Ads

Monday, August 24, 2015

Jangan Sembarangan Memberikan Obat Masuk Angin Pada Anak

Di musim pancaroba, salah satu penyakit yang sering dialami banyak orang adalah masuk angin. Sebenarnya, istilah masuk angin tidak dikenal di dunia medis, namun sebagian besar orang Indonesia sering menyebutnya demikian. Munculnya istilah ‘masuk angin’ untuk merujuk suatu kondisi tubuh yang mengalami berbagai gejala-gejala seperti pusing, demam, mual, kembung, dan bahkan muntah. Sejatinya, masuk angin merupakan suatu gejala awal akibat infeksi virus.

Jangan Berikan Obat Masuk Angin Berbahan Kimia Pada Anak

Setiap orang bisa mengalami yang namanya masuk angin. Masuk angin tidak hanya dialami orang dewasa, melainkan juga anak-anak. Bagi orang dewasa, mungkin sudah biasa mengalaminya sehingga mudah untuk mengatasinya. Sebagian besar orang dewasa mengobatinya dengan cara ‘kerokan’, minum air jahe hangat atau teh manis hangat, serta obat masuk angin yang berbahan kimia maupun herbal. Cara ini memang terbukti ampuh. Namun demikian, hal ini tidak serta merta bisa diterapkan pada anak-anak yang mengalami kondisi serupa.

Apabila anak mengalami masuk angin, umumnya ibu-ibu mudah panik. Tidak jarang mereka memberikan obat flu untuk dewasa kepada anaknya, berharap buah hatinya cepat sembuh.
Dikutip dari MetroTVNews, menurut seorang dokter spesialis anak dari RS Siloam Lippo Village Karawaci, Dr S Djokomuljanto, MMed SpA, orangtua sebaiknya hati-hati untuk memberikan obat masuk angin kepada anaknya, tidak boleh serampangan. Memberikan obat secara sembarangan kepada anak bisa-bisa tidak membuatnya sembuh, malah memicu timbulnya penyakit lain.

Dokter Djoko menjelaskan bahwa anak rentan mengalami efek samping dari obat masuk angin berbahan kimia. Efek samping tersebut bisa berupa gangguan pencernaan atau rasa mual. Rasa mual yang terjadi bisa disebabkan oleh berbagai kemungkinan, seperti sensitif terhadap bahan kimia obat, bahan pengawet pada obat, atau kehigienisan obat. Risiko adanya efek samping obat pada anak cenderung lebih tinggi daripada orang dewasa. Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh anak belum terbentuk secara sempurna.

Gunakan Ramuan Herbal
Untuk mengobati masuk angin pada anak, tidak harus menggunakan obat berbahan kimia. Cukup dengan pengobatan herbal yang sederhana dan murah, yakni memanfaatkan bahan-bahan yang ada di dapur kita.

Djoko memberikan contoh, untuk anak di bawah umur 6 bulan, pengobatannya cukup mudah. Tubuh anak cukup diolesi minyak telon pada bagian perut dan punggungnya. Pengolesan minyak sebaiknya disertai dengan pijatan-pijatan yang lembut agar aliran darah kembali lancar. Sedangkan pengobatan untuk anak di atas umur 6 bulan bisa dilakukan dengan cara menggosokkan bahan-bahan alami seperti bawang merah, minyak kayu putih, ataupun minyak kelapa.

Alih-alih menggunakan obat-obatan berbahan kimia, orangtua bisa mencoba ramuan herbal yang sudah banyak dijual di pasaran dalam bentuk kemasan obat-obatan alami. Obat herbal cenderung sangat rendah efek sampingnya. Apabila gejala masuk angin terus berlanjut, segera bawa anak anda ke dokter.

Anak Yang Jarang Keluar Rumah Berisiko Alami Gangguan Mata

Artikel ini bukan membahas masalah menonton televisi atau main game di komputer terlalu lama. Kedua aktivitas itu memang memberikan dampak negatif bagi kesehatan, terutama mata.  Di sisi lain, terdapat temuan baru dari sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa terlalu lama di dalam rumah ternyata juga memberikan efek negatif pada kesehatan mata anak anda.

Anak Yang Kurang Terkena Paparan Sinar Matahari Berisiko Mengalami Rabun Jauh

Penelitian yang berlangsung selama lima tahun ini, dilakukan oleh para peneliti dari Sidney University. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak-anak yang berusia di bawah enam tahun sebaiknya menghabiskan waktu setidaknya 10 jam dalam seminggu di luar rumah atau ruangan terbuka agar terkena paparan sinar matahari. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko penglihatan yang buruk atau bahkan rabun.
Profesor Orthoptics,  Kathryn Rose, kepala penelitian, menjelaskan bahwa paparan sinar matahari secara langsung pada usia muda dapat membantu mencegah bola mata tumbuh terlalu cepat dan menjadi oval atau berbentuk telur bukannya bulat, News.com.au melaporkan.
 
