Ads

Sunday, January 10, 2016

Tips Jitu Hindari Obesitas Pada Anak

Obesitas pada anakmerupakan salah satu kekhawatiran yang dirasakan oleh banyak orang tua saat ini. Menutur laporan dari US Centers for Disease Control and Prevention, seoranganakyang terserang obesitas cenderung rawan terkena resiko diabetes, penyakit jantung serta kanker.
Hal tersebut biasa menjangkiti anak-anak pada rekapan usia antara 6 hingga 11 tahun. Pada usia ini, biasanya anak-anak cenderung sedang dalam tahap hiperaktif dan sulit untuk di kontrol aktifitasnya, terutama berkaitan dengan pola makan, aktifits keseharian dan ritunitas olah raga. Namun, sebenarnya obesitas dapat dicegah sejak dini, dan itu tentu saja menuntut peranan serta  dukungan ekstra dari orang tua.

Berikut ini adalah beberapa tips jitu yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk menghindari terjadinya Obesitas Pada Anak

Perhatikanlah pola makan anak

Obesitas banyak menjangkiti sebagian besar  anak yang cenderung tidak terkontrol dengan baik pola makannya. Terutama jenis makanan yang banyak mengandung bahan pengawet, minuman yang bersoda, makanan cepat saji dan makanan sereal.  Jenis makanan tersebut biasanya menjadi menu favorit anak-anak. Maka dari itu, orang tua harus rutin mengawasi anak mengenai jenis makanan atau jajanan ringan yang di konsumsi. Kalau bisa, latihlah anak untuk menyukai buah-buahan dan sayur mayur sejak dini, hal ini akan sangat membantu dalam menyeimbangkan berat badan serta  baik untuk menunjang kesehatan dan  pertumbuhan.

Latihlah anak untuk membiasakan sejak dini gaya hidup yang seimbang

Mayoritas anak-anak, mereka sangat menyukai jenis kegiatan seperti bermain game, nonton video dan nonton tv. Padahal, kebiasaan tersebut merupakan faktor yang signifikan dalam meningkatkan kelebihan berat badan. Jadi, sebisa mungkin bagi orang tua untuk mengarahkan pada anak supaya tidak terlalu banyak menghabiskan waktu menekuni rutinitas  tersebut.

Latihlah anak untuk mencintai olah raga

Kebiasaan oleh raga yang teratur sejak dini bukan hanya baik untuk kesehatan anak, namun juga sangat penting dalam mengontrol keseimbangan hormon yang dapat menyeimbangkan antara pertumbuhan dan berat badan, sehingga terhindar dari obesitas.

Kenali jenis menu died yang sehat untuk anak

Orang tua harus mengetahui bahwa menu died sehat untuk anak-anak berbeda dengan menu died  untuk orang tua. Jika perlu, bertanyalah pada ahli kesehatan mengenai menu yang cocok dan tepat untuk anak sesuai dengan tingkat usia.

Biasakan mengajak anak untuk berkumpul bersama keluarga

Ajarkanlah pada anak untuk terbiasa berkumpul dengan keluarga, terutama saat makan malam. Dalam kondisi ini, biasanya seorang anak cenderung lebih tenang dan terbuka pada orang tuanya. Jadi, di sini orang tua memiliki kesempatan yang luas untuk memberikan arahan pada anak dengan cara yang santai dan menyenangkan.


Tips Mencegah Sariawan Pada Bayi

Sariawan bukan hanya dialami orang dewasa saja, ternyata anak-anak juga bisa mengalaminya.. Menjaga kebersihan mulut dan gigi anak. Pasti menyedihkan melihat sang buah hati anda mengalami sariawan dan sulit makan bukan, bunda. Pada dasarnyasariawan pada bayibisa terjadi karena beberapa faktor salah satunya adalah asupan makanan sangbayisehingga muncul berbagai bakteri pemicu sariawan.
Nah, kali ini kami membagi bebrapa tips untuk mencegah sariawan pada bayi anda. seperti kata pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati. Jadi alangkah lebih baik mencegah sariawan pada bayi daripada menyaksikan buah hati anda mengalaminya sendiri bukan.

Pada dasarnya ada beberapa tips untuk mencegah sariawan pada bayi anda seperti yang dijabarkan dibawah ini.

1. Asupan makanan dan minuman yang sehat dan bergizi

Saat si Kecil sedang menderita sariawan, Ibu harus tetap memastikan bahwa si Kecil mendapatkan asupan cairan yang cukup karena pada umumnya anak anda akan mengalami penurunan nafsu makannya ketika sariawan mendera. Bila kebutuhan cairan si Kecil terpenuhi, ini akan menghindarkan si kecil dari risiko dehidrasi.
Ibu juga bisa memberikan si kecil minuman dan makanan yang mengandung tinggi vitamin B, C, dan zat besi untuk membantu mempercepat proses penyembuhan sariawan pada bayi anda , contoh makanan bergizi seperti, apel, jeruk, tomat, dan sayuran yang dapat diolah dalam bentuk jus, sehingga mudah untuk dikonsumsi dan tidak akan menyebabkan rasa sakit. Selain itu, vitamin B, C, dan zat besi pun bisa diperoleh dari susu.


2. Suapi si Kecil perlahan-lahan

Ketika si Kecil sariawan, sebaiknya Ibu tetap menyuapinya tapi dengan perlahan-lahan supaya buah hati anda tidak kekurangannutrisisekaligus sariawannya tidak tersentuh oleh sendok yang digunakan untuk makan. Ajarkan pada si Kecil untuk makan perlahan-lahan agar makanan yang di kunyah tidak mengenai mulutnya karena sariawan.


3. Gunakan gelas untuk minum si Kecil

Ketika anak sariawan, sebaiknya jangan menggunakan botol saat Ibu ingin memberikan minuman untuk si Kecil. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya kontak langsung dengan sariawan, karena hal ini bisa membuat dia semakin nyeri atau sakit terhadap makanan atau minuman yang ia makan. Kalau gejala sariawan tidak kunjung sembuh dalam beberapa hari atau bahkan minggu, maka sebaiknya Ibu berkonsultasi dengan dokter.


Kenali Penyebab Bayi Kuning

Bayi kuning? pasti anda pernah mendengarnya atau bahkan pernah terjadi pada bayi Anda.
Kuning pada bayi baru lahir adalah munculnya warna kuning pada kulit dan jaringan tubuh bayi yang lainnya.
Umumnya kuning terjadi 2-4 hari setelah bayi lahir.

