maka anda juga harus benar benar menjaga pola hidup mereka, dengan mengajarkan mereka untuk sering berolah raga. Biasakan untuk berolah raga setiap pagi, dengan demikian anaka anda akan terhindar dari kegemukan atau obesitas.
Mengingat obesitas adalah hal yang berbahaya, yang dapat merenggut nyawa seseorang jika di biarkan saja, maka anda sebagai orang tua tentuya harus sangat waspada akan hal ini, dan anda harus lebih memperhatikan lagi kesehatan anak anak anda. Jangan biarkan mereka jajan sembarangan, karena hal tersebut juga dapat memicu terjadinya obesitas pada anak anak.


Sunday, June 7, 2015

Fobia ASI kurang

Kekhawatiran ASI kurang atau fobia ASI kurang adalah perasaan yang tidak benar pada ibu yang menganggap bahwa produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi. Keadaan ini terjadi karena adanya gejala-gejala tertentu pada bayi yang masih dianggap haus padahal bayi sudah minum banyak. Gejala ini cukup menyesatkan dan dianggap bahwa bayi masih kurang minum sehingga pemberian susu formula ditambahkan. Pada akhirnya hal inilah yang seringkali menggagalkan program ASI eksklusif.

Gejala ”Haus Palsu”
Beberapa gejala pada bayi yang timbul bukan karena rasa haus dan lapar dapat disebut gejala palsu. Gejala ini seringkali timbul karena ada yang dirasakan tidak nyaman pada tubuh bayi. Gejala yang timbul biasanya tampak bayi bila minum susu terburu-buru, tidak sabar, seringkali minta minum (kurang dari 11/2 jam) atau sering ngempeng.

Keadaan ini sering terjadi karena imaturitas saluran cerna pada bayi masih belum sempurna. Biasanya dengan pertambahan usia terutama di atas usia 3 bulan gangguan ini akan membaik. Gangguan tersebut sering terjadi pada penderita dengan bakat alergi.  Gangguan pada saluran cerna dapat dianggap sebagai penyebab bila terjadi gejala bayi sering muntah atau gumoh, kembung, hiccup (“cegukan”), buang angin keras dan sering, sering rewel gelisah (kolik) terutama malam hari, BAB > 4 kali perhari, BAB tidak tiap hari. Sering “ngeden. Kadang disertai hernia Umbilikalis (benjolan pada pusar/”bodong”) bahkan juga hernia scrotalis, inguinalis karena sering ngeden.
Gangguan saluran cerna karena alergi ini biasanya semakin meningkat saat malam hari. Pola diurnal malam hari ini juga terjadi pada gangguan alergi lainnya seperti napas grok-grok, batuk, asma, hidung buntu dan sebagainya. Pola ini juga berkaitan mengapa bayi sering rewel malam hari dan mengapa bayi lebih sering minta minum malam hari.

Gangguan saluran cerna ini disertai lidah timbul putih seperti jamur dan bibir kering. Gangguan saluran cerna tersebut seringkali disertai gangguan hidung dan kulit. (lihat lampiran 1.Tampilan klinis yang sering dikaitkan dengan alergi pada bayi). Meskipun sangat jarang sebagai penyebab tetapi popok basah, kedinginan atau udara panas bisa mengakibatkan ”gejala haus palsu” ini timbul.
Selain ”Gejala Haus Palsu” juga didapatkan ”Tanda Haus Palsu’. ”Tanda Haus Palsu’, adalah gerakan dan tanda pada bayi yang sebenarnya tidak berhubungan dengan rasa haus pada bayi tetapi dianggap bayi kurang minum. Tanda tersebut diantaranya adalah ”Reflek sucking” (bila disentuh pipi mulut mengikuti tangan seperti ingin dihisap) yang berlebihan, lidah sering menjulur-julur, memasukkan tangan ke mulut, timbul gerakan mengecap pada mulut bayi dan sebagainya. Tanda tersebut bukan merupakan rasa haus, dapat dilihat setelah minum banyak tanda tersebut masih sering dilakukan oleh bayi.

Pada keadaan ”Gejala Haus Palsu” dan ”Tanda Haus Palsu” biasanya bayi mengalami ”overfeeding”. ”Overfeeding” adalah bayi mendapatkan jumlah ASI melebihi kebutuhan normal nutrisi pada bayi, sehingga berat badan bayi tampak meningkat pesat. Biasanya berat badan bayi bertambah melebihi 750 gram dalam 2 minggu.