Para peneliti mengatakan bahwa pencegahan miopi (myopia) atau rabun jauh pada anak sangat penting untuk kesehatan matanya di masa depan. Hal ini dikarenakan masalah kesehatan mata yang sering dianggap remeh pun, ternyata juga bisa memicu terjadinya gangguan kesehatan mata ke arah yang lebih besar seperti katarak atau glaukoma saat mereka dewasa.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Ophthalmology Amerika, juga menemukan bahwa ada “epidemi miopia yang modern” di negara-negara di mana terdapat tuntutan keberhasilan akademis di usia dini, dengan tingkat miopi pada anak sekolah seperti di Singapura, Taiwan dan Korea adalah antara 80 dan 90 persen. Untuk hal ini, Prof Rose menyarankan bahwa pihak sekolah sebaiknya menyediakan hari untuk mengadakan proses belajar mengajar di luar ruangan (selain pelajaran olahraga) untuk memastikan anak-anak terkena paparan sinar matahari.

Temuan ini juga bisa menjadi wacana terhadap para orang tua yang over-protective kepada anaknya, di mana si anak jarang sekali dibolehkan untuk berada di luar rumah. Semoga artikel ini bermanfaat.

Makanan Sehat & Cukup Tidur Dongkrak Prestasi Anak di Sekolah

Ingin anak anda lebih berprestasi di sekolahnya? Jika ya, maka pastikan dia mendapat asupan makanan yang sehat serta tidur yang cukup setiap harinya. Hal ini bukan tanpa alasan, karena para ahli dan peneliti juga mendukung pernyataan tersebut.

Anak yang kurang tidur cenderung memiliki masalah perhatian dan memori

Para peneliti mengatakan bahwa mengonsumsi makanan sehat secara teratur dan mendapatkan tidur yang cukup dapat membantu meningkatkan prestasi anak di sekolah. Krista Casazza, Ph.D.,RD, asisten profesor di Departemen Ilmu Gizi menjelaskan bahwa ketika seorang anak pergi ke sekolah tanpa sarapan pagi terlebih dahulu, diketahui fungsi kognitif mereka terpengaruh. Casazza menyarankan bahwa seorang anak harus memulai hari dengan mengonsumsi makanan-makanan yang sehat termasuk protein, buah-buahan, dan biji-bijian serta menghindari sereal manis dan makanan lain yang mengandung tinggi gula.

Bila seorang anak perlu makan sesuatu sebelum makan malam, orang tua harus menawarkan pilihan makanan yang sehat seperti yoghurt, buah-buahan dan sayuran atau makanan yang disukai anak seperti keripik panggang. Casazza juga menyarankan anak-anak untuk selalu minum air putih ketimbang minum soda, karena minuman ringan tidak memiliki kandungan gizi.
Kristin Avis, Ph.D., seorang profesor di Department of Pediatrics Division of Pulmonary and Sleep Medicine mengatakan bahwa anak-anak membutuhkan tidur malam yang baik untuk mendukung kinerja dan aktivitas mereka di sekolah secara keseluruhan.
Kurang tidur dapat menyebabkan masalah dengan perhatian dan memori anak di dalam kelas, mempengaruhi kontrol impuls dan pengaturan suasana hati yang dapat menyebabkan kecemasan dan bahkan depresi,” kata Avis.

Avis mengatakan bahwa anak-anak berusia 6-12 tahun harus mendapatkan sembilan jam tidur setiap malam yang seharusnya juga berlaku pada remaja usia 13-18 tahun (umumnya para remaja rata-rata menghabiskan waktu tidur malam sedikit lebih dari tujuh jam per malam). Avis menambahkan bahwa ‘membayar hutang’ tidur di akhir pekan akan membuat keadaan menjadi lebih buruk dan disarankan untuk tidur yang cukup secara konsisten setiap harinya.

Sering di marahi, Teriakan Orang Tua Berpengaruh Buruk Pada Mental Anak

Anak remaja yang sering mendengar teriakan atau ancaman dari orang tuanya mempunyai risiko yang besar untuk mengalami depresi dan berperilaku menyimpang, salah satunya adalah melanggar peraturan.

Agresi verbal ataupun fisik sama-sama berdampak buruk bagi anak

Berdasarkan riset terbarunya, Annete Mahoney, profesor psikologi di Ohio, mengatakan bahwa hal yang harus diperhatikan orang tua adalah masalah perilaku verbal. Menurutnya, hal tersebut memang mudah untuk diabaikan, akan tetapi penelitiannya menunjukkan bahwa ketidakramahan verbal mempunyai dampak yang serius pada anak. Ini menjadi sebuah ‘warning’ terutama bagi para ibu atau ayah yang kerap berteriak atau memukul anaknya.

Dalam penelitiannya, Mahoney menjabarkan jika semua anak yang diteliti pernah dirujuk ke klinik terdekat karena masalah perilaku dan penyakit mental. Ibu mereka diketahui melakukan kekerasan baik secara verbal ataupun fisik sehingga anak-anak tersebut cenderung mengalami peningkatan risiko depresi dan masalah perilaku. Tidak hanya ibu, para ayah yang melakukan tindakan serupa juga memberikan dampak yang sama pada anak-anaknya.

Para peneliti mengatakan bahwa orang tua dapat terperangkap ke dalam lingkaran kekerasan. Menurut Mahoney, kekerasan verbal memiliki sebuah “siklus alami”. Anak-anak yang mempunyai masalah perilaku maupun penyakit mental akan sulit ditangani.
Remaja yang mendapatkan kekerasan fisik dari orang tua seperti dipukul atau diancam menggunakan benda tajam, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami masalah perilaku dan penyakit mental. Pemimpin penelitian tersebut, Michelle Leroy, mengatakan bahwa ‘serangan’ verbal orang tua terhadap anak remajanya sama merusaknya dengan perlakuan kekerasan fisik yang parah, terutama dalam keluarga yang memiliki masalah terkait dengan kesehatan mental.