Ada beberapa penyebab bayi kuning antara lain:

  1. Pada awal kelahiran sel darah merah mulai diuraikan untuk kemudian diganti dengan sel darah merah yang baru. Hal ini akan mengakibatkan kadar bilirubin meningkat, namun akan menurun dalam dua minggu sampai sebulan kemudian.
  2. Bayi yang lahir lebih awal atau prematur.  Jika kuning padabayi prematurlebih dari 10 mg/dL, bayi harus segera mendapat penanganan untuk menghindari timbulnya komplikasi.
  3. Kuning juga dapat terjadi akibat masalah dalam pemberian ASI, misalnya produksi ASI yang kurang di awal kelahiran sehingga bayi hanya mendapat sedikit ASI.
  4. ASI juga dapat sebagaipenyebab bayi kuning(breastmilk jaundice). Jika terdapat kandungan hormon progesteron dalam ASI hal ini dapat  mengakibatkan terganggunya proses penguraian bilirubin.
  5. Adanya kandungan enzim liprotein lipase pada ASI juga dapat membuat kadar bilirubin meningkat. Jika ini terjadi, ASI tetap dapat di berikan, namun jika kenaikan bilirubin terjadi terlalu cepat, hentikan pemberian ASI untuk sementara waktu.
  6. Penyebab bayi kuning lainnya adalah perbedaan golongan darah ibu dan bayi.
Sekitar 60% kuning terjadi pada bayi sehat, Anda tidak perlu terlalu khawatir, namun demikian sebagai orangtua Anda harus tetap memantau kondisi bayi.
Jika kuning terjadi pada hari pertama kelahiran, makin lama kuning makin nyata, bayi menjadi lemah disertai demam, maka segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut.


Makanan Pendamping ASI ( MP-ASI )

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi/anak umur 0-24 bulan melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan merupakan bagian yang dapat dipisahkan dari upaya perbaikan gizi secara menyeluruh.
Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya. Ketika bayi memasuki usia 6 bulan ke atas, beberapa elemen nutrisi seperti karbohidrat, protein dan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam ASI atau susu formula tidak lagi mencukupi. Sebab itu sejak usia 6 bulan, kepada bayi selain ASI mulai diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) Agar kebutuhan gizi bayi/anak terpenuhi.Dalam pemberian MPASI perlu diperhatikan waktu pemberian MP-ASI ,frekuensi porsi, pemilihan bahan makanan, cara pembuatan dan cara pemberiannya. Disamping itu perlu pula diperhatikan pemberian makanan pada waktu anak sakit dan bila ibu bekerja di luar rumah.Pemberian MP-ASI yang tepat diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, namun juga merangsang keterampilon makan dan merangsang rasa percaya diri.
Pengertian MP-ASI
• MP ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
• MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbASIs susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang.
• Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak .
• Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini.
Indikator bahwa bayi siap untuk menerima makanan padat :
• Kemampuan bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa disangga
• Menghilangnya refleks menjulurkan lidah
• Bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan dengan cara membuka mulut, lalu memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk mrnunjukkan rasa lapar, dan menarik tubuh ke belakang atau membuang muka untuk menunjukkan ketertarikan pada makanan
Permasalahan dalam pemberian MP-ASI
Dari hASIl beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya dengan penyediaan pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan masyarakat. Selain itu ibu-ibu kurang menyadari bahwa setelah bayi berumur 6 bulan memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu yang semakin bertambah, sesuai dengan pertambahan umur bayi dan kemampuan alat cernanya.
Beberapa permasalahan dalam pemberian makanan bayi/anak umur 0-24 bulan :
1. Pemberian Makanan Pralaktal (Makanan sebelum ASI keluar)
Makanan pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa, air tajin, air teh, madu, pisang, yang diberikan pada bayi yang baru lahir sebelum ASI keluar. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan bayi, dan mengganggu keberhASIlan menyusui.
2. Kolostrum dibuang
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna kekuning-kuningan. MASIh banyak ibu-ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayinya. Kolostrum mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan mengandung zat gizi tinggi. Oleh karena itu kolostrum jangan dibuang.
3. Pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat
Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 6 bulan) menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare. Kalau pemberian MP-ASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan anak.
4. MP-ASI yang diberikan tidak cukup
Pemberian MP-ASI pada periode umur 6-24 bulan sering tidak tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak menggunakan santan atau minyak pada makanan anak, dapat menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan protein serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.
5. Pemberian MP-ASI sebelum ASI
Pada usia 6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI dapat menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat yang diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI. Dengan memberikan MP-ASI terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI berkurang, yang berakibat menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI.
6. Frekuensi pemberian MP-ASI kurang
Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.
7. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja
Di daerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja karena kurangnya pemahaman tentang manajemen laktASI pada ibu bekerja. Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah apalagi kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan.
8. Kebersihan kurang
Pada umumnya ibu kurang menjaga kebersihan terutama pada saat menyediakan dan memberikan makanan pada anak. MASIh banyak ibu yang menyuapi anak dengan tangan, menyimpan makanan matang tanpa tutup makanan/tudung saji dan kurang mengamati perilaku kebersihan dari pengasuh anaknya. Hal ini memungkinkan timbulnya penyakit infeksi seperti diare (mencret) dan lain-lain.
9. Prioritas gizi yang salah pada keluarga
Banyak keluarga yang memprioritaskan makanan untuk anggota keluarga yang lebih besar, seperti ayah atau kakak tertua dibandingkan untuk anak baduta dan bila makan bersama-sama anak baduta selalu kalah.

Makanan Sehat untuk Bayi 1 Tahun

Ibu mungkin akan menyadari bahwa setelah bayi melewati usia 1 tahun, nafsu makannya menjadi menurun dan banyak memilih jenis makanan yang ingin dimakannya. Jangan khawatir karena ketika mereka menginjak usia 1 tahun, tingkat pertumbuhannya pun ikut melambat dan kebutuhannya untuk makan menjadi berkurang selama satu tahun pertama ini. Apa saja jenis makanan sehat untuk bayi 1 tahun yang bisa menjadi patokan bagi para ibu di rumah. Yuk, kita simak berikut ini.
Kebutuhan konsumsi anak  1 tahun tergantung pada berat badan dan tingkat aktivitasnya sehari-hari. Kebanyakan anak yang berumur 1 tahun memerlukan sekitar 1000 kalori per hari. 1000 kalori ini bisa mencakup 2 gelas susu, 2 gelas buah segar dan sayuran, 2 ons biji-bijian yang setara dengan satu potong roti atau 1 cangkir sereal dan 2 ons daging. Jenis makanan harus dibagi diantara tiga  kali makan besar dan dua kali cemilan.
Bayi 1 tahun Anda kemungkinan tidak akan memakan semua pilihan yang kita sodorkan tetapi penting bagi bayi untuk mencoba dan dibiasakan makan secara teratur dan konsisten. Menu sarapan yang cocok untuk bayi 1 tahun adalah setengah cangkir susu, seperempat cangkir buah atau sayur dan setengah ons biji-bijian.
Contohnya untuk sarapan seperti setengah cangkir susu, setengah cangkir nasi tim dan seperempat cangkir potongan buah pisang. Menu seperti ini adalah makanan sehat untuk bayi 1 tahun karena bayi memerlukan susu penuh lemak untuk tubuhnya. Susu jenis ini berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan otaknya.
Untuk cemilan pagi, bayi bisa diberi menu seperti setengah ons biji-bijian dengan setengah ons alternatif daging, misalnya setengah potong roti gandum atau kue kering dengan setengah ons keju atau susu. Sedangkan untuk menu makan siang bisa mencakup setengah cangkir susu, seperempat cangkir buah atau sayur, setengah cangkir biji-bijian dan setengah ons pilihan daging. Semua bahan ini bisa diolah menjadi nasi tim dengan sedikit garam yang disukai oleh bayi. Bisa juga bahan-bahan ini tidak diolah secara bersamaan tetapi dijadikan variasi menu sehingga bayi bisa merasakan rasa yang berbeda untuk setiap jenis bahan yang ada.
Untuk makan malam, bayi memerlukan setengah cangkir susu, seperempat cangkir buah, seperempat cangkir sayuran, setengah ons biji-bijian dan satu ons pilihan daging. Berikan pilihan menu makan malam untuk bayi Anda seperti setengah cangkir susu, seperempat kacang hijau rebus, seperempat potongan wortel rebus yang empuk, seperempat cangkir pasta dan satu ons potongan daging ayam yang gurih. Semua masakan ini dibuat tanpa penyedap. Itulah tadi beberapa menu pilihan makanan sehat untuk bayi 1 tahun Anda.