Penanganan “haus palsu”
Bila didapatkan tanda dan gejala haus palsu tersebut, maka harus dipastikan bahwa keadaan itu bukan karena haus. Bila setelah minum banyak kurang dari 11/2 jam kemudian bayi menangis coba gendong bayi dan timang-timang dulu. Bila tangisan berkurang maka memang bayi memang bukan hendak minum. Jika masih rewel maka harus dicermati apakah produksi ASI memang kurang. Bila dianggap produksi ASI tidak memadai perlu dilakukan pendekatan untuk mencari penyebabnya, kalau perlu dikonsultasikan ke dokter.

Penyebab alergi makanan yang sering terjadi adalah pengaruh diet yang dikonsumsi ibu. Beberapa jenis makanan yang dikonsumsi ibu dapat mempengaruhi bayi, seperti kacang-kacangan, ikan laut dan buah-buahan tertentu ternyata dapat meminimalkan keluhan. Penghindaran makanan yang bergizi tersebut harus diganti makanan lainnya seperti kacang kedelai, ikan air tawar, ikan salmon, apel, pepaya, wortel dan sebagainya sehingga kualitas ASI tidak terganggu.
Pemantauan akan lebih baik kalau ibu juga mengalami gejala alergi pada kulit dan saluran cerna. Bila ibu mengalami gangguan pada kulit berupa jerawat, kulit timbul bintik atau gatal di tangan, kaki atau sekitar mulut dan disertai gangguan saluran cerna seperti nyeri perut, mual, kosntipasi atau diare maka bayi yang disusui juga akan mengalami peningkatan gangguan.

Sembilan Kesalahan Ibu Baru

Menjalani peran baru tidaklah mudah. Ada saja hal-hal yang semestinya tak dilakukan tapi terjadi. Menjadi orang tua amat membahagiakan sekaligus membuat Anda gugup. Dibalik rasa bahagia, berputaran pertanyaan-pertanyaan seperti, “Bagaimana saya menjalani peran baru ini? Apa yang harus saya lakukan dalam merawat si kecil?”.

Sebagai ibu baru, Anda tentu ingin melakukan yang terbaik buat si buah hati. Namun, secara tak sadar, Anda kerap melakukan hal-hal yang mestinya bisa Anda hindari. Berikut inisembilan hal yang biasa dilakukan ibu baru. Jangan tiru, hindarilah!

1. Terlalu mendengar nasihat orang lain
Dalam minggu-minggu pertama sebagai ibu baru, Anda merasa gugup. Anda memerlukan betul masukan dari orang-orang di sekitar yang Anda kenal baik. Orang-orang di sekitar Anda pun cenderung memberi nasihat kepada orang tua baru seperti Anda. Ibu mertua, wah ini dia, mungkin menasihati agar Anda sebaiknya tidur dengan bayi Anda. Sebaliknya, kakak kandung Anda melarangnya. Anda pun bingung dibuatnya.
Alvin Rosenfels , M.D ., psikiater anak dan penulis buku Hyper-Parenting mengatakan, “Jika mengikuti setiap nasihat orang lain, Anda menghilangkan semua daya kreativitas Anda.” Ingatlah, intuisi sebagai orang tua adalah petunjuk terbaik bagi langkah yang akan Anda ambil.

2. Mengharap pasangan mengerti kelelahan Anda
Setelah hari yang panjang dalam merawat anak (menyusui, menggendong, mengganti popok dan sebagainya), Anda merasa semestinya pasangan mengerti kelelahan Anda. Anda tampaknya perlu sepakat dengan pasangan untuk berbagi tugas dalam mengurus si kecil. Jangan pula lupa menyempatkan pergi berdua untuk lebih mendekatkan hubungan Anda dan pasangan.

3. Berkorban tiada batas
Menyediakan waktu untuk diri sendiri perlu bagi ketenangan jiwa. Memang, Anda wajib merawat si kecil yang masih amat tergantung pada Anda. Tapi bukan berarti Anda tak boleh melakukan hal lain yang menyenangkan. Misalnya, menelepon teman lama atau keluar rumah untuk berbelanja atau berolahraga.
Elizabeth Silk , psikoterapis asal New York, Amerika Serikat, berkata “Jika jiwa gembira, Anda akan menjadi orang tua yang lebih baik.” Walaupun Anda merasa nyaris tak ada waktu untuk diri sendiri, curilah waktu barang satu-dua jam untuk melakukan hobi yang Anda senangi. Mendengarkan musik, misalnya.