Hasil penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Child Abuse & Neglect ini melibatkan remaja bermasalah berusia 11-18 tahun. Mereka diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti apakah mereka pernah dipukul atau mendapatkan kekerasan lainnya selama kurun waktu setahun terakhir. Orang tua mereka juga ikut dilibatkan, dan diminta untuk melaporkan perilaku mereka dalam frame yang sama.

Sunday, July 26, 2015

Bayi Mulai Suka Memegang

Bu, mungkin saat ini anak Ibu yang usianya 9 bulan lagi senang-senangnya meraba dan memegang. Segala benda yang ditemuinya tak luput dari jamahan tangan mungilnya. Pertanda ia anak sehat yang tumbuh kembangnya optimal.

Tak hanya itu. Ia pun sudah punya kemampuan mempertahankan keinginannya sendiri. Lihat saja, ketika Ibu memberinya minum, cangkir itu pasti langsung dipegang erat-erat dan slurup….slurup…ia minum dengan rakus. Lihat juga ketika tantenya menyodorkan biskuit kesukaannya. Hmm…langsung saja kue itu direbut, dipegang lalu disuapkan ke mulut kecilnya.

“Itu adalah perkembangan normal dan wajar untuk anak usia 6-12 bulan,” kata Risa Kolopaking, Msi Psikolog dari RSIA Hermina Bekasi. Anak usia tersebut memang sedang getol-getolnya mengembangkan kemampuan motorik. Khusus kegiatan pegang-memegang ini, si kecil sedang mengasah motorik halus sekaligus kasar.
Memegang benda, cangkir maupun biskuit, melatih otot-otot besar si kecil pada tangan dan lengan. Ia juga sedang mengembangkan otot-otot kecilnya seperti jari jemari dan kepekaan permukaan telapak tangannya.

Menurut Risa, kemampuan bayi memegang sesungguhnya sudah ada sejak ia lahir. Coba saja ketika bayi baru lahir disentuh jemarinya akan dengan refleks memegang yang menyentuhnya. Hanya saja, kemampuan memegang “dengan tujuan” berkembang pada bayi mulai usia 6 bulan. Kemampuan memegang akan merupakan awal tahapan selanjutnya. Setelah memegang, ia akan mengembangkannya menjadi kemampuan melempar, meraih sesuatu, ataupun menarik benda. Kalau ia bisa memegang cangkir, misalnya ia juga akan bisa mencengkram bola dan melambungkannya. Jejarinya juga akan dengan mudah memegang pensil yang kecil ketika ia bersekolah nantinya.

Melatih Kepekaan Kuli
Ibu, tadi sudah dikatakan kalau memegang benda akan melatih kepekaan kulitnya. Rasa peka ini akan memperkaya pengetahuan dalam otak bayi tentang permukaan kasar, halus, panas, dingin empuk, bergelombang, dan lain-lain. Ketika bayi memegang cangkir, melalui syaraf pada tangan ia sedang belajar merasai permukaan yang keras dan agak kasar.
Sedangkan, ketika si kecil memegang biskuit atau kue kegemarannya, Si kecil kita sedang merasai permukaan yang empuk, lunak, dan tentu saja enak dimakan. Dengan begitu, anak akan mulai membedakan, “oh yang keras tidak bisa dimakan, sebaliknya yang empuk dan lunak (mungkin) bisa langsung dilahap”.
Karena itu, Bu, “bersihkanlah” ruang eksplorasi buah hati Anda dari segala benda lunak yang berbahaya. Sebab, bisa-bisa langsung “Hap” dimasukkan ke mulut kecilnya.

Yang Patut Diperhatikan
  • “Bersihkan” ruangan tenpat anak bermain dari benda-benda panas, tajam, dan berbahaya lainnya
  • Singkirkan meja, kursi rusak dan reyot dari jangkauan anak
  • Tutuplah pintu-pintu lemari untuk menghindarkan anak dari terjepit
  • Tutup akses ke alat-alat listrik seperti kulkas, stop kontak, setrika, dispenser air, kipas angina
  • Gunakan selalu cangkir plastik, jangan sesekali memakai

Mengapa Kuku Bayi Lekas Sekali Panjang

Kuku bayi lebih lekas panjang dibanding orang dewasa. Bisa seminggu dua kali kita para Ibu memotongnya. Ini berarti tahap perkembangan bayi Ibu cukup baik.

Bosan sekali Dini (27) memotongi kuku bayinya Dira. Sepertinya, kok saban hari kukunya itu panjang. Baru saja dipotong kemarin, eh sudah nongol lagi, nongol lagi. Lama-lama Dini kesel juga. Maunya sih gak dipotong, tapi Dini kuatir kuku-kuku itu mencakar, melukai wajah si ndut Dira.