Tips Merawat Bayi yang Baru Lahir

Merawat bayi baru lahir bukanlah hal yang gampang, apalagi jika Anda baru menjadi seorang ibu. Perasaan takut dan cemas sering menghantui Anda ketika melakukan perawatan bayi baru lahir. Namun sebaiknya Anda tidak perlu khawatir, karena Anda bisa mempelajari berbagai tips merawat bayi yang baru lahir dari berbagai sumber, misalnya buku, majalah, maupun internet. Hal ini dilakukan agar Anda siap merawat buah hati Anda dengan penuh cinta.
Bayi baru lahir harus mendapatkan perlakukan yang ekstra dari Anda agar ia bisa tumbuh sehat dan cerdas. Nah, perlakuan istimewa apakah yang bisa Anda lakukan pada bayi baru lahir ? simak tips merawat bayi yang baru lahir berikut ini :
– Berikan ASI untuk makanan utama bayi baru lahir
ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi baru lahir, karena mengandung colostrum dan zat-zat penting lainnya yang bagus untuk imunitas dan tumbuh kembang bayi.
– Menjaga kebersihan badan, pakaian, dan tempat tidur bayi.
Menjaga kebersihan badan bisa dilakukan dengan cara memandikan atau menyeka bayi dua kali sehari. Gunakan produk-produk khusus bayi yang aman, dari mulai sabun mandi, shampo, bedak, dan tissue basah. Untuk pakaian, pastikan dicuci terlebih dahulu sebelum dipakai.  Cuci pakaian bayi dengan detergen khusus bayi (cair) karena tidak menyisakan residu di pakaian yang menjadi penyebab iritasi kulit dan hindari penggunaan softener. Pastikan kamar tidurnya bersih dan sirkulasi udaranya berfungsi sempurna.
– Merawat tali pusat bayi baru lahir
Tali pusat bayi akan terlepas dengan sendirinya dalam waktu 4 hari, namun pada kondisi tertentu lepasnya tali pusat bisa lebih lama, yakni 1 bulan. Merawat tali pusat merupakan hal yang sangat sulit untuk ibu baru. Intinya, tali pusat harus dijaga kebersihannya agar bayi terhindar dari resiko infeksi. Berikut ini cara merawat tali pusat bayi :
1. Pastikan tali pusat dan daerah sekitarnya selalu kering dan higienis, agar terhindar dari infeksi dan jamur.
2. Hindarkan tali pusat dari kotoran bayi maupun air kencingnya.
3. Berikan perhatian khusus untuk tali pusat dengan cara mensterilkan tali pusat dengan kasa yang dibasahi alkohol 70% dari pangkal ke bagian ujungnya, kemudian bungkus dengan kasa yang dibasahi alkohol dengan rapi. Lakukan ini hingga tali pusat sudah kering dan lepas dengan sendirinya.
– Jaga kehangatan tubuh bayi
Bayi harus dalam kondisi hangat, karena ia masih berada dalam masa penyesuaian setelah beberapa bulan berada dalam kandungan ibu yang hangat. Untuk menjaga kehangatan tubuhnya, Anda bisa memakaikan bedong bayi, sarung tangan dan kaki, serta topi. Ada pendapat untuk menghangatkan bayi, maka bisa dipakaikan gurita? Hal ini tidak sepenuhnya benar, karena penggunakan gurita justru menyiksa bayi dan membuatnya susah bernafas. Namun jika ibu berniat menggunakan pada bayi, usahakan untuk tidak mengikatnya terlalu kencang.
– Perhatikan kuku bayi baru lahir
Kuku bayi baru lahir memang masih lembut dan tipis, sehingga membuat orang tua tidak tega untuk memotongnya. Namun, demi menjaga kesehatan bayi yang kadang suka memasukkan tangan ke dalam mulut dan agar kukunya tidak melukai kulitnya yang lembut, sebaiknya Anda memotong kuku bayi dengan alat pemotong khusus untuk bayi.
– Perhatikan pakaian dan popok bayi
Segera ganti pakaian apabila kotor atau lembab, begitupun dengan popoknya. Segera bersihkan daerah bokong dan kemaluan bayi setelah BAB atau BAK.
Demikian informasi tentang tips merawat bayi yang baru lahir, semoga bermanfaat bagi Anda semua.

Saturday, November 14, 2015

Tips Penyimpanan ASI Perah

Bagi ibu yang bekerja, Air Susu Ibu (ASI) perah (ASIP) merupakan jalan keluar untuk mempertahankan pemberian ASI eksklusif buat si kecil. Untuk mendapatkan ASIP dapat dilakukan secara manual (memijit payudara dengan jari) maupun menggunakan alat bantu (pompa ASI). Biasanya masing-masing ibu mempunyai kesukaan tersendiri cara memerah ASI. Tidak ada cara memerah ASI yang lebih superior terhadap lainnya.