4. Tidak percaya pasangan dapat merawat anak
Melihat suami memandikan si kecil, mungkin terbersit rasa khawatir, “Bisa enggak sih dia mandiin Dino?” Anda merasa lebih punya hak dan lebih terampil dalam mengasuh anak. Daripada memberi kritik, memberi perintah atau mendekat setiap kali suami merawat anak, lebih baik biarkan pasangan melakukannya sendiri. Mengasuh si kecil berdua tentu lebih menguntungkan daripada sendiri.

5. Cepat cemas
Wajar saja jika si kecil kadangkala tertular penyakit ringan seperti batuk, diare, dan demam. Hal ini tak perlu membuat Anda cemas berlebihan, seakan ia terserang penyakit yang tak dapat disembuhkan. Sebaiknya, sadari bahwa orang tua tidak dapat mengontrol semua kehidupan anak. Ia sakit bukan berarti Anda lalai mengurusnya. Yang penting dilakukan, belajarlah dari setiap kondisi yang Anda hadapi, jangan panik, santai saja.

6. Membandingkan anak Anda dengan anak lain
Ingatlah bahwa setiap anak berbeda. Sebaiknya jangan pernah membanding-bandingkan kecerdasan atau pertumbuhan anak Anda dengan anak orang lain. Masing-masing bayi berkembang sesuai kematangannya. Sepanjang pertumbuhannya masih berada di skala normal (yang bisa dilihat di Kartu Menuju Sehat), Anda tak perlu cemas.

7. Tidak tidur siang
Mungkin Anda sering mendengar nasihat ini: tidur siang saat si kecil juga tidur. Ini benar! James Maas, Ph.D , penulis Power Sleep , menyebutkan bahwa orang tua baru kehilangan waktu tidurnya sebanyak 400 – 750 jam dalam 1 tahun pertama usia anaknya. Istirahat yang cukup membuat jiwa dan pikiran lebih tenang. Ini pun dapat membuat Anda lebih santai mengasuh si kecil.

8. Membuang uang untuk keperluan anak
Melihat lucunya si kecil, rasanya Anda ingin mendandaninya setiap waktu. Tak sadar, Anda menghabiskan uang untuk membeli keperluan anak seperti baju, sepatu, dan topi. Jika ingin belanja keperluan bayi, lebih baik Anda bertanya pada orang tua lain yang lebih berpengalaman. Mereka bisa memberitahu, misalnya, jangan terlalu banyak membeli baju karena badan si kecil toh bertumbuh terus.

9. Kehilangan waktu berharga
Di tahap awal kelahiran anak, Anda mungkin berpikir, “Saya tak mungkin melupakan saat-saat membahagiakan ini.” Ternyata, begitu disibukkan oleh segala urusan perawatan si kecil, Anda seperti lupa waktu. Hari-hari berlalu begitu cepatnya. Tiba-tiba anak sudah mau masuk sekolah. Anda menyesal, mengapa tak menyimpan memorabilia? Karena itulah, Anda harus membuat jurnal perkembangan si kecil. Atau juga menyimpan foto-fotonya dalam album, menyimpan potongan rambutnya, dan sebagainya. Dengan begitu, kenangan mengenai perkembangan dan pertumbuhan si kecil dapat Anda buka kembali suatu hari kelak dengan penuh kebahagiaan.

Manfaat ASI

1. ASI mengandung semua yang diperlukan bayi
Analis gizi telah memperlihatkan bahwa ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya. Dalam ASI, semua zat gizi yang diperlukan bayi, baik kalori, protein, lemak, air, mineral, vitamin dan lain-lainnya terdapat dalam jumlah yang cukup dengan komposisi yang seimbang. Jadi jika dipandang dari kecukupan gizi, maka ASI telah diatur oleh Sang Maha Pencipta untuk memenuhi kebutuhan bayi akan makanan dalam bulan-bulan pertama kehidupannya.

2. Zat gizi dalam ASI mudah dicerna bayi
Di dalam alam, zat gizi terdapat dalam berbagai bentuk. Misalnya protein banyak terkandung dalam daging, telur, dan ikan, sedangkan karbohidrat banyak terdapat dalam nasi, jagung, terigu, atau sagu. Vitamin banyak dalam sayur-mayur dan buah-buahan. Namun semua bahan makanan itu tidak dapat dikonsumsi oleh bayi, oleh karena ia belum dapat mengunyah dan system pencernaannya belum sempurna. Dalam ASI, semua zat gizi yang diperlukan bayi berada dalam bentuk yang mudah dicerna oleh bayi.