Kuku, Paling Aktif
Ibu tidak bisa menganggap remeh urusan kuku si kecil.  Kuku bayi, walaupun tampak lunak dan tipis, ternyata sangat tajam dan cepat sekali tumbuhnya. Anggota tubuh paling ujung ini merupakan tambahan dari kulit dan terdiri atas lempeng tanduk yang bertugas melindungi ujung-ujung jari. Kuku terbentuk dari keratin yang mengandung asam amino. “Sebagaimana halnya rambut,” ujar dr. Jacob Pariunan, Sp.A dari RS Omni Internasional.

Posisi kuku ada di ujung tubuh sehingga pertumbuhannya terlihat sangat aktif dibanding anggota tubuh lainnya. Kuku tumbuh dengan arah ke depan, mulai dari kandungan kuku melalui ujung jari. Kecepatan pertumbuhan rata-rata pada orang dewasa
kurang lebih seperdelapan inci perbulan. Sedangkan pada bayi hitungannya bukan per bulan melainkan hari. Sampai saat ini belum ada penelitian yang mengungkapkan berapa kecepatan pertumbuhan kuku bayi.

Kuku bayi dan anak-anak tumbuh lebih cepat daripada orang dewasa. Sebab mereka sedang aktif-aktifnya dipengaruhi hormon pertumbuhan. Kuku jari tengah tumbuh paling cepat, sedangkan kuku jari jempol tumbuhnya paling lambat.Dibandingkan dengan tangan kuku jari kaki tumbuh lebih lambat namun lebih tebal dan keras.

Potong Secara Berkala
Karena lebih lekas memanjang, kuku bayi harus lebih seirng dipotong. Kalau tidak, kuku-kuku itu akan melukai wajah dan bagian tubuh lain si bayi. Umumnya, kuku bayi akan memanjang lagi setiap dua hari sekali. Jadi, Ibu gunting saja kuku bayi pada saat itu. Tapi, hati-hati ya Bu memotong kuku bayi perlu trik khusus. Sebab, bayi akan meronta-ronta menolak kukunya dipotong yang akibatnya bisa membahayakan.

Memotong kuku bayi lebih baik dilakukan saat si kecil sedang tertidur lelap atau sedang disusui. Tujuannya, agar perhatian si kecil teralihkan sehingga Ibu mudah memotong kukunya. Selain itu, potonglah kuku bayi sesaat setelah ia mandi. Kuku menajdi lebih lunak sehingga mudah dipotong setelah terkena air.

Konsumsi Mie Instan Terlalu Sering, Anak Bisa Obesitas dan Hipertensi

Anak memang paling suka mengkonsumsi mie instan. Namun konsumsi berlebihan dan jumlah yang banyak, tidak menjadikan anak sehat. Justru memicu hipertensi di kemudian hari.
Tidak dapat dipungkiri, konsumsi mie instan sudah menjadi kegemaran. Tidak hanya orang dewasa saja, bahkan dari anak-anak, hingga remaja pun turut menyukainya. Apalagi saat menjalani ibadah puasa, konsumsi mie instan seringkali menjadi solusi.

Anak-anak yang susah makan, biasanya lebih memilih makan mie instan dari pada yang lainnya. Sehingga kerap orang tua menyajikan mie instan, untuk sahur. Namun perlu diketahui lo bu, kalau anak mengkonsumsi mie instan secara terus-menerus justru berakibat buruk bagi kesehatannya.
Tidak hanya bisa menyebabkan anak obesitas atau berat badan berlebih. Melainkan juga bisa kena hipertensi di kemudian hari.

Rita Ramayulis, DCN, M. Kes, Praktisi Gizi Klinik menjelaskan bahwa mie instan merupakan sumber karbohidrat. Kalau dikonsumsi dalam jangka panjang dan jumlah yang berlebihan. Dampaknya, anak akan mengalami kelebihan energi.
Dikarenakan rerata mie instan di Indonesia bukanlah dipanggang, melainkan digoreng. Maka tidak heran kalau waktu merebus mie, pastilah mendapati minyak dari dalam mie.
“Minyak sendiri merupakan sumber energi yang tinggi. Sementara mie yang berbahan dasar tepung, adalah sumber karbohidrat dan rendah serat. Maka kebanyakan anak-anak yang gemar makan mie instan. Biasanya cenderung menjadi obesitas,” begitu kata Rita.

Selain itu, didalam bumbu mie instan juga terdapat kandungan natrium. Lanjut Rita, natrium sebetulnya zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Akan tetapi, konsumsi yang berlebihan justru dapat membahayakan kesehatan.
Kandungan natrium didalam bumbu mie instan hampir ¾ atau setara 75% dari kebutuhan natrium per harinya. Sebesar 800 mg, sedangkan kebutuhan natrium bagi anak-anak hanya sekitar 1200 mg-1500 mg per harinya.

Sementara kebutuhan natrium, tidak hanya didapatkan dari mie instan saja. Termasuk juga dari konsumsi garam pada makanan lain, misalnya saja waktu makan pagi, siang, maupun malam. Sehingga sudah mencukup kebutuhan natrium per harinya.

“Namun dengan sering mengkonsumsi mie instan, berarti menjadi berlebihan. Meskipun tubuh bisa beradaptasi dalam jumlah yang lebih. Tapi kalau terlalu sering, dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Dalam jangka panjang, bisa menimbulkan lebih cepat datangnya hipertensi,” ujarnya.
Maka tak heran, kalau usia muda terkena hipertensi atau tekanan darah tinggi. “Ini disebabkan oleh pola makan sejak kecil. Salah satunya mengkonsumsi mie instan yang berkelanjutan,” tandasnya.

