Bagi ibu yang bekerja, Air Susu Ibu
(ASI) perah (ASIP) merupakan jalan keluar untuk mempertahankan pemberian
ASI eksklusif buat si kecil. Untuk mendapatkan ASIP dapat dilakukan
secara manual (memijit payudara dengan jari) maupun menggunakan alat
bantu (pompa ASI). Biasanya masing-masing ibu mempunyai kesukaan
tersendiri cara memerah ASI. Tidak ada cara memerah ASI yang lebih
superior terhadap lainnya.
Pemerahan ASI dapat dilakukan kapan
saja, bahkan pada ibu yang tidak bekerja dan akan berada 24 jam
disamping bayi. Sebagaimana diketahui, payudara yang kosong akan
merangsang tubuh untuk menghasilkan ASI lebih banyak. Hal ini berlaku
seperti supply and demand dalam hukum ekonomi. Jadi apabila
bayi tidak mengosongkan payudara ibu saat menyusui, pengosongan secara
manual akan merangsang produksi ASI yang lebih banyak lagi nantinya.
Penyimpanan
ASIP dapat dilakukan di dalam plastik khusus ASI, botol susu bayi, atau
botol kaca yang bersih dan telah disterilkan. Agar ASIP dapat diberikan
secara optimal pada si kecil, sebaiknya penyimpanan dilakukan dalam
jumlah terbatas, sesuai dengan kemampuan minum bayi. Tentu perlu
diperhatikan pula untuk memberi penanggalan dan waktu penyimpanan ASIP
dilakukan. Hal ini berguna agar ASIP yang lebih dahulu diperah, lebih
dahulu dipergunakan. Hal ini popular dengan singkatan FIFO (first in first out).
Berikut disajikan lama penyimpanan ASIP yang dianjurkan dalam tabel:
Suhu ruangan
(19-26oC)
|
Cooler *
(-15-4oC)
|
Lemari es**
(4oC)
|
Freezer (1 pintu)
(-15-5oC)
|
Freezer (2 pintu)
|
|
(0-–18oC)
|
(-20-–4oC)
|
||||
4-6 jam
|
24 jam
|
5 hari
|
2 minggu
|
3-6 bulan
|
6-12 bulan
|
**pada bagian dalam kulkas, bukan di pintu kulkas. Sebagian kepustakaan menyebutkan hingga 8 hari.
Pencairan ASIP dilakukan dengan cara thawing, yaitu:
- Mengeluarkan ASIP dari freezer dan menempatkannya di dalam kulkas 1 hari sebelum digunakan (ASIP akan mencair dalam waktu +10 jam), kemudian dikeluarkan dari kulkas dan dihangatkan.
- Menaruh ASIP beku di bawah aliran air hangat. Pencairan ASIP tidak dianjurkan dengan cara didiamkan pada suhu ruangan, karena berisiko menyebabkan pertumbuhan bakteri dalam susu.
- ASIP yang telah diminum oleh bayi, harus dihabiskan dalam waktu 2 jam. Setelah 2 jam, sisa ASIP sebaiknya dibuang. Hal ini untuk menghindari pemberian ASIP yang terkontaminasi bakteri. Karena itu sebaiknya jumlah penyimpanan dan pemberian ASIP disesuaikan dengan kemampuan minum bayi.
- Apabila ASIP telah diencerkan, harus digunakan dalam waktu 24 jam.
- ASIP yang telah diencerkan tidak boleh dibekukan kembali.
- Untuk penyimpanan ASIP jangka panjang (>72 jam) sebaiknya gunakan botol plastik dengan food grade atau botol kaca steril.
Warna, bau, kekentalan, dan rasa ASI
dipengaruhi oleh diet ibu, sehingga tidak perlu cemas apabila ibu
melihat warna ASIP berbeda-beda. ASIP yang disimpan setelah beberapa
waktu akan terpisang menjadi 2 lapisan. Apabila hendak digunakan,
goyangkan botol saat hangat agar ASIP kembali tercampur rata. Sebagian
bayi sensitif dengan konsistensi, bau, maupun rasa ASI, sehingga menolak
ASIP terutama yang telah dibekukan dalam waktu cukup lama. Untuk
mengatasi hal ini, gunakan ASIP dengan masa beku lebih pendek.
Daftar pustaka:- Mayo clinic staff. Breast milk storage: Do’s and don’ts. 2012 [diakses 19 September 2012]; diunduh dari: www.mayiclinic.com/health/breast-milk-storage/MY00926.
- Centers for disease control and prevention. Proper handling and storage of human milk. 2010 [diakses 19 September 2012]; diunduh dari: www.cdc.goc/breastfeeding/recommendations/handling_breastmilk.htm.
- Chantry CJ, Eglash A, Howard CR. Human milk storage information for home use for healthy full-term infants. The academy of breatfeeding medicine. 2004.
Comments
Post a Comment