3. Produksi ASI sesuai dengan kebutuhan bayi
Pada hari pertama dan kedua, produksi ASI masih sangat sedikit. Mengapa ? Keadaan itu memang sengaja diatur oleh alam, disesuaikan dengan keadaan sang bayi. Dalam tubuh bayi baru lahir, masih banyak terdapat cairan diluar sel, sehingga ia tidak memerlukan air dalam jumlah yang banyak dalam hari-hari pertama. Setelah 3 atau 4 hari, cairan diluar sel tubuh bayi sudah berkurang, sehingga bayi memerlukan cairan lebih banyak untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.

4. ASI mengandung berbagai zat anti
Di dalam ASI terkandung zat-zat anti terhadap kuman tertentu, sehingga bayi tidak mudah mendapat infeksi. Zat-zat anti itu memang sangat diperlukan oleh bayi baru lahir, oleh karena pada saat itu sisitem kekebalan dalam tubuh bayi belum berkembang dengan baik. Zat anati yang alamiah tersebut tidak terdapat dalam susu formula (Pengganti air susu ibu PASI) buatan pabrik manapun.
ASI yang keluar dalam hari-hari pertama (yang disebut sebagai ‘kolostrum’) banyak mengandung zat anti, yang diperlukan oleh bayi untuk pertahanan terhadap pelbagai penyakit. Karenanya pembaerian ASI pada hari-hari pertama justru sangat penting. Sebagian ibu dengan sengaja tidak memberikan kepada bayi kolustrum tersebut, oleh karena penampilannya yang encer, kekuningan, dan jumlahnya hanya sedikit, sehingga dianggap tidak baik dan tidak cukup untuk diberikan kepada bayi. Pendapat tersebut sangat keliru. Kolustrum memang sangat sedikit jumlahnya, oleh karena pada hari-hari pertama bayi memang belum membutuhkan cairan yang banyak. Dengan membuang kolustrum berarti zat anti yang disediakan oleh alam akan hilang dengan percuma.

5. ASI adalah steril
ASI dari ibu yang sehat bersifat steril, artinya tidak mengandung kuman. Bahkan bila terjadi infeksi pada payudara (mastitis), kuman penyebab itu tidak terdapat dalam ASI, karena infeksinya terjadi di luar kelenjar dan saluran ASI. Di kulit sekitar putting susu ibu yang sehat dapat saja terdapat kuman, namun itu adalah flora kulit yang normal, yang tidak menyebabkan penyakit pada bayi. Sifat ASI yang steril tersebut jelas sangat menguntungkan. Pada pemberian PASI, maka pembuatannya haruslah steril, dengan mensterilkan rebus botol dan alat-alat lain dengan cermat.

6. ASI adalah segar, tidak pernah basi
Berbada dengan pengganti air susu ibu (PASI) atau susu formula yang hanya bertahan beberapa jam pada suhi kamar, atau beberapa hari dalam tempat penyimpanan khusus, ASI tidak perlu disimpan dimanapun, oleh karena ia selalu siap untuk diisap bayi kapanpun bayi mau. Dengan demikian maka dengan pemberian ASI tidak perlu dipikirkan cara penyimpanan dan lai-lain, kecuali tentunya apabila Anda akan meninggalkan bayi Anda. Selain itu, ASI juga mempunyai suhu yang sangat sesuai dengan suhu tubuh bayi, sehingga tidak perlu dihangatkan seperti pada susu buatan.

7. ASI mempererat hubungan batin ibu-bayi
Mudah untuk menyimpulakan bahwa pemberian ASI akan membina hubungan batin yang kuat antara ibu dan bayi. Bayi akan merasakan kehangatan, rasa aman, dan hal ini sangat diperlukan untuk perkembangan selanjutnya.
Hal-hal yang disebutkan diatas tidak ada dalam susu formula merek apa pun, bahkan tidak akan mungkin pernah ada. Yang dapat dilakukan,  dengan bantuan teknoligi canggih, adalah membuat komposisi pasi mendekati (tidak pernah menyamai) komposisi ASI, dan sedapat mungkin mendekati bentuk nutrisi seperti pada ASI sehingga mudah dicerna oleh bayi. Pada PASI tidak mungkin ditambahkan zat anti yang alami terhadap kuman, dan PASI tidak akan mungkin mengatur dengan sendirinya jumlah yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Di atas semuanya, Pasi tidak mungkin dapat menggantikan ASI untuk membina kontak batin yang amat erat antara ibu dengan bayi.