Tips Aman Berenang dengan Ban

BERENANG merupakan salah satu kegiatan yang sangat baik bagi si kecil di masa pertumbuhannya. Di samping bisa bermanfaat untuk kesehatan jasmaninya ternyata berenang memiliki manfaat yang sangat banyak salah satunya adalah meningkatkan IQ-nya. Namun kegiatan berenang bukan tidak ada resikonya, salah satunya adalah resiko tenggelam. Oleh karena itu agar kegiatan berenang dengan ban menjadi lebih aman, silahkan simak tips-tips berkut ini:
  • Pilih ban renang yang pas dengan ukuran anak.
  • Bagi si 1 tahun, pilihban kecil dengan penyangga kaki yang memenuhi standar keamanan. Untuk anak di atas 3 tahun, pilih ban tanpa penyangga kaki.
  • Pakaikan ban dengan benar (tubuh anak masuk ke dalam lingkaran ban). Hindari mendudukkan si kecil di atas ban, meski Anda mendampinginya.
  • Dampingi anak saat berenang. Jangan biarkan dia berenang terlalu jauh meski menggunakan ban. Sebaiknya batasi si balita agar berenang di bagian kolam renang anak (kedalaman 30-50 cm).

Tips Praktis Mengatasi anak Susah Makan

PADA masa tertentu, nafsu makan anak kadang berkurang. Hal ini seringkali membuat para orang tua khawatir dapat mengganggu pertumbuhan anaknya. Pengurangan nafsu makan dapat disebabkan berbagai hal misalnya anak baru tumbuh gigi, sedang sariawan, sakit tenggorokan, batuk, pilek dan lain-lain. Hubungi dokter atau ahli gizi bila anak tidak mau makan lengkap dalam waktu 2 minggu. Berikut sekilas bahasan penyebab anak susah makan & tips singkat mengatasinya :

1. Bosan dengan menu makan ataupun penyajian makanan

Menu makan saat bayi berusia lebih dari 6 bulan yang kurang bervariasi akan membuat anak bosan dan malas makan. Belum lagi cara penyajian makanan yang campur aduk antara lauk pauk seperti makanan diblender jadi satu. Sama seperti orang dewasa, kalau kita makan dengan menu yang sama setiap hari dan disajikan dengan campur aduk, pasti akan malas makan. Begitu juga dengan pengenalan makanan kasar.
Tips : Tentu saja variasikan menu makan anak. Jika perlu buat menu makan anak selama 1 minggu untuk mempermudah ibu mengatur variasi makanan. Seperti kalau anak tidak mau makan nasi, bisa diganti dengan roti, makaroni, pasta, bakmi, dsb. Penyajian makanan yang menarik juga penting sekali. Jangan campur adukkan makanan. Pisahkan nasi dengan lauk pauknya. Hias dengan aneka warna & bentuk. Jika perlu cetak makanan dengan cetakan kue yang lucu.

2. Memakan cemilan padat kalori menjelang jam makan

Membiarkan anak memakan cemilan padat kalori menjelang waktu makan tiba akan menyebabkan anak malas makan karena sudah merasa kenyang. Camilan itu seperti permen, minuman ringan, coklat, hingga snack ber-MSG, dsb.
Tips : Atur makanan selingan atau cemilan jauh sebelum waktu makan tiba. Beri juga cemilan yang sehat seperti potongan buah, sayur kukus, keju, yoghurt, es krim, cake buatan ibu, dsb.

3. Minum susu terlalu banyak

Susu di banyak keluarga dianggap sebagai makanan dewa yang bisa menggantikan makanan utama seperti nasi, sayur & lauk pauknya. Orang tua cenderung kurang sabar memberikan makanan kasar. Atau orang tua sering takut anaknya kelaparan, sehingga makanan diganti dengan susu. Akhirnya, daripada perut si anak tidak kemasukan makanan, diberikan saja susu berlebihan. Padahal setelah anak berusia 1 tahun, kehadiran susu dalam menu sehari-hari bukanlah hal wajib. Secara gizi, susu hanya untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan fosfor saja. Kan kalsium dan fosfor ini dengan mudah kita dapatkan dalam ikan-ikanan, sayur & buah.
Tips : Kurangi susu ! Di atas usia 1 tahun kebutuhan susu hanya 2 gelas sehari. Mulailah melatih anak dengan berbagai jenis makanan. Ubah pola pikir orangtua.

4. Terpengaruh kebiasaan orang tuanya

Anak suka meniru apa yang dilakukan oleh anggota keluarga lainnya, terutama orang tuanya. Banyak perilaku yang dilakukan orang tuanya yang mempengaruhi perilaku makan anak. Misalnya, anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang malas makan (diet), akan mengembangkan perilaku malas makan juga. Perilaku lainnya, sering kita jumpai orang tua masih menyuapi anak yang sudah kelas V SD. Akibatnya anak gak terlatih untuk bisa makan sendiri. Perilaku makan yang kurang pas juga seperti kebiasaan orang tua ketika menenangkan anak yang sedang rewel dengan cara membelikan jajanan yang padat kalori (permen, minuman ringan, coklat, dsb.). Akibatnya anak kekenyangan & malas makan.
Tips : Perhatikan & ubah kebiasaan & perilaku orang tua kapanpun, termasuk perilaku makan. Ingat, anak merekam, belajar & menerapkan semua hal yang ia dapat dari lingkungan sekitarnya, terutama orang tuanya. Biarkan anak mencoba memakan makanan sendiri sejak dini, tanpa disuapi. Gak perlu takut berantakan, "feeding is about learning".