Pemerahan ASI dapat dilakukan kapan saja, bahkan pada ibu yang tidak bekerja dan akan berada 24 jam disamping bayi. Sebagaimana diketahui, payudara yang kosong akan merangsang tubuh untuk menghasilkan ASI lebih banyak. Hal ini berlaku seperti  supply and demand dalam hukum ekonomi. Jadi apabila bayi tidak mengosongkan payudara ibu saat menyusui, pengosongan secara manual akan merangsang produksi ASI yang lebih banyak lagi nantinya.
Penyimpanan ASIP dapat dilakukan di dalam plastik khusus ASI, botol susu bayi, atau botol kaca yang bersih dan telah disterilkan. Agar ASIP dapat diberikan secara optimal pada si kecil, sebaiknya penyimpanan dilakukan dalam jumlah terbatas, sesuai dengan kemampuan minum bayi. Tentu perlu diperhatikan pula untuk memberi penanggalan dan waktu penyimpanan ASIP dilakukan. Hal ini berguna agar ASIP yang lebih dahulu diperah, lebih dahulu dipergunakan. Hal ini popular dengan singkatan FIFO (first in first out).
Berikut disajikan lama penyimpanan ASIP yang dianjurkan dalam tabel:
Suhu ruangan
(19-26oC)
Cooler *
(-15-4oC)
Lemari es**
(4oC)
Freezer     (1 pintu)
(-15-5oC)
Freezer (2 pintu)
(0-18oC)
(-20-4oC)
4-6 jam
24 jam
5 hari
2 minggu
3-6 bulan
6-12 bulan
*cooler = ASIP disimpan dalam termos pendingin bersama dengan ice packs.
**pada bagian dalam kulkas, bukan di pintu kulkas. Sebagian kepustakaan menyebutkan hingga 8 hari.
Pencairan ASIP dilakukan dengan cara thawing, yaitu:
  1. Mengeluarkan ASIP dari freezer dan menempatkannya di dalam kulkas 1 hari sebelum digunakan (ASIP akan mencair dalam waktu +10 jam), kemudian dikeluarkan dari kulkas dan dihangatkan.
  2. Menaruh ASIP beku di bawah aliran air hangat. Pencairan ASIP tidak dianjurkan dengan cara didiamkan pada suhu ruangan, karena berisiko menyebabkan pertumbuhan bakteri dalam susu.
Beberapa pembatasan penggunaan ASIP dalam praktek sehari-hari:
  1. ASIP yang telah diminum oleh bayi, harus dihabiskan dalam waktu 2 jam. Setelah 2 jam, sisa ASIP sebaiknya dibuang. Hal ini untuk menghindari pemberian ASIP yang terkontaminasi bakteri. Karena itu sebaiknya jumlah penyimpanan dan pemberian ASIP disesuaikan dengan kemampuan minum bayi.
  2. Apabila ASIP telah diencerkan, harus digunakan dalam waktu 24 jam.
  3. ASIP yang telah diencerkan tidak boleh dibekukan kembali.
  4. Untuk penyimpanan ASIP jangka panjang (>72 jam) sebaiknya gunakan botol plastik dengan food grade  atau botol kaca steril.
Warna, bau, kekentalan, dan rasa ASI dipengaruhi oleh diet ibu, sehingga tidak perlu cemas apabila ibu melihat warna ASIP berbeda-beda. ASIP yang disimpan setelah beberapa waktu akan terpisang menjadi 2 lapisan. Apabila hendak digunakan, goyangkan botol saat hangat agar ASIP kembali tercampur rata. Sebagian bayi sensitif dengan konsistensi, bau, maupun rasa ASI, sehingga menolak ASIP terutama yang telah dibekukan dalam waktu cukup lama. Untuk mengatasi hal ini, gunakan ASIP dengan masa beku lebih pendek.
 Daftar pustaka:
  1. Mayo clinic staff. Breast milk storage: Do’s and don’ts. 2012 [diakses 19 September 2012]; diunduh dari: www.mayiclinic.com/health/breast-milk-storage/MY00926.
  2. Centers for disease control and prevention. Proper handling and storage of human milk. 2010 [diakses 19 September 2012]; diunduh dari: www.cdc.goc/breastfeeding/recommendations/handling_breastmilk.htm.
  3. Chantry CJ, Eglash A, Howard CR. Human milk storage information for home use for healthy full-term infants. The academy of breatfeeding medicine. 2004.

Pentingkah memantau tumbuh kembang anak?

Tumbuh kembang mengandung 2 pengertian, yaitu bertumbuh dan berkembang, Bertumbuh berarti bertambah massa dan ukuran, yang secara obyektif dapat kita ketahui melalui penimbangan berat badan, pengukurangan panjang/ tinggi badan, dan pemantauan lingkar kepala setiap bulannya. Berkembang adalah bayi/ anak mengalami penambahan keterampilan/ kemampuan, baik dibidang motorik kasar, motorik halus, personal-sosial, dan wicara.

Dalam praktek sehari-sehari, setiap bayi dengan asuhan keperawatan ideal, termasuk pemberian imunisasi rutin sesuai jadwal, pasti akan selalu diukur penambahan berat dan tinggi badan, serta lingkar kepala. Pengukuran ini merupakan standar pelayanan kesehatan bayi dan anak di posyandu, puskesmas, rumah sakit, atau klinik kesehatan anak manapun. Biasanya dokter akan menjelaskan kepada orangtua apakah peningkatan berat, tinggi, dan lingkar kepala bayi/ anak dalam skala normal.

Lalu bagaimana dengan perkembangan?
Pemantauan perkembangan adalah untuk mengetahui adanya gangguan perkembangan seorang bayi/anak SEBELUM gangguan itu terjadi. Jadi pemantauan ini tidak dimaksudkan untuk mengobati gangguan perkembangan yang telah terjadi. Terdapat beberapa ‘pakem’ yang dapat digunakan dokter secara cepat untuk menilai tumbuh kembang seorang bayi/ anak. Untuk penilaian yang lebih teliti dapat digunakan alat bantu (tools) yang telah dirancang sesuai dengan kelompok usia dan spesifik untuk kemampuan bidang/ ranah tertentu.

Orangtua dapat melakukan sendari pemantauan tumbuh kembang ini dengan menggunakan alat bantu berupa Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) . Kuesioner ini memantau tumbuh kembang balita hingga usia 5 tahun, dengan jeda waktu per 3 bulan.
Pemantauan tumbuh kembang di rumah sakit atau klinik spesialis anak dilakukan dengan tools yang disebut Denver II. Berbeda dengan KPSP, Denver II mempunyai ‘garis umur’ sehingga dapat dilakukan pada usia berapapun. Pemeriksaan perkembangan menggunakan Denver II idealnya dilakukan setiap 3 bulan, sama seperti KPSP. Denver II mempunyai pertanyaan spesifik untuk penilaian ranah spesifik pula. Biasanya pemeriksaan ini tidak dilakukan pada kunjungan rutin imunisasi bulanan, melainkan dengan perjanjian. Pemeriksaan perkembangan Denver akan cukup menyita waktu dan tidak semua rumah sakit dengan pelayanan kesehatan anak umum mempunyai perangkat Denver II.
Untuk anak dengan kecurigaan kondisi tertentu juga terdapat tools yang spesifik. Misalnya kecurigaan autism pada anak dapat dilakukan skrining dengan CHAT (checklist for autism in toddler); gangguan perilaku berupa kondisi mental dan emosional dilakukan skrining KMME (kuesioner masalah mental emosional); gangguan pemusatan perhatian dengan kuesioner GPPH (gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas), dan sebagainya. Berbagai skrining ini biasanya hanya dapat dilakukan di klinik tumbuh kembang tertentu.

Penting untuk ditekankan kembali bahwa skrining bertujuan untuk mendeteksi kelainan perkembangan secara dini, sebelum tanda atau gejala kelainan tersebut tampak. Berbagai alat skrining perkembangan mempunyai kekuatan dan kelemahan masing-masing, sehingga diperlukan interpretasi yang tepat agar tidak terjadi kesalahan deteksi. Hasil skrining tidak berupa suatu diagnosis, melainkan berupa rekomendasi bahwa perkembangan anak normal atau untuk dapat dilakukan pemeriksaan perkembangan lebih lanjut apabila terindikasi.

Plastisitas Otak Anak

Definisi
Istilah plastisitas berasal dari bahasa Yunani ‘plaistikos’ yang berarti ‘membentuk, ‘to form’. Secara umum plastisitas otak diartikan sebagai kemampuan otak untuk melakukan re-organisasi setelah mengalami cedera (injury) atau karena penyakit. Kata lain plastisitas otak (brain plasticity) adalah neuroplasticity atau brain malleability.