8. ASI menunjang Keluarga Berencana
Pengamatan menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASI dalam beberapa bulan pertama lebih jarang yang menjadi hamil bila dibandingkan dengan ibu yang tidak memberikan ASI. Hal ini berkaitan dengan sistem hormone dalam tubuh ibu. Semakin sering ibu menyusukan akan semakin banyak diproduksi hormone prolaktin yang diyakini dapat mengahambat kerja hormone estrogen-progerteron yang berperan dalam pematangan sel telur (ovum) ibu.

9. Bayi yang minum ASI jarang menderita diare
Dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu botol, bayi yang mendapat ASI lebih jarang menderita diare akibat infeksi usus. Banyak penelitian yang membuktikan hal tersebut. Penelitian di negara yang sedang berkembang (Indonesia, India, Brazil) dan di negara maju (Amerika Serikat, Jepang), menunjukkan bahwa bayi-bayi yang minum pengganti air susu ibu (PASI)  hampir 2x lebih sering menderita diare dibandingkan dengan bayi yang hanya minum ASI. Ada 3 alasan yang diajukan untuk menerangkan hal ini :
  1. ASI mengandung zat anti terhadap berbagai kuman penyebab diare
  2. Penyimpanan PASI yang sering sekali tidak steril
  3. Usus bayi yang tidak dapat menerima komponen PASI
10. Bayi yang minum ASI jarang sembelit
Komposisi ASI menyisakan zat yang tidak diserap oleh usus bayi. Hal ini menyebabkan bayi yang hanya minum ASI jarang mengalami sembelit. Biasanya bayi yang minum ASI dalam hari-hari sampai minggu-minggu pertama buang air besara beberapa kali dalam sehari, tidak jarang samapi 6-10 kali. Namun kadang ada bayi minum ASI baru buang air besar beberapa hari sekali. Meskipun buang air nya jarang, namun bayi yang minum ASI tinjanya tidak keras, namun tetap lunak.

11. Bayi yang minum ASI lebih jarang menderita infeksi telinga
Bayi yang minum susu formula cendrung untuk lebih mudah menderita infeksi telinga tengah dibandingkan dengan bayi yang hanya minum ASI. Pada bayi yang minum ASI, karena putting susu dan areola (daerah sekitar putting susu yang berwarna lebih gelap) memenuhi rongga mulut bayi, maka kemugkinan masuknya air susu ke dalam liang telinga tengah melaui saluran penghubung antar hidung dengan rongga telinga kecil. Pada bayi yang minum dari botol hal ini lebih sering terjadi.

12. Obesitas jarang pada bayi yang minum ASI
Salah satu kebaikan ASI adalah komposisinya yang ideal dan jumlahnya yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Karenanya, bayi yang minum ASI bisa gemuk, namun tidak sampai terlalu gemuk (obesitas) seperti bayi yang diberikan susu formula secara kelebihan. Bayi yang mengalami obesitas cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang terlalu gemuk pula.

13. ASI mencegah penyakit alergi
Banyak penelitian memperlihatkan bayi-bayi yang diberi ASI eksklusif lebih jarang menderita penyakit alergi (asma, eksim, kulit, alergi hidung) ketimbang yang minum formula sejak dini. Keadaan ini masuk akal, sebab bayi yang diberi susu sapi sejak dini berarti terpajan oleh protein asing. Bila bayi mempunyai bakat alergi, pajanan protein asing secara dini ini akan menyebabkan reaksi alergi terjadi pada saat bayi masih berusiamuda. Secara umum ada kecenderungan bahwa semakin muda manifestasi penyakit alergi muncul, makin berat penyakit alergi yang diderita. Misalnya anak yang sudah mengalami serangan asma pada saat usia kurang dari 1 tahu, penyakit asmanya makin berat dan serangannya lebih sering daripada yang serangan pertamanya lebih dari 1 tahun. Bila bayi minum ASI eksklusif, meskipun ia berbakat alergi, namun ia tidak minum protein asing melainkan protein pada ASI bundanya.

Menyapih batita secara bertahap paling baik

Penyapihan bertahap dibagi menjadi natural weaning/penyapihan alami (tidak memaksa dan mengikuti tahapan perkembangan anak) serta mother led weaning (ibu yang menentukan kapan saat menyapih anaknya).  Nah, penyapihan alami yang paling dianjurkan karena dampak psikologisnya paling ringan.  Pada proses penyapihan, anak biasanya rewel dan gelisah.  Dengan penyapihan alami, semua ini bisa dihindari mengingat saat memasuki usia batita sebetulnya ketergantungan anak pada ASI sudah semakin berkurang.

