MENJADI orang tua baru tentu membahagiakan. Namun, kebahagiaan terkadang berubah menjadi kepanikan tatkala si kecil mendadak sakit. Nah, ada baiknya Anda mengenali 10 penyakit pertama bayi, seperti dipaparkan
1. BATUK-PILEK - Batuk-pilek pada bayi bisa karena banyak faktor. "Sebagian besar penyebabnya virus, yang jenisnya ada ratusan banyaknya. Biasanya sembuh sendiri, kok. Gejalanya, hidung berair, kadang tersumbat, lalu diikuti batuk dan demam." Selain virus, batuk-pilek juga bisa karena bakteri. Biasanya disertai panas dan gejalanya lebih berat, yaitu tenggorokan berwarna merah. Harus diberi antibiotik. Jika terus berlanjut, bisa berakibat komplikasi radang telinga tengah. "Namun, sakit telinga tak selalu terjadi pada batuk pilek.
"Jika cairan atau lendir banyak keluar dari hidung bayi dan membuat napas tersumbat, beri obat tetes hidung atau sedot cairan hidung dengan alat khusus. "Yang penting, penyebabnya dulu yang diobati. Karena virus belum ada obatnya, maka pertahanan tubuh si bayi-lah yang harus ditingkatkan." Biasanya, batuk-pilek pada bayi terjadi sekitar lima hari. Jika panas tubuh bayi tak turun-turun hingga 2 - 3 hari, segera bawa ke dokter. "Orang tua tak perlu cemas jika bayi batuk-pilek. Jika disertai panas, beri obat panas. Jangan lupa, beri nutrisi yang baik, terutama yang mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan atau jus, minum yang banyak, terutama ASI."
2. INFEKSI TELINGA - Infeksi telinga dapat disebabkan
batuk-pilek oleh virus yang terus-menerus, sehingga virus masuk ke dalam
saluran telinga. "Bisa juga karena telinga kemasukan air yang
mengandung kuman, sehingga mengakibatkan peradangan saluran telinga
tengah." Gejalanya, sakit pada telinga dan panas yang tidak turun-turun
selama 2 - 3 hari. "Harus segera dibawa ke dokter. Kalau tidak segera
ditangani, gendang telinga bayi bisa meradang dan pecah."
Jika tak diobati, lama-lama radang telinga akan makin parah dan dapat
menimbulkan nanah. "Jika nanah pecah, cairan itu akan keluar dari
telinga dengan bau yang tidak enak. Efek jangka panjangnya, sistem
pendengaran rusak."
3. DIARE - Seperti halnya batuk-pilek, diare pada bayi
juga bisa karena bermacam faktor, dari makanan yang tercemar kuman atau
virus, keracunan makanan, sampai alergi susu. Diare pada bayi umumnya
dapat dilihat dari jumlah cairan yang keluar melalui buang air besar
(BAB) yang lebih banyak dari cairan yang masuk. Frekuensi BAB-nya lebih
dari tiga kali sehari. Jadi, harus diberi banyak cairan supaya tidak
terjadi dehidrasi.
Pencegahannya, beri bayi minum, misalnya oralit, minuman yang
mengandung ion, atau minuman yang mengandung probiotik, seperti yoghurt
untuk membantu keseimbangan kuman dalam perut. "Bayi enam bulan sudah
boleh, kok, diberi minuman mengandung ion atau probiotik." Kusnandi juga
menegaskan, obat diare yang paling ampuh bagi bayi sebenarnya ASI,
karena mengandung obat anti-virus atau kuman yang dapat mencegah dan
mengurangi lamanya penyakit bersarang di dalam tubuh bayi.
Diare yang disertai demam, lanjut Kusnandi, paling sering disebabkan
oleh virus. "Semua penyakit karena virus, tidak ada obatnya. Yang
penting, meningkatkan daya tahan tubuh dan mengatasi kehilangan cairan
tubuh dengan banyak-banyak minum, terutama ASI."
Sementara diare disertai muntah, biasanya disebabkan karena rangsangan
ke dalam saluran pencernaan. "Rangsangan itu bisa macam-macam, bisa oleh
kuman atau racun zat kimia. Sekali lagi, yang penting adalah memberi
minum yang banyak. Bisa juga diberi obat anti muntah oleh dokter," kata
Kusnandi seraya mengingatkan agar orang tua tidak memberi bayi obat
pemampat feses atau tinja. "Jika tinja mampat, kuman enggak mati, malah
berkumpul di dalam usus. Lebih baik kuman dikeluarkan dulu melalui BAB.
Setelah kuman habis, otomatis diare akan berhenti dengan sendirinya,"
kata Kusnandi mengingatkan.
4. BATUK PLUS SESAK NAPAS - Pada bayi yang memiliki
potensi alergi atau asma, batuk pilek lama-lama bisa menimbulkan sesak
napas. "Batuk-pilek ini terjadi akibat kuman yang lama-lama menyebar ke
paru-paru. Bisa mengakibatkan gejala radang paru-paru, yaitu sesak
napas," ujar Kusnandi.
Jika sudah menyerang paru-paru, berarti sudah masuk ke tahap serius dan
harus betul-betul diobati. "Tanda-tanda sesak napas ini dapat dilihat
secara fisik, antara lain bayi bernapas lewat hidung, sehingga cuping
hidung kembang-kempis, napasnya cepat, setiap bernapas seperti ada yang
menariknya hingga dadanya cekung." Penanganan gejala-gejala serius ini
harus lebih teliti. Bila perlu dirawat di RS untuk diberi oksigen. "Jika
sudah sampai ke tahap serius, tak bisa lagi hanya diberi perawatan di
rumah. Bisa bahaya dan harus segera ditolong dokter," tegas Kusnandi.
5. SAKIT TENGGOROKAN - Sakit tenggorokan pada bayi
bisa karena kuman atau virus yang menyerang tenggorokan. "Tanda-tanda
fisiknya, tenggorokan berwarna merah, yang dapat terlihat di bagian
leher. Bayi juga terlihat seperti kesakitan, rewel, dan biasanya sulit
menelan."
Jika disebabkan virus, biasanya dokter akan memberi obat pengurang rasa
sakit, vitamin, dan dianjurkan diberi makan yang banyak, terutama jus
buah, sayur bening, dan ASI, agar tubuhnya kembali kuat. Namun jika
penyebabnya kuman, dokter akan memberi antibiotik. "Bisa berupa sirup
atau puyer. Puyer lebih ekonomis dan dosisnya bisa lebih tepat, karena
dihitung per kilogram berat badan bayi. Efektivitasnya, sih, sebenarnya
sama saja dengan sirup."