5. Munculnya sikap negativistik fase normal yang dilewati tiap anak

Pada usia di atas 2 tahun, anak sering membangkang atau tidak mau patuh. Saat makan tiba, anak terkadang mengatakan tidak mau atau makanannya suka dilepeh atau dilempar, dsb. Ini disebut sikap negativistik. Sikap negativistik merupakan fase normal yang dilalui oleh tiap anak usia balita. Sikap ini juga suatu bagian dari tahapan perkembangannya untuk menunjukkan keinginan untuk independent. Jadi balita umumnya ditandai dengan AKU, artinya segala sesuatunya harus berasal dari AKU bukan dari orang lain; intinya power. Nah banyak orang tua yang tidak memahami hal ini, sehingga lantaran khawatir kecukupan gizi anak tidak terpenuhi, orang tua biasanya makin keras memaksa anaknya makan. Ada ortu yang mengancam anaknya bahkan memukul. Cara-cara tersebut harus dihindari.
Justru semakin anak pada usia ini dipaksa, justru akan semakin melawan (sebagai wujud negativistiknya). Realisasinya apalagi kalau bukan penolakan terhadap makanan. Bisa dimaklumi kalau ada orang yang sampai dewasa tidak makan nasi atau sama sekali tidak menyentuh daging, bisa jadi sewaktu masih kecil yang bersangkutan sempat mengalami trauma akibat perlakuan orang tuanya yang selalu memberinya makan secara paksa.
Tips : Pahami kondisi anak dengan baik. Jadilah orang tua yang otoritatif. Artinya bersikap tidak memaksa, tetapi juga tidak membiarkan begitu saja. Bina komunikasi yang baik dengan anak. Bersabarlah menghadapi anak, rumah adalah madrasah pertama & utama bagi anak.

6. Anak sedang sakit / sedih

Anak tidak mau makan dapat juga disebabkan karena anak sedang sakit atau sedang sedih. Kalau semula anak terlihat aktif, riang dan cerewet, maka di kala sakit ia lebih suka diam dan terlihat malas-malasan.
Tips : Kembali pada konsep bina komunikasi yang baik. Jangan paksakan anak kalau tidak mau makan. Beri makanan ringan yang padat kalori, seperti makaroni skutel, dsb. Dan yang perlu diingat baik-baik oleh orang tua adalah, seberapapun anak tidak mau / susah makan, ia tidak akan membiarkan dirinya kelaparan, selama mentalnya sehat. Artinya, begitu ia kelaparan, maka ia akan makan.
Tetap kreatif mengolah & menyajikan makanan, jalin komunikasi yang baik, terus belajar menjadi orang tua yang baik dan ceras, yang bisa memahami kondisi anak dan merawat anak dengan penuh kesabaran.

Pure Apel

RESEP ini bisa menggunakan segala jenis apel, tetapi kami merekomendasikan untuk menggunakan apel fuji, apel gala, apel washington atau apel lain yang bertekstur lembut dan berasa manis. Kami hanya memberikan cara pengolahan untuk komposisi apel yang digunakan tergantung keperluan. Pure apel ini bisa digunakan sebagai campuran makanan bayi, atau untuk dibuat cake, dan puding bayi.

Apel mengandung vitamin A, vitamin C, folat, potassium, magnesium dan kalsium yang baik untuk pertumbuhan bayi Anda.
Berikut cara membuat Pure Apel :
  1. Cuci bersih apel, kupas dan buang bijinya, potong-potong kecil.
  2. Masukan ke dalam panci, beri air sampai menutupi apel, masak dengan api sedang sampai apel lunak, bisa juga dengan cara dikukus.
  3. Dinginkan, hancurkan dengan food procesor atau blender, sampai menjadi pure / lembut.
  4. Setelah lembut, letakkan dalam wadah dan tambahkan sedikit air agar bayi tidak tersedak. Bubuhi sedikit kayu manis bubuk.
  5. Bisa langsung digunakan atau bisa disimpan dalam frezer.
Untuk usia 6-12 bulan.