Pada usia batita, anak juga mulai menyukai susu dengan berbagai rasa seperti coklat sehingga mengurangi kekerapan anak menetek.  Konsumsi makanan yang bergizi dan berkalori tinggi pada saat makan malam pun membuat anak merasa kenyang dan mengurangi keinginannya mencari ASI pada malam hari.

Sementara dalam mother led weaning, dibutuhkan kesiapan mental ibu juga dukungan dari lingkungan, terutama ayah (suami) sebagai sosok yang dapat memberikan kenyamanan selain ibu dengan cara mengajak bermain.  Bila memang sudah mantap untuk menyapi, lakukanlah dengan sabar dan tidak terburu-buru karena sikap ibu dalam menyapih anak berpengaruh pada kesiapan si anak.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses penyapihan
  1. Sapih anak dalam keadaan sehat, hindari saat anak sedang sakit, marah atau sakit.
  2. Komunikasikan keinginan menyapih dengan pasangan.
  3. Bersikap lembut tetapi tegas dan konsisten, jangan merasa bersalah karena waktu selama dua tahun sudah cukup.
  4. Lakukan aktivitas menyenangkan antara ibu dan anak supaya ia tahu bahwa tak mendapat ASI bukan berarti tak dicintai.
  5. Jangan menawarkan ASI atau memberikan ASI sebagai jurus ampuh saat anak rewel, terjatuh atau menangis.
  6. Berikan contoh melalui lingkungan sosial anak ataupun buku-buku bacaan yang menggambarkan tentang kemandirian tokoh yang tak lagi menyusu pada ibu.

Bercak putih di Lidah Anak Bayi, Kenapa?

Awalnya Rona tidak menganggap serius warna putih di lidah buah hatinya, Naila (2 tahun). Maklum, sejak berhenti ASI, si kecil cukup mudah minum susu formulanya. Karenanya dalam pandangan Rona, putih-putih di lidah Naila  hanyalah sisa cairan susu formula tersebut.

Namun Rona mulai curiga ketika bercak putih tersebut kemudian tak jua hilang, malah makin menyebar ke sekitar bibirnya. Tak hanya itu, selera makan si kecil ikut kena imbasnya. Dia kerap merapatkan mulutnya saat disuapi. Tak ingin mengambil risiko terhadap kesehatan sang buah hati,  sang bunda akhirnya membawanya ke dokter.

Ya, orangtua memang mesti waspada bila melihat adanya bercak putih di lidah dan di sekitar rongga mulut anak. “Pembiaran bisa menyebabkan bercak putih tersebut semakin parah dan menyebar ke organ lain. Bisa ke paru-paru atau ke saluran pencernaan. Bahkan pada anak dengan defisiensi imun (HIV), gangguan ini bisa menyebar ke otak,” jelas  dr. Hingky Hindra Irawan Satari,  Sp. A(K) dari  Divisi Infeksi dan Pediatri Tropis, FKUI-RSCM.

Beragam Penyebabnya
Seperti halnya demam, bercak putih yang ada di lidah anak bukan penyakit, melainkan gejala suatu penyakit. Penyebabnya pun beragam, bisa karena jamur, bakteri, virus, atau alergi.
Pada kasus demam scarlet (scarlet fever)  misalnya. Ini merupakan penyakit akibat serangan bakteri streptokokus. Tanda pertama pada gangguan ini lidah anak akan berwarna strawberi (strawberry tongue) dan selanjutnya akan muncul  warna rasberi (merah muda diselingi putih).
Ada pula bercak putih di lidah anak yang berbentuk pulau-pulau atau peta (geographic tongue). Awalnya, bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin. Kemudian, daerah berbentuk pulau akan dikelilingi lapisan tebal berwarna putih. Pulau-pulau tersebut muncul terkait dengan alergi yang diderita anak.
Sementara akibat infeksi virus kawasaki juga bisa membuat lidah anak berubah berwarna stroberi dengan dilapisi bercak putih.  Terakhir, benjolan dan selaput berwarna putih yang menutupi lidah juga bisa dipicu oleh hadirnya  jamur Candida.