Plastisitas merupakan salah satu kemampuan otak yang sangat penting, yang melingkupi berbagai kapabilitas otak, termasuk kemampuan untuk beradapatasi terhadap perubahan lingkungan dan penyimpanan memori dalam proses belajar. Karena itu anak-anak bisa belajar lebih cepat  daripada dewasa, termasuk diantaranya menguasai bahasa asing di usia muda, penguasaan alat musik, bermain bola, bahkan pemulihan dari cedera otak yang lebih cepat.
Mekanisme plastisitas
Pada masa fetal terdapat keseimbangan antara neurogenesis dan apoptosis sel neuron untuk mendapatkan jumlah neuron tertentu pada  setiap regio otak, proses ini terutama diamati pada trimester kedua kehamilan. Berbagai penelitian pada hewan menunjukkan bahwa terdapat produksi neuron yang sangat berlebihan pada masa fetus dibandingkan dengan jumlah akhir yang ditemukan pada otak yang matur. Over-produksi neuron ini diduga menjadi semacam reservoir yang dapat digunakan jika terjadi cedera (injury) otak. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa neurogenesis ternyata masih terjadi setelah masa fetal bahkan hingga dewasa pada area tertentu di  otak, termasuk zona subventrikular dari ventrikel lateral dan zona subgranular dari girus dentate hipokampus.

Plastisitas otak  melingkupi perubahan pola fungsional dan struktural sebagai respons terhadap lingkungan, secara fisiolofis atau patologis, melalui beberapa mekanisme yang berbeda. Perubahan terjadi pada tingkat kortikal berupa pola sinaptik dan representasi. Hipotesis lain menyebutkan dapat pula terjadi perubahan pada tingkat neuronal baik berupa perubahan morfologi ataupun fungsional.4
Saat seorang anak lahir, ia memiliki jumlah neuron lebih dari 100 milyar, suatu jumlah sel neuron maksimal sepanjang hidupnya, sementara berat otak bayi saat lahir tidak lebih dari seperempat berat otak orang dewasa. Peningkatan massa otak dalam perkembangan seorang anak merefleksikan peningkatan yang spektakuler dari koneksi kortiko-kortical yang bersifat experience-dependent. Plastisitas experience-dependent merujuk pada mekanisme belajar dan penyimpanan memori sebagai hasil interaksi seorang individu dengan lingkungannya, kemudian membentuk jaringan neuronal tertentu yang mewakili memori autobiografikal. Plastisitas merupakan hasil dari kapasitas intrinsik otak untuk mengenali efek suatu pengalaman terhadap kebutuhan dasarnya sebagai makhluk hidup, untuk memulai proses belajar dan menyimpan memori. Proses ini akan bermuara pada pembentukan jutaan  jaringan neuronal (mnemonic) pada neokorteks, yang merepresentasikan isi memori autobiografik.

Plastisitas: faktor usia
Secara umum, cedera daerah kortikal yang bersifat fokal pada masa kanak-kanak mempunyai morbiditas yang lebih rendah dibandingkan cedera pada usia dewasa. Namun demikian, pendapat bahwa cedera otak yang terjadi pada usia lebih dini akan mempunyai prognosis yang lebih baik ternyata tidaklah sepenuhnya benar. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa cedera otak pada usia tertentu, prognosisnya tergantung pada titik dampak kritisnya (critical impact points hypothesis). Berdasarkan paradigma ini, ternyata cedera otak pada usia dini dapat sama fatalnya dengan cedera otak pada usia yang lebih tua.
Jika cedera terjadi pada suatu usia dimana sel-sel otak masih dalam tahap pematangan, dan tepat pada titik dimana perkembangan neurologi dan kognitif memerlukan dukungan lingkungan yang optimal dan kondusif, maka prognosis yang buruk bisa diramalkan pada kasus ini. Penelitian longitudinal terhadap kelainan di kortek serebri dengan kelainan kongenital menyimpulkan prognosis yang lebih uruk jika dibandingkan dengan kelainan serupa yang didapat kemudian. Perbedaan ini menunjukkan bahwa anak dengan kelainan kongenital justru mengalami gangguan perkembangan otak pada keseluruhan hemisfer.
Selaras dengan critical impact points hypothesis, Kolb dan Gibbs (2001) menemukan bahwa kerusakan otak yang terjadi pada usia dini, walaupun proliferasi neural telah sempurna namun masih dalam proses migrasi dan diferensiasi, akan mengakibatkan atrofi menyeluruh dendritik dan penurunan densitas neuron terutama bagian selubung kortek pada area tulang belakang, yang tampak sebagai retardasi mental. Sebaliknya, jika selubung kortek ini rusak pada waktu pertumbuhan cepat dendritik dan pembentukan formasi sinaps, justru akan terjadi peningkatan percabangan dendritik dan densitas spinal melalui kortek yang masih tersisa, sehingga akan didapatkan hasil akhir berupa pemulihan (recovery) fungsi yang lebih baik. Dengan demikian disimpulkan bahwa cedera otak yang terjadi lebih awal tidak selalu mempunyai prognosis yang lebih baik, hasil akhir (outcome)nya ditentukan oleh tingkat maturasi yang sudah atau sedang berlangsung saat cedera terjadi, yang dipengaruhi oleh kemampuan selular yang spesifik sehubungan dengan plastisitas otak.

Plastisitas: masa pulih (recovery)
St. James-Roberts (1981) berdasarkan data studi hemisferektomi menyimpulkan bahwa perbedaan masa pulih (recovery) sesudah cedera/trauma pada sistem nervus matur vs imatur, bukan hanya berkaitan dengan usia saat cedera/trauma terjadi,namun juga merefleksikan lamanya masa pulih yang dihubungkan dengan penyebab lesi dan jenis pemeriksaan atau tes yang dilakukan. Studi kohort pada usia dewasa akan mempunyai masa follow up yang singkat sehubungan dengan keterbatasan usia harapan hidup. Demikian juga halnya pada studi yang melibatkan subjek dengan tumor otak, tentu akan mempengaruhi potensial masa pulih penderitanya.
Menurunnya plastisitas otak seiring dengan bertambahnya usia tidak berarti re-organisasi tidak mungkin terjadi pada waktu yang panjang. Sebagai contoh, pada sindrom Sturge-Weber, terjadi kalsifikasi yang progresif walaupun pada saat bersamaan re-organisasi kemampuan bahasa yang terus berlanjut hingga usia lebih tua.
Masa pulih pada cedera hemisfer kiri dimana hemisfer kanan secara perlahan mengambil alih aspek bahasa dan memori verbal juga bisa memakan waktu yang cukup panjang. Akuisisi bahasa pada anak yang belum terpapar (exposed) bahasa sama sekali, atau belum bicara hingga akhir dekade pertama juga akan memperpanjang masa re-organisasi yang dibutuhkan. Dalam berbagai kasus, masa transfer kemampuan bahasa dari hemisfer kanan ke kiri memerlukan waktu yang relatif lebih panjang dibandingkan dengan durasi plastisitas serebral pada umumnya.

