Kekurangan zat besi adalah salah satu gangguan nutrisi yang sering terjadi pada anak tetapi sering diabaikan. Meskipun zat besi sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, Kurangi zat besi dapat menyebabkan penyakit pada anak.
Penyakit yang Disebabkan oleh Kekurangan Zat Besi
Kekurangan zat besi dapat memengaruhi perilaku, kecerdasan, dan kemampuan motorik anak. Apa saja penyakit yang berhubungan dengan kekurangan zat besi?1. Anemia Defisiensi Zat Besi
Anemia defisiensi besi (ADB) dapat terjadi karena kekurangan zat besi. Kemenkes Amerika Serikat menyatakan bahwa anemia jenis ini merupakan yang paling umum di dunia. Pada anak yang mengalami anemia defisiensi besi, gejala yang mungkin muncul termasuk kulit dan bagian bawah kelopak mata pucat, lebih rewel dan marah, detak jantung cepat, nyeri atau bengkak di lidah, hingga pembengkakan limpa.
Selain itu, penyakit ini juga sering kali menunjukkan gejala yang dikenal sebagai pica, yaitu gangguan makan yang ditandai dengan keinginan untuk mengonsumsi benda-benda yang tidak bernutrisi dan tidak dianggap sebagai makanan seperti tanah, batu, kertas, dan lainnya.
2. Anemia Bakterial
Ketika sel darah merah lebih kecil atau jumlahnya lebih sedikit dari normal, itu disebut anemia mikrositik, yang merupakan penyakit selanjutnya yang disebabkan oleh kekurangan zat besi. Tubuh kekurangan hemoglobin, protein yang membantu sel darah merah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, yang menyebabkan kondisi ini terjadi. Kurang zat besi atau penyakit kronis seperti talasemia, tuberkulosis, dan penyakit autoimun dapat menyebabkan anemia mikrositik.
Gejala anemia mikrositik seperti wajah pucat, rewel dan cepat marah, sulit konsentrasi, sakit kepala, dan pembesaran limpa.
3. Sindrom Lengan Letih
Sindrome kaki gelisah, juga dikenal sebagai sindrom kaki gelisah, adalah ketika bayi merasa kakinya tidak nyaman dan ingin terus menggerakkannya. Ini adalah gangguan neurologis yang penyebab utamanya seringkali tidak diketahui. Namun, penyakit lain, seperti anemia defisiensi besi, dapat menyebabkannya. Gejalanya biasanya lebih parah saat si Kecil ingin tidur atau membangunkannya di tengah malam.
Sensasi yang dirasakan dapat berupa sensasi merayap di kaki, atau rasa tidak nyaman yang memicu keinginan untuk bergerak atau melompat.
Infeksi Saluran Pernapasan Keempat
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh. Dengan demikian, anak-anak yang kekurangan zat besi lebih rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi saluran pernapasan. Namun, ada banyak jenis infeksi saluran pernapasan. Apabila sistem kekebalan tubuh anak lemah, mereka juga lebih rentan terhadap infeksi lain.
5. Disfungsi Tumbuh Kembang Anak
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak, meskipun bukan penyakit.
Salah satu nutrisi yang sangat penting untuk tumbuh kembang anak adalah zat besi. Zat besi mendukung fungsi kognitif, mendukung perkembangan saraf, dan menurunkan risiko stunting.
6. penyakit jantung
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, gejala anemia defisiensi besi dapat termasuk detak jantung yang lebih cepat. Karena anemia, kadar hemoglobin yang rendah menyebabkan kadar oksigen yang dibawa ke jantung juga rendah. Dengan demikian, jantung perlu memompa lebih banyak darah. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah seperti pembesaran jantung atau gagal jantung jika tidak ditangani.
Namun, anak-anak yang sudah memiliki kelainan jantung bawaan atau mereka yang menderita anemia defisiensi besi berat yang tidak ditangani dengan baik biasanya lebih rentan terhadap kondisi ini.
Ciri-ciri Anak yang Kekurangan Zat Besi dan Cara Mencukupinya
Prosedur untuk Mendeteksi Penyakit yang Berhubungan dengan Kekurangan Zat Besi
Kekurangan zat besi tentunya memiliki gejala yang berbeda pada anak-anak. Oleh karena itu, untuk membantu dalam diagnosis penyakit ini, tes tertentu juga perlu dilakukan. Diagnosis kekurangan zat besi dilakukan dengan cara berikut:
1. Percobaan Fisik
Dokter melakukan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi gejala anak, baik yang terlihat maupun yang dirasakan.
2. Uji darah
Dilanjutkan dengan pemeriksaan darah. Seseorang dapat didiagnosis dengan anemia jika hasilnya menunjukkan hemoglobin yang rendah, hematokrit (persentase volume darah yang terdiri dari sel darah merah), dan jumlah sel darah merah yang rendah. Kemudian, sel darah merah yang berukuran abnormal atau lebih kecil dari seharusnya dapat diperiksa untuk memastikan bahwa anemia tersebut memang disebabkan oleh kekurangan zat besi.
Selain itu, tes darah ini mengevaluasi tingkat ferritin dan transferrin, yang merupakan protein dalam darah. Selain itu, kadar yang rendah dapat menunjukkan kekurangan zat besi. Namun, kadar ferritin mungkin tetap tinggi dalam kasus peradangan, infeksi, kanker, atau kerusakan hati.
3. Melakukan Tes Sumsum Tulang Belakang
Kadang-kadang, diagnosis kekurangan zat besi memerlukan pemeriksaan sumsum tulang belakang. Namun, ini hanya dilakukan dalam kasus di mana diagnosis tidak dapat dibuktikan melalui pemeriksaan fisik dan tes darah.
Untuk melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, sampel sumsum tulang diambil menggunakan jarum dan kemudian diperiksa di laboratorium.
Pengobatan Penyakit yang Disebabkan oleh Kekurangan Zat Besi
Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan zat besi diobati dengan cara yang berbeda-beda. Namun, untuk mengatasi defisiensi zat besi, beberapa hal berikut dapat dilakukan:
Konsumsi zat besi. Jika ada kekurangan zat besi, anak-anak boleh mengonsumsi suplemen zat besi. Pastinya harus sesuai dengan petunjuk dokter.
Mengubah kebiasaan makan Anda. Makanan tinggi zat besi dapat ditambahkan ke dalam menu bunda.
Konsumsi makanan yang meningkatkan penyerapan zat besi Penyerapan zat besi dapat dibantu oleh vitamin C. Untuk memaksimalkan penyerapan zat besi, tambahkan makanan yang tinggi vitamin C.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan banyak penyakit yang menyerang si Kecil, meskipun pada awalnya dia tidak menunjukkan gejala yang signifikan. Bunda dapat memantau asupan zat besi anak dengan melihat apa yang mereka makan.