Ganggu Tumbuh Kembang Anak
Ternyata banyak ya penyebab munculnya warna putih pada lidah anak. Gejala yang dirasakan anak juga cukup bervariasi. Ada yang disertai demam (akibat bakteri dan virus), ada pula yang tak disertai demam (karena jamur atau alergi). Secara kasatmata, orangtua sulit menentukan apa penyebabnya. Secara tampilan, sepintas hanyalah berupa bercak putih.
Itulah mengapa, sambung Hingky, orangtua sebaiknya membawa anak ke dokter terdekat bila ada ‘sesuatu’ di lidah si kecil.  Dokter lah yang  dapat menentukan penyebab secara pasti dan memberi pengobatan yang sesuai. Jangan menunggu sampai gangguan ini berkembang kian parah. Sebab, bisa menyebar ke organ lain. Dan jika  sampai seperti itu, tentu anak lah yang paling menderita.
Tak hanya itu. Umumnya anak yang mengalami gangguan ini juga akan berpengaruh pada selera makannya.  Bisa dimengerti tentu saja. Lidah itu kan indera pengecap. Kalau lidah terganggu (dilapisi bercak putih),  tentu akan mengurangi fungsinya.  Akibatnya selera makan anak akan mengalami gangguan atau anak jadi enggan menghabiskan makanannya. “Anak butuh nutrisi yang seimbang dan mencukupi untuk proses tumbuh kembangnya. Asupan yang kurang  sudah pasti akan mengganggu proses tersebut,” imbuh Hingky.

Mengerti dunia emosi balita

Banyak peristiwa yang akan menandai masa peralihan buah hati Anda, dari bayi menjadi balita. Agar tidak salah dalam membimbing pertumbuhan emosinnya, ikuti beberapa panduan praktis berikut ini.

1. BERJALAN SENDIRI
Biasanya, beberapa bulan menjelang ulang tahunnya yang pertama, bayi Anda akan mulai belajar berjalan tanpa bantuan. Bila dia sudah bisa berjalan, dia akan meninggalkan fase bayi menjadi anak balita. Setelah bisa melangkahkan kakinya tanpa bantuan, dalam beberapa hari atau beberapa minggu kemudian, dia akan tiba-tiba merangkak jika berjalan terburu-buru, lalu berjalan pelan-pelan, merangkak, dan berjalan lagi dengan lebih cepat. Bagi Si Kecil, yang terpenting bisa mencapai tujuan, misalnya meraih mainan yang diinginkannya atau mendapat senyum bangga dari orang tuanya.
Yang perlu dilakukan:
Beri kesempatan padanya untuk belajar mengendalikan diri sendiri. Dapat dikatakan, masa balita dimulai ketika dia bisa mengendalikan tubuhnya dengan benar. Anda bisa perhatikan mata Si Kecil yang memancarkan arti, “Lihat, saya sudah bisa berdiri, Ma!” atau “Saya sudah bisa berjalan, lho!” Tiba-tiba anak Anda terus berjalan tanpa mau berhenti, kecuali Anda memintanya. Si Kecil betul-betul gembira dengan keberhasilannya berjalan, sehingga rasa takutnya hilang dan membuat dia berjalan lebih jauh lagi, hingga lupa di mana dia tadi berada. Awasi, agar Si Kecil tetap berada di bawah pengawasan Anda.


2. PENOLAKAN
Setelah berjalan merupakan hal yang rutin baginya, tiba-tiba buah hati Anda akan merasa memerlukan seseorang yang dia kenal untuk berada di dekatnya, agar tetap merasa aman. Sesaat dia akan berjalan di bawah penglihatan orang yang dia kenal, lalu dia akan menghilang sebentar, dan kembali lagi dengan membawa keberhasilan dari berjalan berputar-putar. Selama masa peralihan yang menyibukkan ini, Anda akan melihat beberapa perkembangan yang berarti pada Si Kecil, baik pada kehidupan sosialnya, maupun emosionalnya.
Kerewelan atau penolakan balita pun akan muncul di fase ini. Ditandai dengan perlawanan yang berlangsung dari keinginan untuk mandiri, namun tetap merasa aman. Itulah sebabnya mengapa anak-anak balita, cenderung rewel, melawan, menangis, atau melakukan tindakan untuk menunjukkan ketidaksetujuannya kepada orang tua. Sementara orang tua kebingunan dan kekhawatiran akan perilaku anak-anaknya.
Yang perlu dilakukan:
Awasi saja dari jauh, ketika Si Kecil ingin bebas. Padahal, di saat berikutnya dia pun tak mau lepas dari Anda. Inti dari perlawanan ini, sebagian besar menjelaskan kerewelan dan penolakan, yang kerap berhubungan dengan bimbingan yang dilakukan orang tua kepada anak balita. Mungkin saja Si Kecil sedang mengajukan pertanyaan, “Memangnya badan ini milik siapa, sih?” Sayangnya, dia belum bisa banyak berkata-kata.