Mengajak Bayi Jalan-Jalan Di Sekitar Rumah

MENGAJAK bayi kita jalan-jalan merupakan aktivitas yang menyenangkan untuk mengenalkannya kepada lingkungan sekitar. Selain sebagai sarana refreshing dan mencari udara segar, keluar rumah juga bisa sebagai sarana sosialisasi baginya. Apalagi jika acara jalan-jalan dilakukan dikompleks perumahan yang biasanya banyak teman sebayanya. Begitu banyak manfaat aktivitas ini, namun Anda juga perlu memperhatikan hal-hal berikut ini agar acara jalan-jalan bisa menyenangkan dan berjalan lancar sesuai harapan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika mengajak si kecil jalan-jalan keluar rumah:
  • Cek dulu kondisi si kecil, apakah dia sedang fit atau tidak. Jika terlihat sakit atau lemah, letih dan lesu sebaiknya ditunda dulu sampai kondisinya fit.
  • Pakaikan baju yang nyaman, bila perlu pakaian topi atau selimut jika udara di luar terasa berangin atau terlalu dingin.
  • Pilih waktu yang tepat untuk keluar rumah. Misalnya pagi hari ketika matahari belum terlalu menyengat atau sore hari sehabis mandi ketika hawa sudah cukup sejuk bagi anak.
  • Pilih sarana yang dirasa nyaman untuk si kecil maupun orang tua, misalnya mau pakai kereta bayi atau menggunakan gendongan.
  • Jagalah emosi Anda, jika dia mulai rewel mungkin memang saatnya untuk pulang. Jangan terlalu lama batasi acara jalan-jalan ini 1-2 jam.
  • Bawalah perlengkapan bayi seperlunya misalnya popok, baju ganti, tisu basah, kapas, alas bayi atau perlak dan mainan si kecil.
  • Kekebalan bayi masih lemah, jauhkan dari bayi lain di jalan yang kelihatan sakit atau jauhi tempat-tempat yang kotor dan berpolusi

Nutrisi Otak Agar Anak Cerdas

PASTIKAN Anda memberikan nutrisi yang cukup untuk otak si kecil agar ia tumbuh sehat dan juga cerdas karena dengan kekurangan salah satu nutrisi tersebut akibatnya perkembangan sistem saraf pusat dan kemampuan kognitif di masa selanjutnya pun akan turut terpengaruh (menurut suatu penelitian yang dipublikasikan dalam British Medical Journal, Inggris, tahun 2001).

Agar si kecil tumbuh sehat juga cerdas maka Kebutuhan yang diperlukan antara lain Lemak Pembangunan Otak, Lemak, terutama asam lemak (DHA dan ARA), adalah salah satu nutrisi yang penting untuk pertumbuhan otak dan mata si kecil. Kekurangan kedua jenis asam lemak esensial itu saat lahir berkorelasi dengan berat badan yang rendah, lingkar kepala yang kecil, dan ukuran plasenta yang rendah. Akibatnya perkembangan sistem saraf pusat dan kemampuan kognitif di masa selanjutnya pun turut terpengaruh. menurut suatu penelitian yang dipublikasikan dalam British Medical Journal, Inggris, tahun 2001.

Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, berikan ASI seoptimal mungkin untuk si kecil. Sebab ASI terbukti mengandung asam lemak yang dibutuhkan otak untuk bisa berkembang. Dari studi yang dilakukan di The University of Kentucky Chandler Medical Center, Amerika Serikat, terbukti IQ bayi yang diberi ASI jauh lebih tinggi dibanding dengan yang tidak diberi ASI. Dan, pada saat anak mulai diberikan makanan padat, kebutuhan asam lemak itu bisa Anda penuhi dengan memberikan ikan, telur bebek, susu yang diperkaya DHA dan ARA, atau minyak jagung.

Karbohidrat Bahan Bakar Otak Glukosa dari makanan yang kaya karbohidrat merupakan bahan bakar otak yang amat penting agar otak berfungsi optimal. Proses pengolahan informasi dan mengingat dapat berjalan dengan baik dengan terpenuhinya kebutuhan glukosa otak tersebut. Ini semua bisa didapatkan dengan memberikan anak berbagai jenis kacang-kacangan, kentang, buah-buahan seperti pisang, sawo, serta sayur-sayuran misalnya singkong dan daun ubi jalar.

Sedangkan untuk Protein Pembentukan Neurotransmiter adalah senyawa asam amino yang berperan terhadap proses pengolahan informasi di otak. Kadar ini sendiri amat berpengaruh terhadap seberapa banyak protein yang ada dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari Kebutuhan ini bisa didapat dari ikan, daging, keju, yogur dan kacang-kacangan. Sedangkan kebutuhan buah-buahan, sayur-sayuran yang diperkaya antioksidan amat diperlukan untuk melindungi otak dari proses kerusakan sel-sel otak yang dapat menyebabkan kesulitan dalam mengingat, seperti proses belajarpun jadi lamban.

Gizi dan Nutrisi Penting Ibu Hamil

PERKEMBANGAN janin dalam kandungan sangatlah tergantung kepada makanan yang dikonsumsi ibu hamil. Oleh karena itu makanan bagi ibu hamil harus benar-benar diperhatikan apakah kandungan gizi dan nutrisi dari makanan yang dikonsumsinya sudah mencukupi kebutuhan ibu dan janinnya. Gizi atau nutrisi ibu hamil kondisinya sama saja dengan pengaturan gizi mengenai pola makan yang sehat. Hanya saja, ibu hamil harus lebih hati-hati dalam memilih makanan karena bisa berdampak juga bagi kesehatan janin yang sedang dikandungnya.