Plastisitas: double hazard
Studi prospektif longitudinal oleh Anderson V et al terhadap 122 anak dengan cedera kepala (trauma brain injury, TBI) mendokumentasikan hubungan derajat cedera (injury severity) dengan kemampuan kognitif. Anak yang menderita cedera kepala berat pada usia muda akan mengalami pemulihan yang minimal atau bahkan tidak sama sekali dibandingkan jika cedera yang sama terjadi pada usia yang lebih tua. Usia saat terjadi cedera tidak dapat dijadikan faktor prediksi terhadap prognosis atau outcome nantinya pada cedera kepala ringan sampai sedang, meskipun anak usia 0-2,11 tahun dengan cedera kepala sedang mempunyai outcome yang lebih buruk dibandingkan tingkat cedera yang sama pada usia yang lebih tua. Penelitian ini menyimpulkan suatu model ‘double hazard’ pada cedera otak yang berat dan terjadi  pada usia dini, walaupun terdapat  kemampuan plastisitas otak, namun pada keadaan ini justru anak tersebut menjadi lebih rentan terhadap gangguan/kerusakan kognitif residual yang signifikan.

Jenis Makanan dengan Perkembangan Motorik Anak

Asuhan nutrisi mempunyai peran yang sangat penting pada tumbuh kembang dan kesehatan anak. Untuk memastikan anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, perlu diketahui jenis, konsistensi, dan cara pemberian makan pada anak. Hal ini berkaitan erat dengan perkembangan kemampuan motorik anak, terutama motorik oral.

Pada 1 tahun pertama, bayi berkembang dengan pesatnya. Hal ini diikuti dengan perlunya dilakukan perubahan jenis dan tekstur makanan bayi. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi, ibu dapat mengamati munculnya tanda2 berikut sebagai salah satu indikator kesiapan sang buah hati untuk jenis makanan yang baru.

Usia Kemampuan motorik oral Diet
0-3 bulan Menghisap dan menelan(suck and swallow) Cairan :ASI atau susu formula
4-7 bulan Menggerakkan lidah ke atas dank e bawahDuduk dengan bantuanMenelan makanan semi solid tanpa tersedakMembuka mulut saat melihat makananMinum dari cangkir dengan bantuan, sedikit tumpah Makanan semi solid:
  • bubur susu
  • sereal bayi
  • buah
  • sayur
8-11 bulan Menggerakan lidah dari satu sisi ke sisi lain. Menggunakan sendok dengan bantuan. Mengunyah dan mulai tumbuh gigi. Dapat memegang makanan dan dengan jari berusaha makan sendiri. Minum dari cangkir dengan bantuan, masih tumpah Makanan yang lebih dengan tekstur kasar
  • nasi tim kasar
  • buah atau sayur yang dipotong kasar
  • telur
  • keju, roti, biscuit
  • kacang-kacangan yang ditumbuk kasar
Sumber: Infant development and feeding skills. http://www.fns.usda.gov/tn//Resources/feedinginfants-ch2.pdf

Perkembangan kemampuan bayi sehubungan dengan pilihan pemberian nutrisi pada bayi merupakan pedoman umum. Artinya orangtua juga perlu menyadari bahwa setiap anak mempunyai corak dan kecepatan tumbuh kembang yang khas untuk sirinya sendiri. Selain itu juga perlu ditekankan bahwa hingga saat ini air susu ibu (ASI) merupakan pilihan sumber nutrisi terbaik buat bayi hingga usia 6 bulan.

Demam Berdarah : Kok bisa sangat Berbahaya?

Demam berdarah merupakan salah satu penyakit infeksi tropis dengan angka kematian cukup tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dengue, bukan oleh nyamuk. Nyamuk aedes berperan sebagai media untuk memasukkan virus dengue dari tubuh orang sakit ke tubuh orang sehat (vektor).
Infeksi virus dengue mempunyai spektrum yang sangat luas, mulai dari tidak bergejala hingga menyebabkan perdarahan luas di berbagai organ tubuh. Infeksi virus dengue yang memberikan gejala klinis, tidak melulu bersifat fatal. Meskipun disebabkan oleh virus yang sama, infeksi dengue dapat berupa demam dengue yang akan sembuh sendiri (self limiting disease), atau berupa demam berdarah dengue (DBD). Hingga saat ini belum diketahui pasti faktor yang mempengaruhi perbedaan manifestasi klinis ini. Salah satu teori menyebutkan demam berdarah dengue terjadi pada orang yang terinfeksi virus dengue untuk kali kedua dan seterusnya, walaupun infeksi pertama tidak memberikan gejala sama sekali.

Penyakit DBD dibedakan atas 4 stadium, stadium 1-4. Pada DBD terjadi kebocoran cairan darah (plasma) ke rongga tubuh lain, seperti rongga selaput paru-paru, rongga perut, dan jaringan kulit longgar (plasma leakage). Darah yang kehilangan cairan ini akan menjadi kental sehingga menyulitkan pemompaan oleh jantung. Kekentalan darah ini dapat dinilai melalui pemeriksaan profil darah tepi berupa hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht) yang meningkat. Infeksi virus dengue yang berbahaya adalah yang bermanifestasi klinis sebagai DBD stadium 3 dan 4. Pada stadium ini terjadi kegagalan jantung memompakan darah untuk menyampaikan oksigen dengan jumlah yang cukup ke berbagai organ tubuh (kondisi ini dikenal sebagai ‘syok’). Apabila pertolongan berupa pemberian cairan infus sebagai pengganti cairan darah terlambat diberikan maka penderita dapat meninggal dalam waktu singkat. Selain itu, perdarahan spontan juga dapat terjadi di berbagai organ tubuh disebabkan jumlah trombosit yang terus berkurang.

Manifestasi klinis infeksi dengue yang khas berupa demam tinggi selama 3 hari, diikuti penurunan suhu pada hari ke 4-5, namun pada saat inilah terjadi kebocoran cairan plasma (plasma leakage). Hingga saat ini belum ditemukan pemeriksaan yang dapat membedakan demam dengue dengan DBD pada awal masa sakit. Karena itulah diperlukan pemeriksaan darah secara berkala terutama pada 5-6 hari pertama anak sakit, untuk menilai kadar Hb, Ht, selain trombosit. Keterlambatan mendiagnosis DBD dan memberikan resusitasi cairan pada saat kritislah yang menyebabkan angka kematian tinggi pada DBD.

Saturday, October 24, 2015

Membantu Anak Mengatasi Rasa Takut


        Setiap anak kecil pasti memiliki rasa takut, dalam kadar yang berbeda-beda. Ketakutan ini ada yang wajar dan ada juga yang tidak. Adalah tugas kita, sebagai orang tua untuk membantunya mengatasi rasa takut ini. Walaupun kesannya sepele, namun sebenarnya mampu tidaknya orang tua membantu anak untuk mengatasi ketakutan dan membangun keberanian ini  memiliki dampak yang besar di kemudian hari. Anak yang kurang berhasil mengatasi ketakutan-ketakutan masa kecilnya, biasanya cenderung menjadi penakut dan kurang percaya diri dikemudian hari. Sebaliknya anak yang dapat mengatasi ketakutan masa kecilnya biasanya tumbuh menjadi berani dan punya percaya diri.