3. KETERBATASAN BAHASA
Keterbatasan bahasa, terutama pada anak-anak yang baru memasuki masa balita, sering menimbulkan rasa frustrasi. Pada saat dia tidak bisa mengutarakan kebutuhan dan keinginannya, dia akan memperlihatkan kejengkelannya. Ada empat hal yang merupakan faktor pendukung dari perselisihan antara orang tua dan anak-anak, yaitu pertentangan mengenai:
1. Apa yang aman dan tidak aman.
2. Apa yang diinginkan anak.
3. Hal-hal negatif yang merupakan pendorong keinginan pribadi.
4. Kejengkelan terhadap larangan yang diberikan orang tua.
Yang harus dilakukan:
Ketika Si Kecil tampak berusaha memaksakan keinginannya, dia juga akan berusaha membuat Anda senang. Jadi, Anda harus bisa memilah, kapan keinginannya pantas diikuti dan kapan tidak. Andalah yang harus memberi pengertian kepadanya.

4. KEBANGGAAN DAN KEKUASAAN
Hal ini merupakan masa-masa yang menyenangkan bagi Si Kecil. Munculnya rasa ingin tahu, menyelidiki, menemukan, dan yang terpenting, merupakan masa di mana dia menikmati kemampuan akan pertumbuhan pribadinya. Dia merasa dapat melakukan berbagai macam hal, baik yang membuat sang Mama tersenyum maupun cemberut. Dia bisa memperlihatkan apa yang diinginkannya dengan berceloteh, sebagai awal penguasaan bahasanya. Bila Anda memberikan respons, terjadilah komunikasi dua arah yang merupakan jalan menuju dunia nyata, dan satu langkah lagi bagi kemampuan berikutnya.
Yang harus dilakukan:
Temani Si Kecil bermain. Perhatikan apa yang dirasakannya dan katakan padanya, Anda mengerti dengan permainannya. Menjadi teman bermain berarti membiarkan dia yang memimpin permainan. Tunjukkan Anda mengikuti aturan bermainnya dan tunjukkan kekaguman Anda akan kreativitasnya. Beri respons terhadap apa yang diungkapkannya, dengan gerakan maupun kata-kata. Misalnya, “Oh, Sayang mau minum jus. Ini, diminum, ya!” Atau coba tarik perhatiannya dengan kata-kata, “Oh kamu mau dipeluk Mama, ya. Mama juga lho, mau peluk kamu!”

5. BERTAMBAH UMUR
Dengan bertambahnya umur, dia akan menggunakan ketrampilan berkomunikasinya dengan teman sebayanya dan dengan guru-gurunya. Di usia ini Si Kecil mulai mengungkapkan apa yang diinginkannya dan apa yang dirasakannya melalui permainan yang ada dalam khayalannya. Seperti bermain boneka, dia akan berbicara dengan bonekanya, seolah-olah memang betul-betul terjadi seperti apa yang dialaminya sehari-hari.
Yang harus dilakukan:
Temani dia, beri perhatian, serta respons. Tunjukkan Anda mengerti dan menikmati permainannya. Dengan sesekali memberi pelukan dan ciuman, berarti Anda mengabulkan permintaannya dan memberi semangat untuk berkomunikasi lebih lanjut, serta memberikan kesan Anda sangat mengerti dirinya.

6. SIAP BERSOSIALISASI
Banyak yang mengatakan, dari usia 18 bulan, penguasaan bahasa seorang anak berkembang secara drastis. Di usia 18 bulan hingga 3 tahun, anak-anak senang memberi nama pada segala sesuatu yang dilihatnya, serta membuat kalimat-kalimat pendek, bahkan kalimat yang lebih kompleks. Sebagian anak mengungkapkan segala sesuatu melalui tindakan, tetapi kebanyakan anak-anak menyukai berbicara. Demikian juga halnya dengan bercerita dan mendengarkan cerita. Si Kecil juga mulai siap menghadapi lingkungannya dengan lebih tenang dan bersosialisasi dengan teman sebayanya di play group.
Yang harus dilakukan:
Dukung usaha Si Kecil dengan cara mendengarkan dan merespons segala yang diucapkannya. Bersabar dengan segala macam pertanyaan yang diajukannya, karena rasa ingin tahunya yang besar. Penuhi kebutuhannya dengan memberi kata-kata baru melalui buku-buku cerita