Kebutuhan gizi dan nutrisi ibu hamil bertambah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, khususnya ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua. Pada trimester kedua, janin tumbuh dengan sangat pesat, khususnya mengenai pertumbuhan otak berikut susunan syarafnya. Beberapa nutrisi penting yang diperlukan ibu hamil diantaranya adalah sumber kalori yaitu karbohidrat & lemak, protein, asam folat, vitamin B12, zat besi, zat seng, kalsium, vitamin C, vitamin A, Vitamin D, vitamin B6, vitamin E. Sedangkan nutrisi yang dibutuhkan bagi janin dalam kandungan diantaranya DHA, gangliosida (GA), asam folat, zat besi, EFA, FE dan kolin. Ibu hamil haruslah di beri dorongan agar mengkonsumsi makanan yang baik dan bergizi, ditambah kontrol terhadap kenaikan berat badannya selama kehamilan berlangsung. Kenaikan berat badan yang ideal berkisar antar 12-15 kilogram.

Kalori. Selama kehamilan konsumsi kalori haruslah bertambah dikisaran 300-400 kkal perharinya. Kalori yang di dapat haruslah berasal dari sumber makanan yang bervariasi, dimana pola makan 4 sehat 5 sempurna harus sebagai acuannya. Baiknya, 55% kalori di peroleh dari umbi-umbian serta nasi sebagi sumber karbohidrat, lemak baik nabati maupun hewani sebanyak 35%, 10% dari protein dan sayuran serta buahan bisa melengkapi.

Asama Folat. Janin sangat membutuhkan asam folat dalam jumlah banyak guna pembentukan sel dan sistem syaraf. Selama trimester pertama janin akan membutuhkan tambahan asam folat sebanyak 400 mikrogram per harinya. Jika janin mengalami kekurangan akan asam folat, maka hal ini akan membuat perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan dapat membuat janin terlahir dengan kelainan seperti mengalami anenchephaly (tanpa batok kepala), mengalami bibir sumbing dan menderita spina bifda (kondisi dimana tulang belakang tidak tersambung). Asam folat yang bisa di dapat pada buah-buahan, beras merah dan sayuran hijau.

Protein. Selain menjadi sumber bagi kalori dan zat pembangun, pembentukan darah dan sel merupakan salah satu fungsi protein. Protein dibutuhkan oleh ibu hamil dengan jumlah sekitar 60 gram setiap harinya atau 10 gram lebih banyak dari biasanya. Protein bisa didapatkan dari kacang-kacangan, tempe, putih telur, daging dan tahu.

Kalsium. Berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan gigi dan tulang janin. Dengan ada kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari penyakit osteoporosis. Kenapa hal ini bisa terjadi? karena jika ibu hamil tidak memiliki kalsium yang cukup, maka kebutuhan janin akan kalsium akan diambil dari tulang ibunya. Susu dan produk olahan lainnya merupakan sumber kalsium yang baik, selain kalsium, susu memiliki kandungan vitamin lain yang dibutuhkan ibu hamil, seerti vitamin A, Vitamin D, Vitamin B2 vitamin B3 dan vitamin C. Selain dari susu, kacang-kacangan dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga.

Vitamin A. Sangat bermanfaat bagi pemeliharaan fungsi mata, pertumbuhan tulang dan kulit. Selain itu vitamin A juga berfungsi sebagai imunitas dan pertumbuhan janin. Namun meskiun vitamin A sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, namun jangan samapi berlebih dalam mengkonsumsinya, karena jika ibu hamil mengalami kelebihan vitamin A hal ini dapat membuat janin terganggu pertumbuhannya.

Zat Besi. Berfungsi di dalam pembentukan darah terutama membentuk sel darah merah hemoglobin dan mengurangi resiko ibu hamil terkena anemia. Zat besi akan diperlukan pada saat kehamilan memasuki usia 20 minggu. Kebutuhan akan zat besi sebanyak 30 mg per harinya. Zat besi dapat diperoleh pada hati, daging atau ikan.

Vitamin C. Tubuh ibu hamil memerlukan vitamin C guna menyerap zat besi. Selain itu vitamin C sangat baik guna kesehatan gusi dan gigi. Fungsi lain dari vitamin C adalah melindungi jaringan dari organ tubuh dari bberbagai macam kerusakan serta memberikan otak berupa sinyal kimia, hal terjadi karena vitamin C banyak mengandung antioksidan.

Vitamin D. Dapat meneyerap kalsium sehingga sangat bermanfaat dalam pembentukan dan pertumbuhan tulang bayi. Vitamin D dapat di dapat dari sumber makanan, susu, kuning telur atau hati ikan.

Jika ibu hamil tidak mengalami berbagai macam gejala seperti anemia, gusi berdarah dan gejala lainnya, maka ibu hamil tersebut dapat dikatakan telah mencukupi kebutuhan akan gizi dan nutrisinya. Hal yang lebih penting untuk mengecek kecukupan nutrisi selama kehamilan adalah tentunya melalui perkembangan berat badan selama kehamilan. Tentunya kenaikan berat badan berbeda-beda tiap bulannya. (Baca: Berat Badan Ideal Selama Kehamilan).

Namun bagaimana jika selama kehamilan ibu hamil mengalami kekurangan asupan gizi? maka hal ini bisa berdampak pada terjadinya bayi terlahir secara prematur, mengakibatkan keguguran, adanya kelainan bayi dalam sistem syarafnya, janin berkembang tidak normal, bahkan hingga menyebabkan kematian janin. Jadi, perhatikan betul mengenai asupan gizi selama kehamilan, yang perlu diingat, janganlah memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi karena kuantitas, tapi gizi yang berkualitas dengan komposisi yang berimbang dan cukup, itu yang terpenting.