        Rasa takut sendiri sebenarnya adalah hal yang normal, dan hal yang dapat dipahami. Justru rasa takut inilah yang membuat anak dan kita sendiri menjadi terhindar dari berbagai bahaya.  Secara tidak sadar bahkan kita sebagai orang tua sering  kali mengajarkan anak untuk takut. Sering kita berkata “ Awas nanti jatuh !” atau juga, “Awas, hati-hati kalau menyeberang jalan, nanti tertabrak mobil yang lewat!” Dengan berkata seperti itu pada anak,sebenarnya kita mengajari anak untuk menggunakan rasa takutnya agar berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Dalam batas  orang tua  tidak menakut-nakutinya secara berlebihan, tidak jadi masalah, bahkan bisa membuat anak untuk lebih berhati-hati dalam segala hal.

        Namun ada kalanya orang tua sudah kehabisan akal untuk mengatur anaknya, dan akhirnya menakut-nakutinya secara berlebihan supaya anaknya menurut. Misalnya mengacam kalau tidak mau makan nanti akan dimakan raksasa, atau semacamnya. Walaupun tidak selalu, kalau hal seperti ini berlebihan, bisa jadi malah anak jadi penakut. Jadi kita harus ingat, bahwa yang kita tanamkan di sini adalah supaya anak berhati-hati kalau melakukan sesuatu, bukan menggali ketakutan terhadap  imajinasinya tentang monster, raksasa, binatang buas, dan sebagainya yang mengancam dirinya. (Termasuk yang paling saya pribadi tidak setuju adalah orang tua yang menakuti-nakuti "Awas kalau tidak  mau makan disuntik sama dokter!" karena ini justru membuat anak susah kalau mau dibawa ke  dokter)

        Dalam penelitian yang pernah dilakukan di Amerika, berbagai ketakutan yang ada dalam diri orang dewasa, ternyata memang berkaitan dengan masa kecilnya, atau sudah ada sejak masa kecilnya tak pernah mau hilang.  Ketakutan ini antara terhadap gelap, takut sendirian, takut terhadap penolakan, takut  terhdap kegagalan, takut terhadap dokter, takut pada binatang, takut berbuat salah, dan lain sebagainya

Takut akan kegelapan
        Biasanya ketakutan akan kegelapan timbul ketika orang tua mengharuskan anak tidur dalam kamarnya yang benar-benar gelap, atau bila anak terbangun di tengah malam, dalam keadaan kamarnya yang gelap gulita. Pada beberapa anak, bahkan dapat menjadi berdebar-debar ketakutan dengan hebatnya di saat berada dalam kegelapan. Orang tua harus menyadari  bahwa ruangan yang gelap gulita bagi anak kecil akan tampak berbeda sekali dibandingkan bila masih diterangi oleh lampu penerangan. Dan orang tua harus memahami ketakutan mereka ini, bahkan walaupun ketakutan itu terkesan tidak masuk akal, dan orang tua juga harus berusaha meyakinkan anak bahwa tak ada apa-apa yang perlu ditakutkan. Berikut ini beberapa tips yang dapat digunakan :

?   Gunakanlah lampu penerangan yang kecil, yang banyak dijual di toko-toko. Lampu ini sekedar menjadikan kamar tidak gelap sama sekali, tetapi masih nyaman untuk tidur. Akan tetapi saat memasang lampu inipun, perhatikan juga jangan sampai malah menimbulkan bayangan yang menakutkan bagi anak.
?   Saat anak hendak tidur, temanilah ia sebentar, setelah lampu dimatikan. Ajak anak berbincang-bincang sebentar, buat anak merasa nyaman dan terbiasa dengan keadaan yang gelap tersebut. Setelah anak merasa nyaman dan tidak takut lagi, ia sudah dapat ditinggal
?   Buka sedikit pintu kamarnya, dan yakinkan ia bahwa kita tak akan jauh-jauh darinya dan akan selalu ada bila diperlukan.
?   Jika ia terbangun  di tengah malam, jangan biasakan ia untuk  tidur di kamar orang tuanya, apalagi bila anak sudah agak besar. Bila tidak,hal ini akan semakin menjadi kebiasaan, dan menjadi semakin sulit untuk menghilangkannya. Sebaiknya buatlah ia merasa aman dan nyaman  untuk kembali ke kamarnya, dan katakan padanya bahwa orang tuanya  bangga bila anakknya sudah cukup dewasa untuk bisa tidur sendiri di kamarnya.

Takut  pada binatang

         Ketakutan pada binatang hampir dialami oleh setiap anak kecil, namun biasanya akan hilang dengan sendirinya seiring dengan pertambahan usianya. Berikut ini beberapa tips yang membantu anak untuk tidak takut terhadap binatang :
?   Jangan pindahkan ketakutan kita sendiri pada anak. Jadi jangan takut-takuti anak secara berlebihan atau malah membuatnya tambah takut terhadap binatang.
?   Identifikasi apa yang membuat anak menjadi takut,  dan apa alasannya.
?   Ada baiknya bila  membiasakan anak yang sudah agak besar untuk memiliki binatang peliharaan. Dengan demikian anak menjadi biasa merawat dan bermain dengan binatang. Namun harus diingat untuk memilih hewan peliharaan yang tidak lebih besar darinya, dan tidak berbahaya baginya.
?   Jangan biarkan anak untuk bermain dengan binatang dengan cara yang menyakiti atau menyiksa binatang tersebut. Hal ini dapat menyebabkan binatang piaraan yang tadinya jinakpun menjadi marah dan menyerang si anak.
?   Jangan paksa anak untuk memelihara binatang tertentu, tapi biarkanlah ia sendiri yang menentukan dan ia akan memeliharanya dengan senang hati, bukan menjadi beban. Bila memang ia tak mau memelihara binatang, biarlah tidak usah memaksanya.
        Ketakutan seorang anak kadang kala bagi orang dewasa  sangat tidak masuk akal, dan terkesan mengada-ada. Akan tetapi kita harus berusaha mengerti apa yang dirasa dan ada dalam bayangan  si anak. Dengarkanlah cerita si anak,  biarkan dia mengutarakan semuanya sampai selesai, dan jangan dikomentari dahulu. Cobalah mencari secara spesifik  apa sebenarnya yang membuatnya takut. Berikanlah empati baginya sehingga ia merasa didukung. Dari situ kita akan lebih mudah untuk membantunya mengatasi ketakutannya….  Satu hal yang sering terlupa, bahwa saat kita kecilpun  kadang kita mengalami suatu ketakutan yang mungkin agak berbeda bentuknya tapi sebenarnya serupa dengan anak kita… Jadi jangan salahkan anak, tapi dukung dan bantulah ia.

Cara memilih Popok yang pas buat Bayi

Secara umum terdapat 2 macam popok:

Popok cuci ulang (sering disebut juga dengan cloth diaper/clodi )
Untuk memilih popok cuci ulang, pilihlah popok yang berbahan katun. Bahan ini sangat baik dalam menyerap keringat bahkan dalam cuaca yang panas. Keuntungan lainnya harganya lebih murah karena popok tersebut akan dicuci dan digunakan kembali.

Popok sekali pakai (disposable diaper)
Popok sekali pakai sering disebut oleh orang awam dengan istilah “pampers”. “Pampers” sebenarnya nama dagang salah satu popok sekali pakai yang dahulu cukup populer. Keuntungan penggunaan popok sekali pakai adalah kepraktisannya. Popok jenis ini tersedia dalam berbagai ukuran sesuai dengan berat badan bayi. Masalah yang kerap ditemui pada penggunaan popok ini adalah bila kulit bayi sensitif dan mudah  mengalami iritasi. Kulit bayi yang sensitif dapat mengalami alergi / iritasi akibat kontak dengan bahan pembuat popok. Selain itu jika popok sudah penuh urin atau feses dan tidak segera diganti juga akan mudah menyebabkan kulit bayi teriritasi.
 Terdapat 2 jenis popok sekali pakai yaitu jenis popok yang menggunakan waist band (yang menggunakan perekat di pinggang) dan yang berbentuk celana (pull-up diaper). Popok sekali pakai juga dilengkapi dengan cuff pada lapisan bawah popok agar cairan dapat tertampung dan tidak meluber ke samping.

Memilih popok
Dalam memilih popok sesuaikan dengan usia bayi anda.

Usia 0-3 bulan
Di usia awal kehidupan, kulit bayi masih sangat sensitif. Bayi perlu popok yang nyaman dan memberikan perlindungan. Pilihlah popok yang berbahan lembut. Anda dapat mengombinasikan, misalnya untuk penggunaan di rumah gunakan popok cuci ulang berbahan katun, sedangkan untuk bepergian digunakan popok sekali pakai yang praktis. Ini dapat mengurangi kejadian alergi dan iritasi pada kulit bayi.
Bayi usia ini juga masih berada dalam posisi fetal sehingga akan lebih mudah bila memilih popok yang menggunakan perekat di daerah pinggang bukan yang berbentuk celana.
Ukuran yang sesuai untuk bayi usia ini adalah S (small) atau nomor 1 atau 2 (tergantung berat badan bayi). Pada bungkus popok sekali pakai umumnya tercantum ukuran popok dan berat badan bayi yang sesuai ukuran tersebut.

Usia 4-19 bulan
Pada usia ini, anak sangat aktif bergerak. Ia mulai merangkak, berdiri, dan berjalan. Untuk popok sekali pakai, pilihlah yang memiliki daya tampung tinggi. Untuk mencegah gangguan pada kelembaban kulit, anda dapat memilih popok yang memiliki pH balance.
Pada saat anak sudah berdiri dan berjalan, popok yang berbentuk celana agar tidak mengganggu pergerakan anak yang sedang aktif mengeksplorasi sekitarnya.

Usia 20 bulan keatas
Seiring dengan kemampuan anak yang semakin bertambah, rasa percaya dirinya juga makin bertambah. Pilihlah popok yang berbentuk celana dengan kenyamanan maksimal. Selain itu, popok yang berbentuk celana juga sangat cocok untuk usia ini karena pada usia ini anak akan belajar toilet training.

Kapan ganti popok?
Pada  popok cuci ulang bila bayi buang air kecil atau besar tentunya anda akan segera mengetahuinya dan kemudian menggantinya. Bila anda menggunakan popok sekali pakai, sebaiknya popok diganti setiap 3-4 jam atau lebih cepat bila popok sudah basah. Banyak produk yang mengatakan bahwa popok dapat dipakai sampai 8-10 jam, namun popok yang sudah basah bila dibiarkan bersentuhan dengan kulit bayi akan mengiritasi kulit. Salah satu tanda popok sudah penuh dan harus diganti adalah bila kita sudah dapat mencium baunya.

Pelembab
Pada bayi dengan kulit yang sensitif, anda dapat mencegah kemungkinan iritasi dengan memakaikan krim khusus untuk bayi (nappy cream).  Pilihlah krim yang memiliki kelembutan maksimal, hipo-alergenik, memiliki pH netral, serta aman untuk digunakan setiap hari.
Bila bayi tampak sangat teriritasi, bawalah ke dokter untuk mendapatkan pertolongan. Kadang bila daerah kulit selalu lembab, dapat tumbuh jamur pada kulit sekitar selangkangan. Kondisi ini perlu pengobatan dan tidak dapat hilang hanya dengan nappy cream biasa.

Langkah-langkah untuk mengganti popok:
  • Cucilah tangan anda.
  • Lepas celana bayi. Lepaskan popok yang sudah penuh. Ingat, saat melepas popok jenis waist band, rekatkan bagian perekatnya popok ke sisi bawah popok atau ke kain tatakan. Jangan sampai bagian perekat popok melekat ke kulit bayi. Kulit bayi dapat terluka bila perekat melekat terlalu kuat ke kulit dan dipaksa untuk lepas.
  • Bersihkan sisa urin atau feses dengan kapas basah/tissue basah/membasuhnya dengan air dan sabun.
  • Angkat kaki bayi, ambil popok yang kotor buang ke tempat sampah, dan bersihkan daerah bokong dan selangkangan bayi.
  • Bersihkan juga daerah kulit kelamin dan daerah lipatan paha bayi. Cara yang benar untuk membersihkan kulit bayi adalah dari depan ke belakang. Buang kapas/tissue basah yang telah digunakan. Bila masih perlu membersihkan ambil kapas/tissue basah baru. Setelah bersih, biarkan kaki bayi menendang-nendang dengan bebas sebentar agar kulitnya bebas bernapas.
  • Setelah kulit bayi kering berikan nappy cream. Hal ini bertujuan agar saat bayi berkemih urin tidak langsung menempel pada kulit sehingga kulit tidak teriritasi.
  • Angkat kaki bayi dan letakkan popok yang bersih kira-kira setinggi pinggang dengan bagian yang memiliki perekat di sebelah bawah.
  • Tarik bagian depan popok melewati selangkangan bayi, tempelkan perekat sesuai tanda yang tersedia. Lakukan untuk kiri dan kanan.
  • Ukuran yang pas (tidak terlalu ketat atau pun terlalu longgar) pada pengunaan popok adalah anda harus dapat memasukkan 2 jari anda kedalam lingkar popok.
  • Kemudian kenakanlah celana atau baju bayi kembali.
  • Jangan lupa untuk mencuci tangan setelah mengganti popok bayi
  • Jangan meninggalkan bayi sendirian pada tempat ganti popok. Tempatkan bayi kembali pada tempat yang aman sebelum anda meninggalkan untuk cuci tangan.
  • Perlu diperhatikan! Untuk mencuci popok cuci ulang ataupun celana atau baju bayi yang terkena sisa urin atau feses, pisahkan popok dan celana/baju yang terkena sisa urin atau feses untuk direndam terlebih dahulu. Rendamlah kira-kira 30 menit dengan air dan detergen cair. Setelah itu cuci seperti biasa.